|
|
|
|
Si Kabayan Memetik Kacang Koro Tanggal 21 Sep 2015 oleh Bangindsoft . Revisi 2 oleh Bangindsoft pada 19 Jul 2020. |
Pada hari lain, mertuanya mengajak Si Kabayan memetik kacang koro di kebun. Untuk keperluan tersebut, mereka membawa sebuah karung untuk mengangkut kacang koro. Baru saja memetik beberapa kacang koro, Si Kabayan mulai kambuh penyakit malasnya. Ia terlihat mengantuk, kemudian masuk ke dalam karung untuk tidur di dalamnya.
Menjelang siang, mertua Kabayan telah selesai memetik kacang koro. Ia keheranan karena tidak mendapati Kabayan. “Si Pemalas itu pasti sudah pulang duluan karena malas mengangkat karung berisi kacang koro. Dasar menantu pemalas!” Mertua Si Kabayan kemudian memanggul karung yang ia kira berisi kacang koro sampai ke rumah. Ia merasa heran kenapa karung kacang koro terasa berat sekali.
Sesampainya di rumah, mertua Kabayan kemudian membuka karung kacang koro. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati di dalam karung ternyata berisi Si Kabayan tengah tidur lelap. “Saya bawa karung untuk kacang koro! Bukan untuk manusia, Kabayan!” Mertua Kabayan marah bukan main. Si Kabayan terbangun dari tidurnya sambil tersenyum-senyum.
Keesokan harinya mertua Kabayan kembali mengajaknya memetik kacang-kacang koro di kebun. Ia masih sangat kesal dengan kejadian hari sebelumnya. Abah berniat membalas dendam. Saat Kabayan tengah memetik kacang-kacang koro, diam-diam mertuanya masuk ke dalam karung untuk tidur. Ia berharap Kabayan akan memanggul karung tersebut ke rumah seperti yang ia lakukan hari kemarin.
Pada adzan Dhuhur, Si Kabayan menghentikan pekerjaannya. Ia kemudian melihat ke dalam karung dan terkejut melihat mertuanya tengah tidur di dalam karung. Kabayan kemudian mengikat karung kacang koro lalu menyeretnya.
Karena diseret-seret, mertuanya terbangun dari tidurnya kemudian berteriak-teriak. “Kabayan ini Abah! Jangan engkau seret-seret Abah!” Namun Si Kabayan tak memperdulikannya. Ia tetap menyeret karung tersebut sampai di rumah. “Saya bawa karung untuk kacang koro! Bukan untuk manusia Abah!” kata Kabayan.
Sejak kejadian tersebut mertuanya merasa sangat marah. Ia sangat membenci Kabayan. Ia tidak mau berbicara dengannya. Setiap ia berpapasan dengan menantunya, ia akan menunjukkan kebenciannya dengan memalingkan mukanya.
Lama-kelamaan Kabayan merasa tidak enak dengan sikap mertuanya. Ia mencari cara untuk mengambil hati mertuanya. Kabayan kemudian menanyakan nama asli mertuanya kepada Nyi Iteung, istrinya. Nyi Iteung mengingatkan suaminya bahwa berdasar adat saat itu, mengetahui nama asli mertua adalah sebuah pantangan. Namun Kabayan berusaha meyakinkan Nyi Iteung bahwa ia ingin mendoakan mertuanya agar panjang umur, murah rezeki, dan jauh dari marabahaya. Nyi Iteung akhirnya memberi tahu nama asli mertuanya yaitu, Ki Nolednad. Nyi Iteung meminta suaminya untuk tidak menyebutkan nama mertuanya kepada siapapun. Kabayan menyanggupinya.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...
DISKUSI
TERBARU
FITUR
Alat Musik
Aturan Adat
Alat Musik
Ornamen Arsitektural