Nyai Bungsu Rarang hidup sebatang kara. Kedua orangtuanya sudah tiada. Dia tinggal di rumah warisan yang kecil dan sudah rusak. Atapnya banyak yang bocor. Dindingnya yang terbuat dari anyaman bambu sudah bolong-bolong. Nyai Bungsu Rarang mempunyai dua orang kakak. Kedua kakaknya hidup berkecukupan. Rumah mereka besar. Mereka mempunyai sawah, kebun, dan kolam. Tapi mereka tidak pernah merasa kasihan kepada adik mereka. Kalaupun mereka memanggil Nyai Bungsu Rarang, bukan untuk memberi makanan atau pakaian, melainkan meminta untuk melakukan pekerjaan rumah. Upahnya pun seringkali tidak pantas. Suatu hari Nyai Bungsu Rarang mencari ikan di sawah. Dia mendapat seekor anak ikan mas. Anak ikan mas itu berwarna kuning keemasan. Entah mengapa, Nyai Bungsu Rarang tidak berani memasak anak ikan itu. Dia merasa kasihan. Akhirnya, anak ikan itu dimasukan ke kolam. Anak ikan mas itu sangat gembira. Dia berenang ke sana kemari. Sejak mempunyai anak ikan mas itu, Nyai Bungsu Rarang semakin giat bekerja. Bila kakak-kakaknya menyuruh bekerja, upahnya selalu dibawa pulang. Sepiring nasi itu dibagi dua. Nyai Bungsu Rarang bergembira bisa makan bersama sahabatnya. Anak ikan mas itu diberi nama Si Leungli. Bila Nyai Bungsu Rarang memberi makan, dia akan bersenandung, Leungli... Leungli... cepat datang Ini ada nasi matang Meski tidak satu rantang Tapi cukup bikin kenyang Karena dibuat dengan rasa sayang Seperti yang mengerti, Si Leungli keluar dari persembunyiannya. Dia berenang ke sana kemari, melompat-lompat. Begitu Nyai Bungsu Rarang menaburkan nasi, Si Leungli menyambutnya dengan salto. Nyai Bungsu Rarang tertawa melihatnya. Setiap hari Si Leungli dikasih makan dan diajak bercanda. Tidak terasa badannya semakin besar memanjang. Sirip dan ekornya panjang-panjang. Warna kuning keemasannya semakin terang, seperti bercahaya. Indah sekali. Kegembiraan Nyai Bungsu Rarang membuat kedua kakaknya curiga. Sekali waktu, mereka mengikuti Nyai Bungsu Rarang. "Sepertinya ikan itu yang membuat si Bungsu Rarang selalu gembira," kata kakak pertamanya. "Mestinya ikan itu kita ambil, Kak," kata kakak keduanya. Besoknya, Nyai Bungsu Rarang disuruh berbelanja ke kampung tetangga. Saat Nyai Bungsu Rarang pergi, kedua kakaknya menangkap Si Leungli. Mereka menggoreng dan memakan ikan itu. Setelah tinggal kepala dan durinya, ikan itu disimpan untuk diberikan kepada Nyai Bungsu Rarang. Nyai Bungsu Rarang terkejut ketika dikasih upah nasi timbel dan ikan goreng yang tinggal kepala dan durinya. Hatinya bergetar. Entah mengapa, dia merasa sangat bersedih. Sambil berlari pulang airmatanya meleleh tak tertahan. Ketika sampai di kolam belakang rumahnya, dia langsung bersenandung memanggil sahabatnya. Tapi Si Leungli tidak juga muncul. Nyai Bungsu Rarang sekarang yakin Si Leungli sudah tidak ada. Dia pun meratap dengan suara sedih. "Duh... Leungli... Hatiku sakit sekali Aku sedih engkau mati Tapi engkau selalu hidup di hati Setelah itu, Nyai Bungsu Rarang mengubur kepala dan duri Si Leungli di halaman belakang. Suatu hari Nyai Bungsu Rarang melihat ada sebatang pohon tumbuh di atas kuburan Si Leungli. Pohon kecil itu disiram oleh Nyi Bungsu Rarang. Maksudnya biar pohon itu merindangi kuburan Si Leungli. Setiap hari pohon itu bertambah tinggi dan lebat. Akhirnya, pohon itu berbuah. Anehnya, buah-buah itu berwarna kuning keemasan. Sambil bernyanyi, Nyi Bungsu Rarang membersihkan kuburan Si Leungli. Leungli... Leungli... pujaan hati Tenanglah engkau di bumi Engkau dan aku alamnya beda Tapi kita sama-sama cinta Selesai bernyanyi, buah-buahan itu berjatuhan. Nyai Bungsu Rarang memungutinya. Dia heran karena buah-buahan itu berat seperti logam. Dia membawa buah-buah emas itu ke kota untuk diperiksa di toko perhiasan. Ternyata itu adalah emas murni yang harganya sangat mahal. Nyai Bungsu Rarang akhirnya menjadi kaya. Dia senang membantu tetangga, orang miskin, dan siapapun yang perlu dibantu. Kedua kakaknya mendengar kabar kekayaan adik mereka. Mereka datang berkunjung dan menanyakan asal kekayaan adiknya. Tanpa curiga Nyai Bungsu Rarang menceritakannya. "Adikku Sayang, karena kedua kakakmu ini sangat rindu kepadamu, izinkanlah kami menginap," kata kakak pertamanya. Malamnya, ketika Nyai Bungsu Rarang sudah terlelap, kedua kakaknya itu menyelinap ke kuburan Si Leungli. Mereka membawa wadah yang besar untuk buah emas. Lalu mereka menyanyi. Selesai mereka menyanyi, banyak buah berjatuhan. Namun, bukan buah emas seperti biasanya. Buah yang berjatuhan seperti dilemparkan itu adalah buah-buah berduri. Kedua kakak Nyai Bungsu Rarang menjerit-jerit. Buah-buahan berduri itu melukai kepala, dahi, leher, dan punggung mereka. Luka-luka itu terasa perih. Mereka pulang tanpa pamit karena malu dengan kelakuan mereka.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...