×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Jawa Timur

Sejarah Nyai Ageng Pinatih Gresik

Tanggal 10 Jul 2018 oleh Deni Andrian.

Warga Gresik sli tentu paham dan mengerti siapa Nyai Ageng Pinatih atau nyai gede pinatih, menurut cerita, dia adalah seorang perempuan yang memiliki jasa sangat besar, selain karena dia adalah seorang ibu angkat yang “menemukan” seta mengasuh dan membesarkan. Beliau juga sekaligus mendidik Raden Paku atau Sunan Giri.

Pada era jaman Majapahit, Nyai Gede Pinatih juga dikenal dengan sebutan Nyai Tandes yang tak lain adalah saudagar kaya raya dan sangat dihormati oleh para raja, hal itu bisa dibuktikan dari pengangkatannya sebagai Syahbandar Gresik yang ternama pada jamannya.

Menurut sejarawan Oemar Zainuddin dalam bukunya yang berjudu Kota Gresik 1896-1916 Sejarah Sosial Budaya Dan Ekonomi (Penerbit Ruas), Nyai Gede Pinatih adalah seorang perempuan pertama di Nusantara pada zaman kesultanan untuk memungut bea cukai dan mengawasi para pedagang asing.

Singkat cerita, Nyai Ageng Pinatih pergi dari Keraton Blambangan karena suaminya bermaksud hendak menikah lagi. Lalu beliau pergi ke Majapahit guna menemui saudara perempuannya yang menjadi permaisuri Raja Brawijaya. Oleh Raja Brawijaya, beliau dihadiahi sebidang tanah di Gresik dan akhirnya menetap di Gresik sejak 1412 M.

Selepas itu, Nyai Ageng Pinatih mencoba mengembangkan bakat usaha dagangnya sampai terkenal menjadi pemilik beberapa kapal dagang. sampai suatu Nyai Gede Pinatih diangkat menjadi Syahbandar Gresik pada 1458 M.

Lantas, bagaimana ceritanya sehingga Nyai Ageng Pinatih menjadi ibu angkat Sunan Giri?

Konon, pada 1443 M saat Sunan Giri masih bayi, sunang Giri adalah anak dari pasangan Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu ink, dibuang ke laut oleh Dewi Sekardadu yang terletak di Selat Bali. Dewi Sekardadu adalah putri Prabu Menak Sembuyu, seorang penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit.

Karena Kelahiran Sunan Giri dianggap membawa kutukan yang berupa wabah penyakit di wilayah blambangan. Maka, Dewi Sekardadu dipaksa oleh sang ayahanda yang tak lain adalah Prabu Menak Sembuyu untuk membuang jabang bayi sunan giri yang baru dilahirkannya itu. Kemudian, karena diperintah oleh sang ayah, mau atau tidak, rela atau tidak, Dewi Sekardadu harus menghanyutkan anaknya itu ke Selat Bali.

Singkat cerita, Bayi tersebut ditemukan para anak buah Nyai Ageng Pinatih sendiri di tengah samudera. Dan pada saat itu kapal Nyai Ageng Pinatih kebetulan hendak berlayar menuju Pulau Bali. Hampir semua Perhatian para awak kapal tertuju pada sebuah peti yang terapung-apung di tengah laut. Bahkan, kapal mereka sempat menabrak peti yang kelak menjadi aeorang wali besar di pulau jawa.

tanpa pikir panjang para awak kapal mengangkat peti yang didalamnya berisi seorang bayi yang kelak bernama Joko Samudro itu. dan ketika dibuka, ternyata di dalam peti ada seorang bayi laki-kali. Para awak kapal anak buah Nyai Ageng Pinatih lalu memutuskan tidak jadi melanjutkan perjalanan menuju Bali yang tentu harus mendapat restu dari sang pemilik kapal. Hingga akhirnya, para ABK iti memilih kembali ke Gresik untuk melaporkan penemuan peti yang berisi bayi tersebut kepada Nyai Ageng Pinatih.

Namun, selain dari versi diatas ada juga versi lain yang menjelaskan mengenai kembalinya kapal Nyai Ageng Pinatih ke Gresik. Konon, entah entah benarvatau tidak, hampir setiap kapal tersebut diarahkan menuju Bali, tapi ternyata sang kapal dengan sendirinya berputar kembali ke arah Gresik. Seolah-olah bayi yang ditemukan itu harus dibawa ke Gresik. Hehe.. entahlah..

Ketika Nyai Ageng Pinatih ndapatir para ABK-nya pulang lebih cepat, tentu saja Nyai ede Pinatih terkejut. Apalagi, anak buahnya membawa peti yang berisi bayi. Singkat cerita, Nyai Ageng Pinatih merawat bayi Yang kelak akan mendapat julukan Pangeran Giri, Atau Prabu Satmata. Apalagi, konon dia sudah lama mendambakan kehadiran seorang anak.

setelah sekian hari setelah ditemukannya bayi dalam peti. Kemudian Nyai Ageng Pinatih memberikan ama pada bayi tersebut dengan nama Joko Samudro, karena ditemukan di tengah samudera. Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, Nyai Ageng Pinatih merawat Joko Samudro yang kelak menjadi Sunan Giri.

Sekitar tahun 1445 M, Nyai Ageng Pinatih menitipkan Joko Samudro atau Raden Pake untuk memperdalam ilmu agama di Pesantren Ampeldento Surabaya, di bawah asuhan Sunan Ampel.

Pilihan Nyai Ageng Pinatih menitipkan Joko Samudro ke Pesantren Ampeldento terbukti tepat. Joko Samudro alias Raden Paku membuktikan diri sebagai santri luar biasa. Sunan Ampel tahu betul Raden Paku memang bukan santri biasa. Akhirnya, para wali di Pulau Jawa mengangkat Raden Paku menjadi wali dengan julukan Sunan Giri.

Sunan Giri dengan gigih menyebarkan Islam di Gresik. Menurut Oemar Zainuddin, dengan kemampuan dan karisma keislamannya, Raden Paku atau Sunan Giri menjadi pemimpin masyarakat Gresik yang cukup disegani. Posisi ini diperkuat oleh ibu angkatnya, Nyai Ageng Pinatih.

Tak bisa dipungkiri, Nyai Ageng Pinatih menjadi sosok yang sangat berarti bagi Sunan Giri. Meski hanya ibu angkat, tetapi Nyai Ageng Pinatih sangat berjasa karena berhasil mencetak seorang sunan yang menjadi pejuang Islam di kawasan itu. Maka, tidak heran bila beliau juga berperan dalam perkembangan Islam di Kota Gresik, Jawa Timur.

Nyai Ageng Pinatih meninggal tahun 1478 M. Namun, Oemar Zainuddin dalam buku Kota Gresik 1896-1916 Sejarah Sosial Budaya Dan Ekonomi (Penerbit Ruas), menyebut Nyai Ageng Pinatih meninggal pada 1483 M.

Kompleks makam Nyai Ageng Pinatih terletak di Kelurahan Kebungson, Gresik, Jawa Timur, beberapa ratus meter arah utara Alun-alun Kota Gresik.

(Sumber: Wikipedia dan sumber lainnya).

Sumber: http://wonggresik.com/sejarah-nyai-ageng-pinatih-gresik/

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa dimulai dari keberadaan Jaka Tingkir/ Mas Karebet/ Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamongan. KERAJAAN...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...