Senjata dan Alat Perang
Senjata dan Alat Perang
Silat DKI Jakarta Betawi, Jakarta
Silat Sabeni
- 4 September 2014
Silat Aliran Sabeni
 
Ciri khas silat aliran sabeni adalah jurus kelabang muter, jurus kelabang nyebrang.
 

SABENI TENABANG

Seni Maen Pukulan Sabeni Tenabang adalah aliran silat tradisional asli Betawi yang berasal dari daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat, Indonesia. 

Aliran silat tradisional ini pertama kali dikembangkan oleh Sabeni bin Canam (pendiri aliran Sabeni) dan diturunkan kepada keturunannya yang salah satunya bernama M. Ali Sabeni, mantan tentara Angkatan Darat Indonesia yang pada hari tuanya lebih dikenal sebagai seorang seniman kesenian Sambrah Betawi. 

Penyebaran silat tradisional aliran Sabeni ini memang pada awalnya sangat terbatas karena merupakan ilmu beladiri silat keluarga. Namun seiring perkembangan jaman dan tuntutan pelestarian budaya, silat tradisional asli Betawi ini akhirnya mulai diajarkan keluar, yang fokusnya pada tahap awal adalah untuk anak-anak muda warga daerah Tanah Abang. 

Dalam perkembangannya kini silat tradisional asli Betawi ini diteruskan oleh generasi ketiga Sabeni yaitu anak dari M. Ali Sabeni yang bernama Zul Bachtiar Sabeni dan merupakan pewaris utama ilmu silat tradisional aliran Sabeni yang terus melestarikannya hingga kini.

Sumber: http://www.sabenitenabang.com/

 

Sejarah Pendekar Sabeni

 

Pada abad 19 dulu, ada seorang pendekar di Tenabang (sebutan Tanah Abang dalam logat Betawi) yang selalu membela rakyat kecil yang ditindas oleh penjajah, Pendekar Sabeni namanya. Pendekar Sabeni lahir sekitar tahun 1860 di Kebon Pala Tanah Abang dari orang tua bernama Canam dan Piyah.

Nama Sabeni mulai dikenal luas setelah Sabeni mampu mengalahkan salah satu jagoan di daerah Kemayoran yang dijuluki Macan Kemayoran ketika hendak melamar puteri si Macan Kemayoran tersebut untuk dijadikan isterinya.

Selain itu ada peristiwa lain dimana Sabeni berhasil mengalahkan dengan telak Jago Kuntau dari Cina di Princen Park (sekarang bernama Lokasari) yang sengaja didatangkan oleh penjajah Belanda bernama Tuan Danu yang tidak menyukai aktivitas Sabeni dalam melatih para pemuda Betawi bermain silat atau maen pukulan.

Oleh penjajah Belanda akhirnya Sabeni diangkat menjadi seorang Serehan (sebutan untuk kepala kampung) di Tenabang.

Bahkan dalam usianya yang tergolong lanjut (83 tahun) Sabeni juga masih sanggup mengalahkan jago-jago beladiri Jepang yang sengaja didatangkan oleh penjajah Jepang untuk bertarung melawannya.

Jepang yang ketika itu tengah berperang melawan Sekutu memerlukan para pemuda Indonesia untuk dijadikan Heiho (semacam tenaga sukarelawan untuk membantu para prajurit Jepang). Salah satu putra belia Sabeni yang bernama Sapi’ie juga diharuskan menjadi Heiho seperti halnya para pemuda lainnya. Dan ia pun ditempatkan di Surabaya.

Karena tidak tahan menghadapi perlakuan tentara Dai Nippon, Sapi’ie akhirnya melarikan diri dari Surabaya dan bersembunyi di rumah orangtuanya. Tentu saja pihak Kempetai (Polisi Rahasia Jepang) tidak tinggal diam dan terus mencari keberadaannya.

Karena Sapi’ie tidak juga tertangkap, sekitar tahun 1943 Kempetai akhirnya menahan Sabeni sebagai jaminan. Mengetahui Sabeni yang tersohor sebagai pendekar jago silat, Kempetai pun lantas ingin mengujinya. Komandan Kempetai mendatangkan beberapa ahli beladiri langsung dari Jepang dan menantang Sabeni untuk diadu dalam duel di Markas Kempetai di Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Singkat cerita, Sabeni kemudian melawan satu per satu ahli beladiri Jepang itu dan berhasil mengalahkan mereka semua dengan menggunakan salah satu jurusnya yang terkenal yaitu jurus Kelabang Nyeberang. Tentara Jepang pun terkesima dengan kemampuan silat Sabeni dan tak lama setelah Pendekar Sabeni dan Sapi’ie dibebaskan, salah seorang komandan tentara Jepang tersebut datang ke rumah Sabeni untuk menawarkan Sabeni agar melatih tentara khusus mereka di Jepang. Namun karena usia Sabeni yang sudah terlalu tua untuk bepergian dan melatih ketika itu (83 tahun), maka dikirimlah murid kepercayaan Sabeni yang bernama Salim untuk berangkat ke Jepang. Sabeni pun kembali menjalani hari-harinya di tanah kelahirannya, Tanah Abang.                            

Pendekar Sabeni mengisi hari tuanya dengan melatih warga yang ingin belajar silat darinya. Ia mengajar maen pukulan ke hampir seluruh penjuru kota Jakarta hingga meninggal dunia dengan tenang dan didampingi oleh para murid dan anak-anaknya pada hari Jumat tanggal 15 Agustus 1945 atau tepatnya 2 hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dalam usia 85 tahun. Sabeni dimakamkan di Jalan Kubur Lama Tanah Abang yang kemudian atas upaya salah satu putranya yang bernama M. Ali Sabeni, oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta jalan tersebut diganti namanya menjadi Jalan Sabeni. Saat ini makam Pendekar Sabeni telah dipindahkan ke TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat yang lokasinya berdekatan dengan makam almarhum M.H.Thamrin salah seorang tokoh Nasional yang juga berasal dari DKI Jakarta.

Sumber: http://www.sabenitenabang.com/sejarah.htm

 

Seni Silat Sabeni:

Pada abad 19 dulu, ada pendekar Tenabang (sebutan Tanah Abang dalam logat Betawi, red) yang selalu membela rakyat kecil yang ditindas penjajah, Sabeni namanya. Ia lahir di Tanah Abang pada tahun 1860.

“Engkong itu jago banget silat. Tapi dia bukan tipe orang yang nyari masalah duluan, dia cenderung diem, ngamatin. Kalau ada rakyat yang dizalimi baru deh turun tangan. Mungkin itu yang bikin dia disegenin,” ujar Zul, cucu Sabeni dengan logat Betawi khasnya saat ditemui detikcom, di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (7/6/2013). 

Zul Bachtiar atau yang biasa disapa Bang Zul, adalah cucu dari istri ketiga almarhum Sabeni. Sambil duduk santai Bang Zul menjelaskan kepada detikcom bahwa pada masa penjajahan, kakeknya adalah sosok yang memiliki pengaruh di Tanah Abang. Engkong Sabeni tak hanya disegani oleh kaum pribumi, tapi juga penjajah.

Pernah ketika itu sekitar tahun 1943, Sabeni ditantang oleh Jepang untuk membuktikan kemampuan silatnya. Jepang mendatangkan beberapa ahli bela diri langsung dari Jepang. 

Awal mula cerita kenapa akhirnya Sabeni harus meladeni tantangan Jepang adalah saat Jepang akan menangkap anak Sabeni yang bernama Syafii. Diceritakan Syafii kabur saat masih menjadi anggota polisi. Jepang tak mau ambil pusing dengan memilih untuk menangkap Sabeni, ayah Syafii

"Dibawalah Sabeni ke suatu tempat di Lokasari (Jakarta Barat). Di situ kayak arena olahraga gitu," tutur Bang Zul.


Persyaratan tandingnya, jika Sabeni berhasil mengalahkan semua jagoan bela diri dari Jepang itu, maka Syafii tak akan ditangkap. Namun jika Sabeni kalah, maka ia dan anaknya akan menjadi tahanan Jepang. Sabeni meladeni tantangan Jepang kendati saat itu sudah berusia lanjut, 83 tahun.

Singkat cerita, Sabeni kemudian melawan satu persatu jagoan itu. Bang Zul tak menjelaskan pendekar bela diri dari Jepang dari aliran mana saja yang diadu dengan Sabeni, karena menurutnya pada saat itu belum ada nama yang pasti. Namun diperkirakan seperti karate dan judo. 

"Terus Engkong berhasil dah tuh ngalahin semua jagoan-jagoan itu. Jepang pun kayak terkesima gitu. Nggak lama, pas Engkong sama Bang Syafii dibebasin, ada salah seorang komandan tentara Jepang datang ke rumah," ungkapnya.

Kedatangan komandan tentara itu ternyata untuk mengajukan tawaran kepada Sabeni untuk melatih tentara khusus Jepang. Namun karena Sabeni dinilai sudah terlalu tua untuk melatih, saat itu usianya sekitar 83 tahun, maka yang berangkat ke Jepang untuk melatih adalah murid kepercayaannya.

"Iya yang berangkat ke Jepang itu akhirnya Bang Salim, muridnya," kata Bang Zul. 

Sabeni pun kembali menjalani hari-harinya di tanah kelahirannya, Tanah Abang. Ia mengisi kesibukan dengan melatih beberapa warga yang ingin belajar silat Sabeni

“Disangkanya pas ngelatih silat itu Engkong mau bikin pemberontakan ke penjajah. Penjajah langsung manggil Engkong buat diangkat jadi kepala kampung. Kejadiannya sekitar tahun 1943, pas awal-awal Jepang datang ke Indonesia. Alesannya biar kakek saya nggak ngelakuin gerakan-gerakan pemberontakan. Intinya biar bisa mereka kontrol,” jelas pria berusia 50-an itu.


Sabeni menerima menjadi kepala kampung agar tenang dalam mengajarkan silat dan tak melulu dicurigai Jepang. Sabeni mengajarkan silat hingga wafat pada 15 Agustus 1945 karena sakit.

sumber: http://news.detik.com/read/2013/06/19/104007/2277634/10/sabeni-pendekar-dari-tenabang-yang-ditantang-jepang

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya