Ritual
Ritual
Jejak sejarah dan potensi wisata Jawa Barat Kabupaten Bandung
Sisi lain dari Situs Sejarah Bukit Sadu
- 14 Agustus 2018

Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.Sebuah bukit yang kini telah menjadi nilai sejarah yang tinggi dan forklor yang erat di sana. Adapun forklor sendiri adalah istilah untuk cerita rakyat yang ditemukan di sana secara turun-temurun. Bukit ini didominasi oleh banyaknya pohon bambu dengan ketinggian bukit yang rendah, hanya 895 mdpl dengan curah hujan sekitar 300-1500 mm/tahun serta suhu rata-rata berkisar antara 22-30 derajat Celcius. Suasana yang cukup sejuk ini tentu bisa dinikmati oleh setiap orang yang menginginkan ketenangan jiwa dan raganya. Bukit Sadu awalnya hanyalah berupa hutan belantara yang terdapat 4 orang tokoh di dalamnya (empat sekawan),yang menjadi cikal bakal terciptanya sebuah desa. Mereka adalah perwakilan kerajaan Mataram yang melakukan pertapaan di puncak bukit Sadu dengan penguasaan energi yang tinggi dan handal serta mahir dalam ilmu bela diri. Selain itu, mereka memiliki tugas masing-masing yaitu sebagai juru damai, ahli pemerintahan, dan bagian tata ruang desa hingga terbentuklah Desa Sadu ini. Sementara itu,pada zaman penjajahan Jepang, para penjajah juga pernah singgah di bukit ini. Mereka membuat gua-gua yang tersebar di bukit Sadu ini. Gua-gua ini diklaim sebagai tempat persembunyian tentara Jepang pada masa penjajahan. Namun saat ini, kondisinya tidak terawat, bahkan sebagian ditutup dengan alasan keamanan. Adapun panjang dari setiap gua ini bervariasi, berkisar antara 8 m hingga 30 m. Bahkan menurut pengakuan salah seorang warga, di sana terdapat gua yang menembus bukit Sadu dari satu sisi ke sisi yang lain, namun gua itu sudah tertimbun. Beredar pula cerita bahwa di dalam salah satu gua terdapat ular yang berukuran sangat besar namun belum bisa dibuktikan keberadaannya. Pada bagian puncak Sadu ditemukan banyak bongkahan batu yang cukup besar dan tersebar di seluruh bagian puncak bukit Sadu ini dan terdapat pula sebuah makam sederhana yang dikelilingi oleh bebatuan yang dikeramatkan oleh warga sekitar. Makam tersebut adalah makam dari tokoh pendiri desa Sadu, Mbah Paduraksa. Banyak orang dari berbagai daerah yang datang ke bukit ini dengan berbagai tujuan,mulai dari ziarah, jalan-jalan, mencari ketenangan, hingga terapi kesehatan. Seperti halnya pada situs lainnya, situs ini juga memiliki banyak hal mistis yang bisa ditemukan kapan saja. Namun, ada satu keistimewaan mengenai bukit Sadu di luar unsur mistis, yaitu adanya anomali magnetik yang cukup besar pada batuan yang mengelilingi makam tersebut dan dapat dibuktikan dengan percobaan jarum kompas yang mengarah tidak beraturan. Adanya anomali magnetik teraebut membuat sebagian masyarakat percaya apabila situs bukit Sadu, salah satu cagar budaya daerah yang dikenal dengan istilah 'Dalem Bandung' itu memberi pengaruh besar terhadap kesehatan. Maka sejak beberapa tahun yang lalu, selain dijadikan lokasi ziarah situs ini menjadi tempat terapi kesehatan yang banyak dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Dengan keberadaan kandungan magnetik yang terdapat pada situs Bukit Sadu, maka bisa menjadi sebuah tempat wisata yang menjanjikan. Apalagi, situs ini memiliki kekuatan magnetik terbesar dibanding situs-situs lain yang ada di Jawa Barat, dengan ukuran 100-300 microtesla. Maka dari itu, bagi setiap orang yang ingin berlangsung ke obyek wisata situs Bukit Sadu disarankan untuk tidak membawa ponsel saat berada di kawasan bukit Sadu karena dikhawatirkan akan merusak ponsel akibat medan magnet tersebut. Adapun akses transportasi yang dapat diakses bisa melalui tol Soreang-Pasir Koja (keluar Soreang) dan juga bisa melalui Jl.Raya Soreang-Kopo. Baik dari tol maupun dari arah jalan raya Soreang-Kopo, nanti bisa meneruskan ke Jalan Al-Fathu kemudian ke Jl. Raya Panyirapan hingga terlihat bukit Sadu terlihat seperti bukit kecil yang terdapat SUTET di kaki bukitnya di sisi kiri jalan tersebut dan bisa masuk melalui gang Sadu. Selamat berwisata..

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Sisi lain dari Situs Sejarah Bukit Sadu

Referensi untuk setiap orang yang ingin lebih mengetahui tentang Bukit Sadu.

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline