Ornamen
Ornamen
Patung Sumatera Utara Pulau Samosir
Sigale-Gale
- 23 April 2014
Sigale gale adalah patung yang berkembang di Masyarakat Batak, Sumatera Utara. Patung ini diukir menyerupai manusia, terbuat dari kayu dan yang dapat digerakkan seperti cara seseorang dalang untuk memainkan wayang golek dalam suku jawa. Gerakannya biasanya seperti gerak tari dan biasanya diiringi oleh musik gondang. Sejumlah cerita rakyat sering mengaitkan patung ini dengan Legenda Raja Manggele. 
 
Sekitar ± 300 tahun yang lalu, seorang keturunan si Raja Batak yaitu Raja Rahat yang konon adalah seorang raja yang kaya dan memiliki banyak tanah yang berada ± 50 Km dari Tomok, di sekitar pegunungan Desa Lumban Suhi (saat ini kerajaan itu sudah tidak terlihat lagi). Si Raja Rahat hanya memiliki satu orang anak saja yaitu si Raja Manggele. Pada usianya yang menjelang dewasa, ± 15 – 16 tahun, si Raja Rahat memerintah si Raja Manggele untuk memperluas daerah kekuasaannya, yang mana dalam hal itu mereka harus berperang. Menurut cerita, si Raja Manggele adalah seorang anak yang setia kepada orang tuanya, sehingga dia pun menyanggupi perintah ayahnya tersebut. Kemudian ia bergegas pergi ke daerah yang hendak dikuasai, bersama dengan prajurit-prajurit ayahnya. Melihat semangat si Raja Manggele, si Raja Rahat sangat senang melihat anaknya dan ia sangat mengasihi si Raja Manggele. Namun, kebahagiaan dan kesenangan itu tidak bertahan lama. Dalam peperangan itu Raja Manggele terkena musibah. Ia terkena panah sehingga terluka cukup parah. Pada saat itu, Raja Manggele masih sempat bertahan dan masih sempat diobati oleh “datu-datu (Dukun)”. Namun sangat disayangkan, usaha para datu tersebut ternyata sia-sia. Mereka tidak mampu untuk mengobati luka yang dideritanya, sehingga si Raja Manggele pun meninggal. Berita kematian Raja Manggele itu tersiar ke seluruh lapisan masyarakat. Kemudian sampailah kabar ini kepada si Raja Rahat dan ia pun sangat terkejut dan sangat menyesal karena telah menyuruh anaknya untuk ikut berperang. Setiap hari si Raja Rahat hanya bisa menangis. Ia frustasi dan bahkan kelihatan layaknya seperti orang gila. Si Raja Rahat menyalahkan dirinya karena ia yang telah mengakibatkan semua itu. 
 
Pada akhirnya berkumpullah sejumlah datu-datu besar. Dengan ilmu kebatinan yang mereka miliki, mereka mencoba memahat kayu dan membuatnya persis menyerupai si Raja Manggele. Konon para datu tersebut tidaklah mengenal si Raja Manggele, namun dengan ilmu kebatinan yang mereka miliki, mereka mampu membuat sebuah boneka manusia yang terbuat dari kayu yang mirip dengan si Raja Manggele. Kemudian patung si Raja Manggele itu dipakaikan ulos serta tali pengikat kepala dengan tiga macam warna yaitu merah, hitam dan putih. Mereka, dengan bantuan pemain musik “Gondang Bolon”, memanggil jiwa si Raja Manggele untuk merasuki patung tersebut. Kemudian, patung itu dapat bangkit dari peti itu dan patung tersebut mampu untuk menggerak-gerakkan badannya layaknya manusia (manortor). Gondang yang dipakai untuk memulainya adalah dimulai dari “Gondang Mulamula” sampai dengan “Gondang Hasahatan”. Melihat keberhasilan itu, akhirnya mereka berembuk untuk mempertunjukkan patung tersebut di hadapan si Raja Rahat. Dalam upacara itu, mereka memanggil roh Manggale dan rohnya dimasukkan ke dalam patung tersebut. Kemudian mereka pun pergi ke halaman rumah si Raja Rahat dan mereka pun mulai membangunkan patung tersebut dengan bantuan alat musik Gondang Bolon. Di saat si Raja Rahat mendengar suara gondang tersebut, ia keluar dan turun ke halaman rumahnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. Setelah melihat patung tersebut bisa “manortor” dan menyerupai anaknya si Raja Manggele, si Raja Rahat sangat senang melihat hal tersebut dan ia pun mulai tersenyum bahagia karena ia masih bisa merasakan anaknya seolah-olah hidup kembali.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gua Jepang Kaliurang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Goa Jepang yang berada di kawasan wisata Kaliurang ini merupakan salah satu goa buatan peninggalan pada masa penjajahan Jepang. Goa yang dibangun pada tahun 1942-1945 ini merupakan tempat perlindungan tentara Jepang dari para tentara sekutu pada masa itu. Goa Jepang di Kaliurang ini memang memiliki fungsi yang berbeda dengan Goa Jepang di daerah Berbah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata dan bom. Goa yang terletak di Bukit Plawangan ini memiliki 25 goa buatan yang satu sama lain memiliki ruang penghubung masing-masing. Sebelum menuju goa ini, dari pintu masuk Nirmolo, pengunjung harus berjalan melalui jalan setapak terlebih dahulu kurang lebih 45 menit. Setelah sampai di area Goa Jepang, pengunjung akan dipandu oleh pemandu wisata yang akan dengan senang hati menjelaskan sejarah dan cerita mengenai goa jepang ini. Dengan dijelaskannya sejarah mengenai seluk beluk goa jepang, para pengunjung pun selain menikmati wisata sejarah, diharapkan juga mendapat pengetahuan leb...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Lokasi Pusat Universitas Gadjah Mada memiliki bangunan cagar budaya Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada yang merupakan cikal bakal sarana pendidikan pertama dalam bentuk kompleks bangunan yang dirancang secara khusus dengan pola tata ruang simetris. Lokasi ini merupakan tempat kegiatan pembeIajaran/pendidikan tinggi pertama kali di Indonesia yang dibangun setelah kemerdekaan pada tahun 1951, lokasi ini juga merupakan bukti sejarah perhatian pemerintah Republik lndonesia pada peletakan batu pertama universitas oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno. Lokasi pusat Universitas Gadjah Mada memiliki struktur dan pola ruang yang memiliki kemiripan dengan konsep ruang arsitektur Jawa Kraton Kasultanan Yogyakarta. Salah satu cirinya adalah orientasi arah dan Ietak bangunan pada garis poros imajiner dengan dua arah ke Utara dan Selatan meskipun mengalami perubahan dari rencana semula. Awalnya. konsep pintu masuk utama dari arah utara melalui gerbang di tengah Arboretum, menuju Balairung...

avatar
Bernadetta Alice Caroline