Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.Sebuah bukit yang kini telah menjadi nilai sejarah yang tinggi dan forklor yang erat di sana. Adapun forklor sendiri adalah istilah untuk cerita rakyat yang ditemukan di sana secara turun-temurun. Bukit ini didominasi oleh banyaknya pohon bambu dengan ketinggian bukit yang rendah, hanya 895 mdpl dengan curah hujan sekitar 300-1500 mm/tahun serta suhu rata-rata berkisar antara 22-30 derajat Celcius. Suasana yang cukup sejuk ini tentu bisa dinikmati oleh setiap orang yang menginginkan ketenangan jiwa dan raganya. Bukit Sadu awalnya hanyalah berupa hutan belantara yang terdapat 4 orang tokoh di dalamnya (empat sekawan),yang menjadi cikal bakal terciptanya sebuah desa. Mereka adalah perwakilan kerajaan Mataram yang melakukan pertapaan di puncak bukit Sadu dengan penguasaan energi yang tinggi dan handal serta mahir dalam ilmu bela diri. Selain itu, mereka memiliki tugas masing-masing yaitu sebagai juru damai, ahli pemerintahan, dan bagian tata ruang desa hingga terbentuklah Desa Sadu ini. Sementara itu,pada zaman penjajahan Jepang, para penjajah juga pernah singgah di bukit ini. Mereka membuat gua-gua yang tersebar di bukit Sadu ini. Gua-gua ini diklaim sebagai tempat persembunyian tentara Jepang pada masa penjajahan. Namun saat ini, kondisinya tidak terawat, bahkan sebagian ditutup dengan alasan keamanan. Adapun panjang dari setiap gua ini bervariasi, berkisar antara 8 m hingga 30 m. Bahkan menurut pengakuan salah seorang warga, di sana terdapat gua yang menembus bukit Sadu dari satu sisi ke sisi yang lain, namun gua itu sudah tertimbun. Beredar pula cerita bahwa di dalam salah satu gua terdapat ular yang berukuran sangat besar namun belum bisa dibuktikan keberadaannya. Pada bagian puncak Sadu ditemukan banyak bongkahan batu yang cukup besar dan tersebar di seluruh bagian puncak bukit Sadu ini dan terdapat pula sebuah makam sederhana yang dikelilingi oleh bebatuan yang dikeramatkan oleh warga sekitar. Makam tersebut adalah makam dari tokoh pendiri desa Sadu, Mbah Paduraksa. Banyak orang dari berbagai daerah yang datang ke bukit ini dengan berbagai tujuan,mulai dari ziarah, jalan-jalan, mencari ketenangan, hingga terapi kesehatan. Seperti halnya pada situs lainnya, situs ini juga memiliki banyak hal mistis yang bisa ditemukan kapan saja. Namun, ada satu keistimewaan mengenai bukit Sadu di luar unsur mistis, yaitu adanya anomali magnetik yang cukup besar pada batuan yang mengelilingi makam tersebut dan dapat dibuktikan dengan percobaan jarum kompas yang mengarah tidak beraturan. Adanya anomali magnetik teraebut membuat sebagian masyarakat percaya apabila situs bukit Sadu, salah satu cagar budaya daerah yang dikenal dengan istilah 'Dalem Bandung' itu memberi pengaruh besar terhadap kesehatan. Maka sejak beberapa tahun yang lalu, selain dijadikan lokasi ziarah situs ini menjadi tempat terapi kesehatan yang banyak dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Dengan keberadaan kandungan magnetik yang terdapat pada situs Bukit Sadu, maka bisa menjadi sebuah tempat wisata yang menjanjikan. Apalagi, situs ini memiliki kekuatan magnetik terbesar dibanding situs-situs lain yang ada di Jawa Barat, dengan ukuran 100-300 microtesla. Maka dari itu, bagi setiap orang yang ingin berlangsung ke obyek wisata situs Bukit Sadu disarankan untuk tidak membawa ponsel saat berada di kawasan bukit Sadu karena dikhawatirkan akan merusak ponsel akibat medan magnet tersebut. Adapun akses transportasi yang dapat diakses bisa melalui tol Soreang-Pasir Koja (keluar Soreang) dan juga bisa melalui Jl.Raya Soreang-Kopo. Baik dari tol maupun dari arah jalan raya Soreang-Kopo, nanti bisa meneruskan ke Jalan Al-Fathu kemudian ke Jl. Raya Panyirapan hingga terlihat bukit Sadu terlihat seperti bukit kecil yang terdapat SUTET di kaki bukitnya di sisi kiri jalan tersebut dan bisa masuk melalui gang Sadu. Selamat berwisata..
Sisi lain dari Situs Sejarah Bukit Sadu
Referensi untuk setiap orang yang ingin lebih mengetahui tentang Bukit Sadu.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.