|
|
|
|
Seni ondel-ondel yang tertelan zaman modern Tanggal 08 Aug 2018 oleh OSKM_16718167_Syahreza Ishak. |
Seni ondel-ondel yang tertelan zaman modern
Tentu pada zaman modern ini kita tidak asing lagi dengan istilah ondel-ondel yang kerap meriahkan sekaligus menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misalnya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Namun, sayangnya tujuan utamanya yang dilestarikan oleh para leluhur kami secara perlahan hanyut dari peradaban globalisasi ini.
Setelah mewancarai kedua orangtua saya yang pula berasal, wawasan saya mengenai ondel-ondel yang merupakan budaya betawi asli bertambah luas. Menurut orangtua saya, ondel-ondel pada saat masa muda mereka bukan semata-mata sebagai seni dan kebudayaan masyarakat Betawi yang difungsikan untuk meramaikan sekaligus meriahkan berbagai macam acara, melainkan diyakini dapat menolak bala dan wabah penyakit. Pengertian asal usul ondel-ondel merupakan suatu bentuk bentuk pertunjukan rakyat betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Tampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.
Ondel-ondel biasanya didesain dengan yang berkisar antara 2,5 meter sampai dengan 3 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Betapa besar pengaruhnya zaman modern ini yang mengalihkan fungsi ondel-ondel, sebatas dekorasi taman kota atau pameran pembangunan. Bahkan dijadikan anak-anak muda untuk ngamen, mendapatkan uang recehan di jalan-jalan. Memang merupakan suatu fakta bahwa dulu ondel-ondel digunakan untuk mengusir wabah, namun asal-usul ondel-ondel khas budaya betawi sampai sekarang masih suatu misteri.
Menurut pendapat orangtua saya yang diceritakan oleh para leluhur mereka, asal- usul ondel-ondel berasal dari suatu kampung pada abad 16 yang terjangkit wabah. Kemudian salah satu warganya menciptakan sepasang barongan untuk kemudian diarak keliling kampung sebagai solusi menyembuhkan wabah tersebut. Uniknya lagi sebelum diarak-arak, diyakini si pemilik rumah harus memberinya makan terlebih dahulu, berikut dengan mantra-mantranya. Pada masa tersebut mayoritas masyarakat betawi masih tertutup dan belom tersentuh ajaran Islam murni yang pada abad 16 sudah tersebar ke berbagai pelosok bangsa Indonesia yang mengakibatkan praktek dan pemujaan kemusyrikan sering dilakukan di kalangan masayrakat.
Kita sebagai generasi penerus kepemimpinan bangsa wajib ikut serta melestarikan dan mempraktekkan budaya khas Indonesia, sehingga generasi-generasi yang akan datang dapat mengetahui serta mengapresiasi peninggalan seni-budaya para leluhurnya dulu.
Dan wawancara orangtua
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |