×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Legenda

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Sumatera Utara

Sembilan Satu Ginting

Tanggal 16 Aug 2018 oleh OSKM18_16918370_Gregorius Aginta Gintings.

Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang sakti bernama Ginting. Ginting ini kemudian pergi ke tanah Karo dan menikahi seorang gadis karo. Tidak lama kemudian lahirlah anak dari Ginting dan pasangannya. Akan tetapi, yang terlahir bukanlah bayi melainkan sesuatu berbentuk seperti “labu”. Hal ini terus terjadi pada kesepuluh anaknya. Pada suatu ketika datanglah seorang ahli nujum dan berbincang dengan Ginting mengenai anaknya. Sang ahli nujum berkata bahwa untuk mengeluarkan anak-anaknya Ginting harus mengupas “labu” tersebut menggunakan sembilu dari bambu khusus. Tetapi sebelum mengupas "labu" tersebut, Ginting dan keluarganya harus melaksanakan adat erpangir. Erpangir merupakan adat dimana sebuah jeruk purut dibelah dan dicelupkan didalam cawan putih berisi air bersih dan dedaunan segar, kemudian diberi mantra. Ginting dan keluarganya yakni, kalimbubu, senina/sembuyak, dan anak beru harus membilas wajah mereka menggunakan air tersebut. Anak-anak Ginting yang masih berbentuk “labu” pun turut diperciki dengan air ini. Adat ini bertujuan untuk mensucikan jiwa kembali.

Setelah adat dilakukan, dikupaslah “labu-labu” tersebut, dari situ keluarlah sembilan bayi laki-laki dan satu bayi perempuan. Para putra Ginting diberi nama Ginting Babo, Ginting Sugihen, Ginting Guru Patih, Ginting Suka, Ginting Beras, Ginting Bukit, Ginting Garamata, Ginting Ajar Tambun, dan Ginting Jadi Bata. Sedangkan putrinya diberi nama Bembem Ginting. Seiring dewasanya anak-anak Ginting ini, para putranya sering kali berseteru satu sama lain dan saudari merekalah yang selalu mendamaikan mereka. Hal ini membuat sang anak perempuan sering merasa sedih dan berharap untuk mati saja. Pada suatu hari, Bembem Ginting merasa sedih oleh karena saudaranya bertengkar lagi. Oleh karena itu dia menghibur dirinya dengan menari. Tidak diduga saat Bembem Ginting sedang menari, tiba-tiba ia tenggelam kedalam tanah. Hal ini tentu membuat para putra Ginting merasa sangat sedih karena telah kehilangan saudari mereka. Suatu ketika, tumbuhlah sebuah pohon di tempat Bembem Ginting tenggelam. Pohon tersebut memiliki sembilan dahan. Dari situ berkatalah Ginting kepada kesembilan putranya agar mereka masing-masing merantau kearah tiap-tiap dahan itu tumbuh. Maka pergilah mereka dan membangun kampung-kampung mereka sendiri. Keturunan-keturunan merekalah yang membawa marga Ginting hingga detik ini. Dari kesembilan dahan pohon yang tumbuh di tempat Bembem Ginting tenggelam, dahan yang dituju Ginting Suka lah yang paling besar. Hal ini dikatakan karena keturunan Ginting Suka lah yang nantinya paling banyak.

 

#NirmalaPembangunBangsa

#OSKMITB2018

#BudayakanMengarsipBudaya

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...