|
|
|
|
Sipaha Sada Dan Lima Tanggal 26 Dec 2018 oleh Aze . Revisi 2 oleh As.bookmark pada 12 Sep 2023. |
Berabad-abad lamanya, orang Batak memiliki agama asli Batak yang dikenal dengan Parmalim atau Ugamo Malim. Setiap tahunnya mereka mengadakan dua kali upacara besar. Tetapi mereka juga mengadakan upacara-upaca lainnya. Diantara upacara ritual Ugamo Malim tersebut yaitu, Marari Sabtu, Martutuaek, Mardebata, Pasahat Tondi, dan Mangan Napaet. Sementara dua upacara besarnya yaitu Upacara Sipaha Sada dan Upacara Sipaha Lima.
Marari Sabtu merupakan ibadah atau upacara yang dilakukan setiap hari sabtu. Mereka melakukan sembah dan puji kepada Mulajadi Na Bolon di Bale Pasogit (tempat ibadah) pusat maupun cabang/daerah. Dalam upacara tersebut penganut Ugamo Malim diberikan poda atau bimbingan agar lebih tekun berprilaku menghayati Ugamonya.
Martutuaek adalah upacara yang dilakukan di rumah atas kelahiran anak sekaligus pemberian nama terhadap anak tersebut. Mardebata adalah upacara yang dilakukan masing-masing penganut Ugamo Malim, upacara ini tidak melibatkan orang lain.
Pasahat Tondi merupakan upacara kematian. Sementara Mangan Napaet adalah upacara dengan cara berpuasa untuk menebus dosa yang dilaksanakan selama 24 jam penuh setiap penghujung tahun kalender Batak, yaitu pada ari hurung bulan hurung.
Adapun upacara Sipaha Sada dan Sipaha Lima merupakan upacara besar Parmalim yang dilaksanakan secara khusuk dan khidmat sebagai bagian Ritual Ugamo Malim. Sipaha Sada dilaksanakan pada bulan pertama dalam kalender Batak, sementara Sipaha Lima dilaksanakan pada bulan kelima dalam kalender Batak. Mereka melaksanakannya di Huta Tinggi Kabupaten Toba Samosir yang dipusatkan di Bale Pagosit (tempat suci ibadah Parmalim).
Secara harfiah, Sipaha Sada berasal dari kata sipaha yang memiliki makna sebutan untuk bulan, dan sada artinya satu. Jadi Sipaha Sada ialah upacara ritual Ugamo Malim yang dilaksanakan pada bulan pertama setiap tahunnya. Upacara Sipaha Sada dilaksanakan sebagai penyambutan datangnya tahun baru Ugamo Malim, atau acara pergantian tahun sekaligus dinamakan Tahun Baru Batak.
Disamping untuk menyambut tahun baru, juga untuk mendoakan para raja Parmalim terdahulu, sejak dari Sisingamaharaja hingga raja-raja yang sekarang. Tak lupa pula mendoakan para pemimpin di segala penjuru dunia yang dalam pemaknaan filosofis mereka sebut sebagai pemimpin dari empat penjuru dunia dan empat segi kehidupan.
Sebelum upacara ini dilaksanakan, sehari sebelumnya mereka melakukan puasa selama 24 jam. Upacara ini memiliki maksud, bahwa mereka mendapatkan kemenangan dalam melawan kuasa iblis.
Upacara ini dilaksanakan sebagai tanda syukur atas kelahiran Tuhan Simarimbulu Bosi ke tengah-tengah umat Parmalim untuk menebut dosa, sehingga mereka bisa disucikan. Mereka meyakini bahwa pada saatnya akan mendapatkan kehidupan yang kekal di tempat yang mahasuci di benua ginjang atau benua atas.
Dalam pelaksanaan upacara tersebut, mereka memberikan sesaji yang bersih sebagai alas tangan. Sesajian tersebut disebut dengan palean yang berupa daging ayam, kambing putih, ihan (ikan batak), telur, nasi putih, sirih, sayur-mayur, jeruk purut, air suci, dan dupa.
Hal ini supaya mereka dapat berkomunikasi memohon berkat kepada Debata Mula Jadi Na Bolon, sang penguasa alam roh. Termasuk juga kepada ketiga wujud pancaran kuasa yaitu Batara guru, Debata Sori dan Debata Balabulan, seterusnya kepada Raja Nasiakbagi dihantarkan asap dupa, dengan bunyi gendang sabangunan.
Upacara ini dipimpin oleh seorang imam yang disebut dengan Ihutan. Dalam pelaksanaannya, praktek mamale (bersaji) dan martonggo (berdoa) belum sempurna tanpa kehadiran gondang hasapi. Gondang hasapi merupakan ensambel musik Batak Toba yang terdiri dari hasapi anak dan hasapi ina, satu buah garantung, satu buah sarune etek, dan satu buah hesek.
Adapun upacara besar yang kedua adalah Sipaha Lima yang dilaksakan pada bulan kelima Kalender Batak untuk menyampaikan puji-pujian kepada Mulajadi Nabolon termasuk kepada wujud Pancaran Kuasanya Batara guru, Debata Sori dan Debata Balabulan.
Seterusnya kepada Raja Nasiakbagi karena atas berkatnya semuanya memperoleh rahmat, sehat jasmani dan rohani. Upacara ini disebut upacara kurban karena sesaji yang di persembahkan adalah kurban berupa kerbau atau lembu.
Sebenarnya upacara ini berpangkal dari persembahan hasil penuaian pertama kira-kira dua liter atau patunoma dari panen kepada Mulajadi Nabolon. Upacara dilakukan besar besaran oleh semua umat parmalim yang datang dari segala penjuru tanah air dan ditampung di Bale Pangaminan. Sajian pertama kepada Mulajadi Nabolon diantar dengan asap dupa, dengan bunyi gendang sabangunan.
Ritual Ugamo Malim, Sipaha Lima diselenggarakan pada hari ke 12 – 13 dan 14 menjelang bulan purnama. Hari tersebut dinamakan Boraspati, singkora,dan Samisara berkisar antara bulan Juli – Agustus pada bulan Masehi. Upacara diadakan penuh khidmat tanda syukur kepada Mulajadi Nabolon agar diberi keselamatan dan kesejahteraan pada hari hari berikutnya.
Upacara Pamaleon Bolon Sipaha Lima diawali dengan ritual Persahadatan atau menghaturkan doa kepada Debata Mulajadi Na Bolon. Ada dua hal penting yang mereka minta kepada Debata Mulajadi Na Bolon, yakni pengampunan dosa dan kelancaran keseluruhan rangkaian upacara ini.
Doa dipimpin penatua bergelar Raja Marnakok Naipospos yang juga disebut Ihutan Parmalim dengan iringan alat musik khas Batak seperti teganing, odap, ogung, sarune bolon, hesek, serta gondang sabangunan yang tak henti-hentinya ditabuh mengiringi prosesi ini. Musik memang diyakini oleh mereka sebagai media penghantar doa kaum Parmalim kepada Debata Mulajadi Na Bolon.
sumber : http://www.wacana.co/2013/05/sipaha-sada-dan-lima-ritual-ugamo-malim/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |