Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Mite Sumatera Utara Batak Karo
Si Beru Dayang: Asal Mula Padi
- 15 Agustus 2014

 Mite makanan pertama ini ditemukan di Tanah Karo. Mite ini terjadi ketika makanan pokok orang Karo masih berupa buah-buahan yang berasal dari hutan. Konon, mite ini berawal dari ditemukannya buah yang sangat besar oleh anak-anak yang sedang bermain-main. Anak-anak itu heran melihat buah yang sangat  besar itu. Anehnya, orang tua dan raja mereka tidak mengetahui apa nama buah tersebut. Untuk memecahkan misteri tentang buah itu, raja pun mengumpulkan penduduk untuk menanyakan apakah nama buah yang ditemukan anak-anak itu. Mereka tidak tahu tentang buah itu. Tiba-tiba, pada saat penduduk asyik memperhatikan buah itu, terdengar suara, “Buah yang besar itu adalah penjelmaan Si Beru Dayang yang diturunkan ke bumi. Kalian potong-potonglah buah itu sampai halus dan tanamlah potongan-potongannya. Kalau nanti sudah tumbuh dan berbuah berilah dia makanan!”.

     Setelah mendengar suara dewa yang menurunkan buah besar jelmaan Si Beru Dayang, mereka segera memotong-motong buah itu sampai halus. Potongan-potongan itu mereka tanam. Tidak berapa lama kemudian, potongan-potongan yang mereka tanam itu tumbuh menjadi padi.

     Pada mulanya, yang menanam padi bukan orang-orang tua seperti sekarang. Anak-anak gadis dan pemudalah yang menanam padi. Anak-anak gadis yang akan menanam bibit padi, membawa air yang dicampur dengan dua macam daun-daunan yang bernama Simalem-malem dan Kalinjuang. Para pemuda itu juga membawa air. Kalau bibit padi sudah dimasukkan ke dalam tanah maka anak-anak gadis itu memercikkan air ke atasnya sambil berkata, “Wahai Beru Dayang, bangun dan tumbuh suburlah engkau!”.   

     Pada zaman dahulu, bibit padi yang akan ditanam dinamakan Si Beru Dayang. Padi yang baru berumur seminggu dinamakan Si Beru Dayang Merengget-engget. Kalau sudah berumur satu bulan dinamakan Si Beru Dayang Bernis. Orang Karo menamakan Si Beru Dayang Kumarkar waktu padi mengeluarkan buahnya dan Si Beru Dayang Terhine-hine waktu padi mulai berisi cairan.

     Sesuai dengan suara dewa yang menurunkan Si Beru Dayang, orang-orang Karo pun memberi makan padi itu setelah buahnya mulai mengeras. Mereka membawa tepak berisi sirih dan telur ayam yang dipersembahkan untuk makanan padi tersebut. Di Ladang, orang yang membawa tepak itu mencabut tiga rumpun padi dan diikatkan menjadi satu dan diletakkan di atas tempat sirih. Sirih itu dimakan orang yang membawanya. Setelah selesai, orang-orang berkata kepada padi yang tumbuh di sekeliling mereka, “Sekarang engkau kami beri nama Si Beru Dayang Permegahken”.

     Menjelang musim panen, orang Karo membuat upacara makan bersama di desa yang disebut upacara memberi makan padi. Setelah selesai makan bersama, beberapa orang tua pergi ke ladang yang akan dipanen penduduk. Mereka berjalan mengelilingi ladang sambil berseru, “Makanlah wahai padi, makanan untuk kalian sudah kami sediakan. Sekarang kalian kami namakan Si Beru Dayang Patunggungken!”. Kemudian, ketika panen, beberapa orang tua terlebih dahulu berseru kepada padi, “Sekarang kami akan menuai kalian. Kalian kami namakan Si Beru Dayang Pepulungken!”.

     Setelah mereka menyerukan kata-kata itu, orang-orang pun mulai menuai padi beramai-ramai. Setelah padi dituai, beramai-ramai pula mereka mengiriknya. Padi yang sudah selesai dirik, dikumpulkan, dan orang-orang tua berseru kepada padi itu, “Sekarang kalian sudah kami kumpulkan. Bertambah banyaklah kalian sampai menggunung. Sekarang kalian kami namakan Si Beru Dayang Petumbunen!”.
Setelah mengucapkan kata-kata itu, padi yang sudah dikumpulkan  mulai diangin untuk menyisihkan padi hampa dengan padi yang berisi. Padi yang berisi dibawa pulang ke desa oleh para pemuda dan anak-anak gadis. Sesampainya di rumah pemiliknya masing-masing, padi itu dinamakan Si Beru Dayang Pasinteken. Begitulah cerita asal mula padi di Tanah Karo.

 

 

Sumber: http://balaibahasa-sumut.com/index.php/produk/ensiklopedia-sastra/cerita-rakyat.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Pasukan Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dala...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Pasukan pemanah kesultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa