Hari ini hati Serunting kesal sekali. Lagi-lagi ladang miliknya tak menghasilkan apa-apa, kecuali rumput ilalang yang tinggi. Apapun yang ditanamnya selalu mati. "Apa yang harus kulakukan? Ladangku hanya sejengkal dari ladang Aria Tebing, tapi mengapa ladangnya begitu subur?" tanyanya heran. "Aria Tebing pasti telah berbuat curang pada ladangku." pikir Serunting dengan curiga.
Suatu hari, Aria Tebing berkunjung ke rumah Serunting. Tujuannya untuk menemui kakaknya. Tapi apa yang terjadi? Serunting malah marah-marah dan mengajaknya berduel. "Apa yang kau lakukan pada ladangku? Semua yang kutanam mati tak berbekas. Sedangkan tanaman di ladangmu tumbuh dengan subur, padahal letaknya hanya sejengkal dari ladangku!"Serunting pulang ke rumah dan marah-marah pada istrinya. Istrinya adalah kakak Aria Tebing. "Bilang pada adikmu, jangan curang. Jika berani, suruh ia bertarung melawanku," katanya. Istringa tak habis pikir karena menurutnya, adiknya tak mungkin curang. Aria Tebing kebingungan, "Aku tak melakukan apa-apa. Aku bahkan tak pernah menginjakkan kaki ke ladangmu," jawabnya.
"Dasar pembohong! Kau menantangku? Jika memang itu maumu, ayo kita berduel sampai mati. Kutunggu kau besok di tanah lapang!"
Aria Tebing tak bisa menghindar. Ia harus menghadapi tantangan Serunting. Ia yakin, ia pasti kalah menghadapi Serunting yang jauh lebih sakti darinya. Karena itu ia memutuskan untuk menemui kakaknya untuk menanyakan apa kelemahan kakak iparnya itu.
Pagi-pagi buta, Aria Tebing menyelinap ke rumah Serunting. "Kak, tolonglah aku. Beritahu apa kelemahan suamimu. Jika Kakak tak memberitahuku, aku pasti akan mati siang ini," pinta Aria Tebing. Istri Serunting bimbang. Di satu sisi ia tak ingin mengkhianati suaminya, namun di sisi lain ia tak ingin adiknya mati terbunuh. Akhirnya ia berkata, "Berjanjilah, untuk tidak membunuh suamiku." Aria Tebing menyanggupi, maka istri Serunting pun memberitahu rahasia kelemahan suaminya. Tibalah saat yang ditentukan. Aria Tebing telah siap dengan senjata yang bisa melumpuhkan Serunting. Menurut istri Serunting, tumbuhan ilalang yang bergetar adalah senjata yang bisa melumpuhkan Serunting. Mereka berdua pun memulai pertarungan. Di saat Serunting lengah, Aria Tebing menyabetkan ilalang itu pada tubuh Serunting. Benar saja, dalam sekejap Serunting langsung terluka parah. Aria Tebing dengan mudah memenangkan pertarungan itu.
Serunting sangat malu. Ia heran bagaimana Aria Tebing bisa mengetahui rahasianya. Untuk menutupi rasa malunya, ia pergi mengembara dan meninggalkan rumah. Ia berjalan tak tentu arah sampai akhirnya tiba di Gunung Siguntang. Di situlah ia tinggal dan bertapa mengasah ilmunya.
"Jika begitu, bertapalah di bawah pohon bambu sampai seluruh tubuhmu tertutup oleh daunnya. Jika itu terjadi, kau berhasil mewarisi kesaktianku," jawab suara gaib itu.Suatu hari, saat sedang bertapa, ia mendengar bisikan gaib. "Serunting anakku, aku akan mengajarimu kesaktian yang kumiliki. Apakah kau mau melaksanakan syarat dariku sebelum aku mengajarirnu?" bisik suara itu. Serunting membuka matanya. Ia menengok ke kanan dan ke kiri, tak ada siapa-siapa. Berarti bisikan itu datang dari penunggu Gunung Siguntang. "Ya, aku mau belajar ilmu darimu," jawab Serunting. Dua tahun lamanya Serunting bertapa di bawah pohon bambu. Setelah semua tubuhnya tertutup oleh daun bambu, ia pun mendapatkan kesaktiannya, ia memiliki kemampuan untuk mengutuk apa pun yang ditemui nya.
Dengan kesaktiannya itu, Serunting ditakuti oleh banyak orang. Mereka menjulukinya "Si Pahit Lidah". Sejak itu, Serunting menjadi sombong dan sering berbuat semena-mena. Jika tak menyukai seseorang, ia tak segan- segan mengutuknya menjadi batu!
Tahun demi tahun berlalu. Suatu saat Serunting merasa rindu pada istrinya. Ia ingin pulang ke rumahnya. Selain itu, ia ingin membalas dendam pada Aria Tebing. Ia ingin menunjukkan kekuatannya pada Aria Tebing, Serunting pun berkemas dan pulang ke rumahnya.
Sepanjang perjalanan, Serunting masih bersikap semena-mena. Orang-orang yang bertemu dengannya segera menyingkir. Mereka takut terkena kutukan si Pahit Lidah.
Setelah berjalan seharian, Serunting ingin beristirahat. Ia berjalan menuju bukit, berharap dapat tidur sejenak. Ternyata tak ada sebatang pohon pun di situ. Ia jengkel sekali karena panas Matahari yang sangat menyengat. Ia mengedarkan pandangannya, rerumputan di bukit itu mulai menguning. Ia kecewa dengan keadaan bukit itu. Ia lalu berujar, "Aku ingin bukit ini penuh dengan pepohonan."
Dalam sekejap, bukit itu menjadi teduh dan rindang. Sejak itu banyak orang yang mampir ke sana untuk sekadar beristirahat. Serunting sangat senang. Ternyata, ia bisa menggunakan kesaktiannya untuk hal yang baik.
Setelah puas beristirahat, Serunting melanjutkan perjalanannya. Ketika melewati sebuah desa, ia melihat sepasang kakek dan nenek renta sedang menebang pohon. Hati Serunting merasa kasihan. "Mengapa mereka masih bekerja keras di usia setua itu?" Serunting menghampiri mereka, "Kek, Nek, mengapa anak kalian tak membantu?" tanyanya.
"Kami tak punya anak, kami hanya tinggal berdua," jawab si Kakek. Serunting terdiam, ia sungguh merasa iba melihat kakek dan nenek itu. "Kek, jika sekarang ini kalian dikaruniai seorang bayi laki-laki dan anak perempuan untuk membantu kalian, apakah kalian mau?"
Kakek dan nenek itu berpandangan, "Tentu saja kami mau, tapi apakah itu mungkin? Kami sudah tua, tak mungkin bisa punya anak."
Serunting menjawab, "Semuanya mungkin saja. Kakek dan Nenek akan punya seorang bayi laki-laki dan anak perempuan yang akan membantu kalian."
Setelah berkata demikian, terdengar suara tangis bayi dari dalam rumah. Kemudian seorang anak gadis dari rumah muncul sambil menggendong seorang bagi laki-laki. Kakek dan Nenek itu sangat bahagia, mereka tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada Serunting.
Serunting juga bahagia. Ia sadar, sebenarnya lebih menyenangkan melihat orang-orang berbahagia daripada melihat mereka ketakutan. Sarunting bertekad akan menggunakan kesaktiannya untuk hal-hal baik, bukan untuk mencelakai orang. Selama sisa perjalanannya, ia menolong semua orang yang membutuhkan pertolongannya. Dan ia tidak sombong lagi.
https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-sumatera-selatan-si-pahit-lidah/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja