×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Sistem Tempat Tinggal Sang Penghuni Lembah Baliem

Tanggal 04 Mar 2015 oleh Muhammad Arif Nurrohman17.

“Cuit..cuit..cuit…”, suara burung terdengar indah di pagi hari yang cerah itu. Selintas siulan burung lainnya pun membalas dengan bersahut-sahutan. Udara yang begitu segar diselingi angin semilir mengawali hari itu dengan nyamannya. Matahari pun tak mau kalah memamerkan pesonanya, hangat dan berpadu mesra dengan sejuknya sebuah desa di Lembah Baliem. Pagi itu sangatlah berkesan, terutama bagi wisatawan yang terbiasa dengan keramaian kota dan bisingnya metropolitan. Desa ini sangat damai dan tentram.

Desa cantik ini bernama Desa Kurulu. Sebuah desa yang menjadi tempat tinggal bagi salah satu keluarga dari Suku Dani, suku terbesar di Papua yang terdapat di Lembah Baliem. Semua warga desa ini sebenarnya masih mempunyai hubungan keluarga. Mereka telah hidup sejak jaman purbakala dan tetap bertahan dengan budaya aslinya di tempat ini hingga jaman modern. Desa ini pun menjadi salah satu desa yang memiliki jumlah keluarga cukup besar, bila dibandingkan dengan desa lain yang tersebar luas di kawasan Lembah Baliem.

Dalam satu desa yang ditinggali masyarakat Dani, biasanya terdapat 3 hingga 4 silimo. Silimo sendiri adalah tempat tinggal bagi beberapa keluarga kecil yang berkelompok dan berada dalam satu pagar. Umumnya, satu silimo berisi 2 hingga 4 keluarga, tergantung kebijakan masing-masing keluarga kecil.

Sebuah Silimo memiliki sistem tempat tinggal yang terorganisir. Keberadaan Silimo diawali oleh sebuah pintu gerbang atau Mokareilla. Pintu ini menjadi celah masuk Silimo yang dikelilingi oleh pagar kayu atau biasa disebut Legar Obapuhu. Pagar ini berujung runcing dan ditutupi oleh tanah serta lumpur. Selanjutnya, di dalam Silimo terdapat beberapa bangunan yang memiliki jenis berbeda dan terbagi menurut fungsinya masing-masing. Sebenarnya, pembagian bangunan ini tidak begitu rumit. Pembagian ini cukup sederhana dan perbedaan fungsi tiap bangunannya pun terlihat jelas.

Pertama yang selalu terdapat di Silimo adalah rumah khas Papua yang bernama Honai. Bentuknya menyerupai jamur dangan atap jerami dan dinding kayu. Bentuk dan materi bangunan ini dibuat dengan tujuan agar suhu di dalamnya tetap terjaga hangat, mengingat dinginnya Lembah Baliem di saat malam hari.

Honai terbagi menjadi dua jenis. Jenis yang pertama adalah Pilamo, ini adalah Honai utama bagi kaum pria dalam satu Silimo. Semua aktifitas keluarga dikendalikan dari dalam Pilamo oleh para kepala keluarga. Pilamo hanya boleh dimasuki oleh kaum pria, dan hanya ada satu di dalam satu Silimo.

Kemudian, Honai berikutnya bernama Huma. Honai ini adalah tempat tinggal bagi kaum wanita dan anak-anak. Berbeda dengan Pilamo, Huma biasanya berjumlah lebih dari satu dalam sebuah Silimo. Semua kegiatan yang dilakukan oleh wanita terjadi di dalam Huma, contohnya mengurus anak, membuat kerajinan, hingga bercengkrama. Aturan dalam Huma pun tidak seketat Pilamo, kaum pria boleh memasuki Honai jenis ini.

Bangunan lain yang terdapat dalam Silimo salah satunya adalah Hunila. Sejenis Honai, namun memiliki bentuk memanjang dan lebih luas. Hunila merupakan dapur yang menjadi pusat pembuatan makanan bagi seluruh penghuni Silimo. Biasanya, kaum wanita membakar ubi atau memasak sagu di dalam bangunan ini. Setelah masak, makanan akan diantarkan ke dalam Pilamo terlebih dahulu, baru kemudian dibagikan kepada keluarga secara keseluruhan.

Berikutnya adalah Wam Dabula, bangunan ini adalah kandang ternak. Hewan ternak utama yang biasa dipelihara di kandang ini adalah babi atau biasa disebut Wam. Bangunan ini cukup spesial, karena Wam sangat bernilai bagi masyarakat Dani. Umumnya, Wam Dabula berbentuk rumah panjang mirip Hunila, namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil dan ditempatkan di sudut-sudut Silimo yang agak jauh dari Honai.

Secara umum, bangunan-bangunan inilah yang selalu ada dalam satu Silimo. Semua mempunyai fungsi dan bentuk yang berbeda satu dengan lainnya. Keberadaan bangunan-bangunan unik nan indah ini menjadi sebuah tradisi yang terus diturunkan antar generasi suku Dani dan masih bertahan hingga saat ini. Selain itu, struktur organisasi tempat tinggal suku Dani ini pun menjadi sebuah bukti kebudayaan luhur yang dimiliki Sang Penghuni Lembah Baliem.

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...