×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Senjata

Elemen Budaya

Senjata dan Alat Perang

Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Asal Daerah

Daerah Nusa Tenggara Timur

Senjata Kabeala daerah Nusa Tenggara Timur #DaftarSB19

Tanggal 12 Feb 2019 oleh Herlambang .

Kabeala merupakan senjata andalan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang biasa dibawa para pria dengan diselipkan pada ikat pinggangnya. Bentuk dari senjata ini menyerupai parang, golok atau pedang dengan ukuran panjangnya sekitar 48 cm sampai 58 cm. Tentu saja senjata tajam ini digunakan untuk kebutuhan bekerja dan juga ada yang dipakai sebagai simbol kejantanan masyarakat NTT.

Bentuk Kabeala

Senjata ini memiliki banyak bentuk pada gagang serta sarungnya. Hal ini berfungsi untuk membedakan penggunaannya dalam masyarakat. Gagang yang menggunakan bahan baku kayu digunakan untuk pekerjaan bertani dan berburu. Sedangkan gagang yang menggunakan bahan gading atau tanduk digunakan sebagai senjata untuk mempertahankan diri.

 
Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang banyak menggunakan senjata Kabeala yaitu wilayah pulau Sumba. Pulau Sumba ini terpisah dari ibukota provinsi Kupang dan lebih dekat dengan provinsi NTB. Di wilayah ini masih terdapat banyak hutan rimba, pegunungan dan padang rumput. Sehingga para pria yang sering bepergian keluar masuk hutan perlu membawa senjata ini untuk berburu dan berjaga-jaga.
 

Ukuran Kabeala

Senjata ini memiliki satu sisi yang tajam dengan panjang sekitar 44 cm dan hulunya sekitar 15 cm. Lebarnya tidak sama, karena semakin ke ujung ukurannya semakin besar dengan lebar maksimal sekitar 4cm. Sedangkan lebar pangkal bilahnya sekitar 1,4cm.

Untuk tingkat ketebalannya juga berbeda dari pangkal sampai ke ujungnya dan tentunya pangkal bilah lebih tebal dari ujungnya. Ukuran ketebalannya dari ujung sampai ke pangkalnya sekitar 2 mm sampai 5.5 mm dan semakin ke ujung akan semakin tipis serta runcing. Sehingga tidak hanya berguna untuk memotong, tetapi  juga untuk menusuk dan mencungkil.

Bahan Baku Kabeala

Para pandai besi membuat senjata ini dengan membeli bahan baku besi lunak dengan harga sekitar 10 ribu perkilo dan logam baja sekitar 20 ribu perkilo. Ada juga bengkel besi yang hanya menggunakan logam baja saja agar kualitasnya lebih baik tanpa dicampur dengan besi lunak. Khusus untuk besi lunak, biasanya direndam dahulu dalam sebuah kolam yang berisi oli bekas agar nantinya tidak cepat rusak atau karatan. Tentu saja kualitasnya akan sedikit meningkat dan bisa dijadikan sebagai bahan baku yang layak untuk membuat Kabeala.

Para pandai besi lebih suka membeli bahan baku karena lebih mudah mendapatkannya daripada mencari bijih besi sendiri yang membutuhkan waktu lama pada prosesnya. Hal ini juga akan lebih menyingkat waktu agar proses pembuatan senjata khas masyarakat Sumba ini cepat selesai, Biasanya bengkel besi bisa membuat senjata seperti parang ini sebanyak 60-70 buah yang berupa bilah dan selanjutnya tinggal dibuatkan gagang serta sarungnya untuk langsung dipasarkan.

Sebagian besar kalangan pandai besi masih menggunakan cara-cara tradisional dalam melakukan penempaan logam baja untuk dijadikan kabeala. Proses pemanasan ketika menempa logam menggunakan kayu bakar sehingga sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku kayu bakar. Namun karena senjata ini banyak sekali peminatnya sehingga potensinya masih sangat besat untuk dijadikan sebagai sebuah usaha yang mendatangkan penghasilan.

Kabeala selalu laris diburu masyarakat sebagai alat penunjang kegiatan sehari-hari dan banyak sekali bengkel yang masih bertahan karena permintaan pasar akan senjata ini terus meningkat. Tidak hanya dari masyarakat Sumba saja yang membeli senjata ini, namun banyak juga wisatawan yang membelinya sebagai oleh-oleh dari pulau dengan sejuta tempat wisata tersebut. Harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal karena pandai besi memberikan banderol dari 50ribu untuk sanjata biasa sampai ada yang 400ribu untuk jenis kabeala yang memiliki nilai seni.

 

Sumber : https://asyraafahmadi.com/in/pengetahuan/spesialisasi/persenjataan/senjata-tradisional/kabeala/

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa dimulai dari keberadaan Jaka Tingkir/ Mas Karebet/ Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamongan. JOKO TING...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...