Sebagai bekas kerajaan di sisi utara pulau Sumbawa, Sanggar atau yang juga dikenal dengan Kore memiliki warisan seni budaya dan tradisi yang hingga kini masih bertahan. Salah satunya adalah Sebandung Kore Atau Rawa Kore. Majelis Kebudayaan Mbojo bersama mecidana dan Birokrat Jalan Jalan telah berhasil mendokumentasikan 11 senandung Kore dalam rangka upaya pelestarian seni sastra tradisi yang hidup di wilayah ini. 11 senandung itu adalah Tija lante, Rangko, manu Taloko, Inje atau Raho Ura, Rawa Waro, e aule, O Bimbolo, Arugele Mee Mali, arugele, lopi penge dan Inde Ndua.
11 senandug itu didominasi oleh campuran Bahasa Mbojo dan Kore. Tim Makembo mengalami kesulitan dalam proses penterjemahan karena pelantunnya kadang tidak mebgetahui lagi arti dari senandung yang dilantunkannya. Butuh waktu lama untuk proses penterjemahan karya sastra klasik ini.
11 senandung Kore memiliki latar belakang sejarah yang panjang tentang keberadaan kerajaan Sanggar dan hubungannya dengan kerajaan kerajaan tetangganya seperti Tambora, Dompu dan Bima. Manu Taloko misalnya,mengisahkan tentang perebutan perbatasan antara Kerajaan Dompu dan Sanggar. Seni sastra ini akan sangat penting keberadaannya dalam mengungkap sejarah sanggar karena keberadaan kerajaan ini belum banyak terkuak.
Pelantun Rawa kore hanya tersisa dua orang yang sudah sepuh. Mereka adalah warga desa Taloko kecamatan Sanggar masing masing Hasyim Zakariah dan Siti FatimaZakariah. Untuk itulah Makembo akan menberikan CD rekaman ini kepada elemen Masyarakat Sanggar dalam rangka proses regenerasi dan revitalisasi seni sastra klasik Sanggar ini.
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang