Asal usul Si Opat Pisoran
Jika dirunut dari si Raja BatakÃâàmaka Si Opat Pusoran berada pada keturunan (sundut) kedelapan:Si Raja Batak--Raja Isumbaon--Tuan Sorbadibanua alias SisuannÃâà--Siraja Sobu alias Toga Sobu--Hasibuan --ÃâàGuru Mangaloksa--Si Opat Pusoran.id.m.wikipedia.org/wiki/SiOpatPusoran
Sejarah Arti Istilah Si Opat Pisoran
Dalam perjalanan ke pengungsian bersama mertuanya, Guru Mangaloksa meminta izin kepada mertuanya untuk kembali ke kampung untuk melihat keadaan, dan mertuanyapun merestui. Dalam perjalanan, pas di tepi aek situmandi, anak pertama guru Mangaloksa pun lahir. Anak itu diberi nama Si Raja Nabarat (Hutabarat), na barat artinya yang berlawanan. Saat itu Guru Mangaloksa menyadari perbuatannya terhadap mertua (hula-hula) bahwa itu sebenarnya bertentangan.
Kemudian lahirlah anak kedua, yang dinamakan Si Raja Panggabean, yang artinya sejahtera. Guru Mangaloksa melihat, walaupun dia telah berbuat salah terhadap mertua (hula-hula)nya, tetapi dia masih diberikan kesejahteraan (hagebeon) oleh Ompu Mulajadi Nabolon.
Kemudian anak ketiga lahir diberi nama Si RajaÃÆ'ââ¬Å¡ÃâàHutagalung. Dan Anak Keempat diberi nama Si RajaÃÆ'ââ¬Å¡ÃâàHutatoruan (Hutapea dan Lumbantobing).
Perincian Marga-marga dari Si Opat Pisoran
Adapun Marga-marga Si Opat Pisoran dari keturunan Guru Mangaloksa adalah:
1.Si Raja Na Barat yaitu marga Hutabarat,
2.Si Raja Panggabean yaitu marga Panggabean, yang terdiri:
Panggabean Lumban Ratus (tetap memakai marga Panggabean),
Panggabean Simorangkir(memakai marga Simorangkir),
Panggabean Lumban Siagian (tetap memakai marga Panggabean).
3.Si Raja Hutagalung yaitu Marga Hutagalung.
4.Si Raja Hutatoruan yaitu marga:
Hutapea,
Lumbantobing.
Sumber :id.m.wikipedia.org/wiki/SiOpatPusoran
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.