Si Kabayan Ngala Tutut
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang dalam masyarakat suatu daerah, yang pada umumnya disebarkan oleh masyarakat daerah itu dari mulut ke mulut atau secara lisan. Salah satu cerita rakyat terkenal di Jawa Barat adalah cerita tentang si Kabayan. Kabayan merupakan tokoh imajinatif yang berasal dari Jawa Barat, di mana ia terkenal akan wataknya yang lucu dan suka melakukan hal tak terduga. Si Kabayan mempunyai seorang wanita pujaan hatinya yang bernama Nyi Iteung. Nyi Iteung menyukai Kabayan karena watak Kabayan yang lucu dan menghibur. Dalam kebanyakan cerita rakyat ini, tokoh yang sering muncul antara lain si Kabayan, Nyi Iteung, dan mertua perempuan Kabayan.
Sifat dan watak Kabayan yang lucu tersebutlah yang membuat cerita rakyat khas Jawa Barat ini menjadi salah satu cerita rakyat yang disukai oleh masyarakat Sunda. Secara keseluruhan, cerita rakyat ini menceritakan tentang kehidupan sehari-hari si Kabayan yang disertai dengan berbagai tingkah konyol Kabayan. Berikut ini adalah cerita tentang "Si Kabayan Ngala Tutut" atau dalam Bahasa Indonesia berarti si Kabayan mengambil keong sawah, di mana cerita ini diceritakan kembali oleh penulis dalam Bahasa Indonesia. Selamat membaca!
Cerita dimulai ketika pagi hari, mertua perempuan Kabayan membangunkan Kabayan dari tidurnya. Mertuanya berkata, "Kabayan, ayo bangun! Jangan tidur terus menerus! Daripada kamu hanya tidur dan tidak ada kerjaan, lebih baik kamu mencari tutut." Lalu, dengan lemas Kabayan bertanya, "Mencari tutut kemana, Bu?" "Ke sawah saja, Kabayan. Di sana banyak tutut," kata mertua.
Lalu, pergilah si Kabayan ke sawah menuruti perintah mertuanya untuk mengambil tutut. Di sawah itu, terlihat banyak tutut yang berserakan dimana-mana. Tetapi, ketika diamat-amati, si Kabayan melihat ada bayangan langit di atas air sawah. Si Kabayan merasa takut karena menganggap sawah itu dalam sekali, sampai bisa terlihat langit. Padahal kenyataannya, sawah itu sangat dangkal.
Kata Kabayan dalam hatinya, "Sawah ini dalamnya tidak kira-kira, sangat dalam! Bagaimana ini caranya saya mengambil tutut? Kalau sampai tidak berhasil mendapatkan tutut, malu sekali saya sama Ibu." Lalu, Kabayan terpikirkan ide untuk mengambil tutut dengan menggunakan getah. Getah tersebut ia lilitkan ke sebuah lidi yang ia sambungkan dengan bambu panjang. Kabayan berpikir demikian karena ia tidak mau dekat-dekat mengambil tututnya, takut tercebur ke sawah.
Si Kabayan hanya melamun, ia bingung karena daritadi tidak dapat tutut yang banyak, sekalinya dapat pun hanya 1 sampai 2 ekor, itupun hanya karena kebetulan.
Di rumah, mertuanya sudah menunggu Kabayan. Sambil menunggu, ia sudah menyiapkan daun salam, serai dan kunyit untuk memasak tutut yang akan dibawa pulang oleh Kabayan. Sudah lama ia menunggu, namun tetap tidak ada kabar dari si Kabayan, sampai akhirnya mertuanya menyusul Kabayan ke sawah. Sesampainya di sawah, terlihat si Kabayan sedang mengambil tutut menggunakan getah.
Mertuanya bertanya, "Kabayan, kenapa mengambil tutut menggunakan getah?" Kabayan pun menjawab, "Atuh Bu, bagaimana lagi? Saya takut tercebur, liat itu sawahnya sangat dalam, sampai bisa melihat langit!" Mendengar perkataan Kabayan, mertuanya sangat kesal, hingga si Kabayan di dorong olehnya sampai jatuh ke sawah. Sambil tersenyum, si Kabayan pun berkata "Hehehe, dangkal ya ternyata sawah ini."
Demikian cerita rakyat Jawa Barat yang berjudul "Si Kabayan Ngala Tutut". Mohon maaf apabila terdapat kekurangan serta kesalahan kata dari penulis. Sekian dan terima kasih!
#OSKMITB2018
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang