Seni Rampak Bedug adalah kesenian khas Pandeglang yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Pandeglang, bahkan Provinsi Banten. Dalam berbagai kegiatan seremonial kenegaraan atau pun swasta, baik lokal, nasional, bahkan internasional, Seni Rampak Bedug kerap ditampilkan sebagai sajian kesenian daerah Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten. Seni Tradisional Rampak Bedug berasal dari tradisi masyarakat Pandeglang dan sekitarnya, yaitu tradisi Ngadu Bedung. Kegiatan ini biasanya dilakukan masyarakat dalam meramaikan malam menyambut Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Tradisi ini dilakukan oleh dua atau lebih kampung yang bersebelahan atau dilakukan ketika mendengar suara tabuhan bedug lawan. Ngadu bedug diawali dengan adanya perjanjian masin-masing perwakilan warga. Kegiatan dimulai ketika salah satu kapung melakukan tabuhan menantang, yang kemudian disahut oleh tabuhan lain dari pihak lawan. Demikianlah terus menerus, saling bersahutan tabuhan sesuai kreasi masing-masing. Selanjutnya mereka bergerak mendekat ke arahh sumber suara lawan, yang akhirnya bertemu di arena lapang atau perempatan perbatasan kampung. Ketika berpapasan, biasanya terjadi saling mengejek tabuhan atau peralatan bedug lawan yang mengakibatkan terjadinya kontak fisik, sehingga sering berakhir dengan perkelahian.
Lama kelamaan, Ngadu Bedug bukan saja beradu kreasi menabuh Bedug, tetapi kemudian berubah menjadi ajang perkelahian Ngadu Bedog (beradu Golok) yang kerap memakan korban.
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang