×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Seni Patung/Pahat

Provinsi

Sumatera Utara

Seni Topeng Batak

Tanggal 29 Nov 2014 oleh Oase .

KARYA SENI YANG HAMPIR TAK PERNAH ABSEN DALAM UPACARA TRADISIONAL BATAK

Kesetiaan adalah suatu sikap hidup masyarakat tradisional Batak yang banyak menentukan corak budaya Batak. Setia dan taat kepada adat, setia bertatakrama tradisional, patuh dan hormat kepada nenek moyang menyebabkan budaya Batak lestari secara tradisional.

Topeng atau kedok adalah gambar atau pahatan dalam bentuk muka orang atau binatang. Topeng pada umumnya dibuat dari kayu, meskipun ada pula dari bahan lain yang dibuat demikian rupa sehing­ga dapat dipakai di bagian muka atau kepala orang untuk keperluan upacara atau tarian. Muka yang digambarkan adalah watak-watak, tokoh-tokoh atau simbol-simbol tertentu yang dapat memberi efek seperti yang dikehendaki oleh penciptanya. Topeng-topeng dengan efek magis telah lama tumbuh dalam masyarakat. Gambar topeng yang digoreskan pada kendi atau gerabah lain, pada perunggu, gen­derang perunggu dan lain-lain, sudah ada sejak masa prasejarah.

Topeng sebagai ragam hias rupanya merupakan salah satu di anta­ra aspek seni yang tertua di dunia dan mempunyai fungsi dalam ke­percayaan masyarakat yakni mendatangkan roh nenek moyang dan bernilai magis, di samping mempunyai nilai simbolis. Itulah sebabnya topeng hampir tak pernah absen dalam upacara-upacara tradisional, khususnya di masyarakat Batak.

Di daerah Batak Karo topeng disebut "gundala-gundala," di Simalungun "huda-huda," di Pakpak Dairi "mangkuda-kuda."  To­peng ditampilkan pada upacara memanggil hujan misalnya, juga se­bagai hiburan raja-raja (baik yang masih hidup maupun yang sudah menjadi arwah). Raja-raja adalah pelindung kerajaan atau seluruh masyarakat.

Penampilan topeng di Batak Karo, Simalungun, Tapanuli, Pakpak Dairi, cenderung pada bentuk teater, seperti halnya tari topeng yang terdapat di Jawa, Bali dan Madura yang berlatar belakang falsafah kehidupan yang digambarkan secara estetis dengan iringan musik dan lagu. Bedanya, pertokoan topeng Batak lebih terbatas dibanding­kan dengan topeng Jawa, Bali dan Madura.

Ragam hias topeng yang berkembang di berbagai daerah di Indo­nesia sejak masa prasejarah itu semakin berkembang apalagi dengan masuknya pengaruh asing, terutama Cina. Di lingkungan masyarakat Batak seni topeng maju pesat sejak awal abad ke-20 ini, terutama gundala-gundala di daerah Simalungun.

Dasar atau latar belakang perkembangan seni topeng di lingkung­an masyarakat Batak itu sama, yakni sebagai sarana untuk memanggil dan memuja roh nenek moyang. Dalam perkembangannya timbul perbedaan-perbedaan variasi pada berbagai daerah.

 

Topeng Simalungun

Cerita yang masih sangat berkesan di kalangan masyarakat setem­pat, berkembangnya seni topeng di daerah Simalungun berawal dari kisah sedihnya keluarga raja Simalungun. Putera tunggal raja mening­gal dunia, raja sedih. Apalagi sang permaisuri ("puang balon") men­jadi merana. Seluruh kerajaan diliputi mendung kesusahan. Dalam kesulitan semacam ini timbullah upaya di kalangan rakyat untuk menghibur keluarga raja, tetapi lama tak kunjung berhasil. Kemudian ada gagasan yang cemerlang yakni menyelenggarakan pertunjukan dengan lakon yang lucu dalam bentuk tari topeng. Topengnya dibuat dari pelepah bambu atau sejenis itu, dibuat dalam bentuk dan expresi yang lucu serta ditarikan dalam tata gerak yang lucu pula. Raja dan puang balon dapat terhibur. Kemudian tari topeng ini berkembang dan merakyat serta sangat digemari dengan sebutan tari huda-huda. Topengnya sendiri makin sempurna, bahannya bukan pelepah lagi melainkan kayu yang tahan lama dengan ukiran dan warna yang me­narik dan bergaya lucu. Topeng Simalungun ini diduga merupakan tahap awal dari topeng Batak pada umumnya.

Pada dasarnya topeng Simalungun terdiri atas empat tokoh saja, yaitu satu wanita, dua pria dan satu burung. Gaya wajah tidak seram, tetapi romantik dan cenderung lucu. Exresi rendah hati tetapi opti­mis, mempesona, sesuai dengan latar belakang sejarahnya, yakni untuk menghibur keluarga raja yang sedang duka-nestapa.

 

Topeng Tapanuli

Seperti halnya di daerah Simalungun, di daerah Tapanuli seni (pertunjukan) topeng juga dari cerita rakyat tentang kedudukaan raja dan permaisuri karena kematian puteranya yang tercinta. Di sini tokoh topeng yang untuk menghibur itu terdiri atas sepasang pria wanita, dengan ukuran topeng sekedar cukup untuk penutup muka. Dipergunakan dalam bentuk tarian dengan tetabuhan tanpa dialog khusus.

Si Gale-gale, yang artinya lemah-lembut adalah boneka/patung kayu berbentuk manusia pria, remaja dalam ukuran yang mendekati natural, dilengkapi kostum tradisional Batak. Tiap-tiap bagian tubuh­nya diberi persendian dan tali sedemikian rupa sehingga seseorang (dalang) dengan iringan "gendang" dapat memainkannya seperti ge­rakan-gerakan seorang remaja putera yang seakan-akan hidup. Si Gala-gala dengan demikian termasuk seni teater boneka (puppet-theatre).

Latar belakangnya sama, yakni menghibur ibu yang kemati­an satu-satunya putera yang berangkat remaja sehingga mengalami duka nestapa yang amat dalam. Bahkan si anak yang telah jadi mayat itu dipeluk terus tanpa menghiraukan terjadinya proses pembusukan yang terjadi. Pada suatu saat ketika sang ibu terlena, tidak sadarkan diri seorang seniman pematung mengganti anak tersebut dengan se­buah patung dan mayat si anak pun dikuburkan. Setelah sang ibu sa­dar diberitahukan bahwa sang anak mulai sadar (hidup) kembali, tapi dalam keadaan lemah (Si gale-gale). Kemudian berkembang menjadi seni boneka yang seakan-akan hidup dan amat digemari oleh seluruh masyarakat Batak, juga diikut sertakan sebagai pengisi upacara adat kematian, memanggil roh dan pemujaan roh nenek moyang yang di­anggap baik. Kemudian pertunjukan Si Gale-gale menjadi hiburan masyarakat luas karena fungsi sebagai upacara religius-magis dilarang oleh agama (Islam, Kristen) yang datang kemudian.

Topeng Pakpak Dairi

Bila dibanding dengan daerah Simalungun di daerah Pakpak Dairi seni topeng tidak begitu berkembang. Pertunjukan ditujukan untuk upacara ritual di samping sebagai hiburan dan lebih cenderung pada ritual-magis.

 

Topeng Karo

Seni topeng ("gundala-gundala") di daerah lebih muda bila diban­dingkan dengan seni topeng Simalungun dan Pakpak Dairi. Di Kabu­ paten Karo topeng tradisional masih banyak kita temui seperti di desa-desa: Sukanalu, Juma Padang, Guru Singa, Siberaya, Kubu Calia dan Lingga. Di daerah Karo Topeng dipertunjukkan pada hari-hari besar nasional di samping upacara-upacara adat dan tontonan rakyat yang bersifat pendidikan. Juga untuk upacara tolak-bala, penaburan benih dan penyambutan tamu agung. Dilakonkan dalam gaya komedi tanpa dialog. Pemain terdiri atas lima orang yang berperan sebagai: raja/panglima, permaisuri, puteri raja, menantu dan musuh (burung genda-gendi).

 

Bahan dan Proses Pembuatan Topeng

Bahan baku topeng adalah kayu yang cukup keras yakni sangketten, dilengkapi dengan bambu, ijuk dan lain-lain, termasuk kain.

Kayu yang bulat itu diukir berbentuk wajah, bagian dalamnya dibuang sehingga berbentuk cekungan yang sesuai dengan bentuk muka orang berikut lubang untuk mata dan angin-angin. Topeng bu­rung si gurda-gurdi, paruhnya juga terbuat dari kayu yang sama, ke­rangka (badan) burung yang dapat dimasuki orang itu dibuat dari bambu dan ditutup kain. Topeng, lebih tepatnya boneka atau patung Si Gale-gale, sesuai dengan bentuknya yang khas dan rumit itu meru­pakan karya seni khusus yang dibuat secara khusus pula. Teknis per­sendian dan tali-temali di sini sangat penting agar dalang dapat "menghidupkan"nya dalam permainan. Di samping itu pakaian dan tata rias juga pegang peranan penting.

 Seni topeng Batak adalah karya seni dekorasi, patung, sekaligus pentas yang tumbuh dari sejarah, tradisi masyarakat dan alam Batak. Telak memberi ciri dan kebanggaan berlatar belakang nilai budaya yang luhur, yakni kesetiaan. Meski fungsinya makin menggeser dari sakral ke arah profance, namun nilai estetis dan pemuas rasa setia dan sekaligus sebagai pelipur lara yang turun temurun itu merupakan "kekayaan" budaya daerah maupun nasional yang tak ternilai.

 

Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/934/seni-topeng-batak#photo[gallery]/2/

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...