Ritual
Ritual
Upacara Tahunan Banten Kabupaten Lebak
Seren Taun #DaftarSB19
- 13 Februari 2019

Masyarakat adat di Kasepuhan Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki prinsip 'Kudu Bisa Ngigeulan Jaman'.

"Kalau misalkan kita tidak akan pernah bisa menampik modernisasi dengan media sosial dan media komunikasi. Kalau kita tidak bisa mengikuti perkembangan zaman, maka kita punah. Semua harus dilakukan sesuai keseimbangan adat," ucap Abah Usep, Ketua Adat Desa Kasepuhan Cisungsang, Lebak, Banten, Minggu (28/8/2016).

Ramuan itulah yang bisa membuat warga Kasepuhan Cisungsang bisa terus bertahan selama 700 tahun lebih tanpa menghilangkan adat dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman leluhur.

Salah satunya Prosesi Adat Seren Taun yang masih ada hingga saat ini. Di mana, Seren Taun adalah menyimpan padi hasil tani ke dalam lumbung yang bisa digunakan oleh seluruh warga di saat terjadi kesulitan bahan pangan. Dengan demikian, masyarakat terhindar dari kelaparan. Prosesi ini berjalan selama tujuh hari tujuh malam. Di mana, pada malam purnama ke 13 dan 14, seluruh masyarakat adat melakukan doa bersama untuk memanjatkan syukur atas hasil panen yang melimpah.

"Karena padi itu makanan pokok. Jadi padi kenapa di arak, ini sebenarnya yang dilakukan itu implementasi dari kegiatan sehari-hari. Jadi kalau setelah panen padi di taroh di lantai terus nguyal (ngangkut padi), gotong-royong dipikul, masih terjadi dan terus dilakukan," ia menerangkan.

Semua yang melakukan prosesi adat adalah orang-orang terpilih dan hanya bisa dilakukan oleh abdi dalem yang dilanjutkan oleh para turunannya.

"Tata cara di kita itu seperti kerajaan, ada saya kepala adat turun-temurun, ada pengawalnya, ada kokolot-nya, ada penasihatnya. Dan di kita sudah melakukan tanam padi itu setahun sekali. Ada padi gede sama padi kecil, padi gede itu setahun sekali sama padi kecil itu untuk penyelang, dilakukan setahun sekali," ia menegaskan.

Rano Karno sebagai 'Bapak Kolot' bagi warga Kasepuhan Cisungsang mengaku akan mengajukan ke Kementrrian Pariwisata (Kemenpar) agar acara Seren Taun bisa masuk ke dalam kalender ajang tahunan nasional. Dengan demikian, banyak wisatawan yang datang ke Banten.

"Kita mengusulkan Seren Taun menjadi warisan tak benda dan sudah diterima. Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Pariwisata untuk memasukkan ke dalam kalender event nasional," kata Gubernur Banten Rano Karno di tempat yang sama, Minggu (28/8/2016).

Meski telah dua kali datang ke acara Seren Taun, Rano mengaku kaget dengan biaya yang dikeluarkan oleh panitia dan kekuatan gotong royong yang dilakukan oleh para masyarakat adat.

"Yang masak di dapur sudah ditentukan, sudah turunan. Kegiatan ini sudah satu minggu, yang datang ke sini sekitar 20 ribu orang, untuk konsumsi gratisnya saja selama satu minggu mencapai Rp 700 juta. Yang datang ke sini tidak pernah diminta biaya," ia membeberkan Prosesi adat Seren Taun memiliki makna mendalam bagi masyarakat Kasepuhan Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.

Setidaknya, mereka memaknai Seren Tau sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen padi yang melimpah. Ritual ini pun disebut sebagai awal kehidupan, karena pada ritual ini kepala adat yang dipimpin Abah Usep Suyatma Sr memberikan wejangan-wejangan dan bekal untuk aktivitas setahun ke depan.

"Ini bukan sarana komersial bagi saya. Saya minta masyarakat untuk saling koordinasi untuk pertanian untuk kepentingan masyarakat. Ini tradisi sudah berlangsung selama 700 tahun," kata Abah Usep Suyatma, Kepala Adat Kasepuhan Cisungsang, Minggu (28/8/2016).

Ritual adat Seren Taun juga merupakan puncak siklus dari tradisi masyarakat Kasepuhan Cisungsang dalam proses pengolahan, menanam, memelihara, menyimpan, dan menghargai padi.

Masyarakat Adat Cisungsang sangat mengagungkan padi (pare) dengan keyakinan bahwa padi ini sebagai sumber kehidupan mereka.

"Ini salah satu kesatuan desa adat yang ada di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Sukabumi. Kebudayaan Lebak dijadikan modal utama persatuan dan kesatuan untuk membangun Lebak. Ini bagaimana dengan Seren Taun bisa dijadikan daya tarik pariwisata, harus mendatangkan pemasukan bagi masyarakat sini," kata Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, di tempat yang sama, Minggu (28/8/2016).

Dari menanam sampai menyimpan padi harus mengadakan selamatan yang disebut dengan "Ngamumule Pare" atau memelihara padi.

"Tentu menjaga budaya sangat sulit. Sebagian jiwa saya adalah kebudayaan," ucap Rano Karno. Ribuan masyarakat adat berbondong-bondong mendatangi tanah lapang di depan Imah Gede (Rumah Besar) dan Bale Ageung (Balai Besar) guna melaksanakan proses adat Seren Taun.

Suara nyaring dari angklung buhun dan tumbukkan lesung yang dimainkan oleh "Abdi Dalem" Kasepuhan Adat Cisungsang menambah semangat para warga untuk segera mencari tempat untuk mengikuti prosesi adat tersebut.

"Seren Taun dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Berlokasi di Imah Gede, kediaman Kepala Adat, dengan diisi berbagai kegiatan dan ritual adat," kata Opar Sohari selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banten, di sela prosesi adat Seren Taun, Minggu (28/8/2016).

Proses adat yang dilakukan setahun sekali setelah melaksanakan panen raya ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat adat, yakni memperkokoh silaturahmi dan gotong royong.

Di mana, padi hasil panen dari para warga disimpan ke dalam sebuah lumbung padi tradisional berbentuk mirip rumah panggung dengan atap segitiga. Lumbung padi yang terbentuk dari kayu untuk kerangka dan lantainya, lalu dindingnya terbuat dari anyaman bambu dengan atap dari ijuk.

Padi hasil panen ini bisa digunakan saat masyarakat adat benar-benar membutuhkan, sehingga tak terjadi kelaparan yang menimpa warga.

Sumber: https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/2588287/seren-taun-warisan-budaya-karuhun-dari-banten-selatan

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline