|
|
|
|
![]() |
Asal Muasal Siagian Tanggal 10 Aug 2018 oleh Oskm18_19718004_emmanuel . |
Pada artikel ini, saya akan membahas mengenai asal usul marga Siagian dan Pardosi. Marga Pardosi berasal dari marga Siagian dan siagian mempunyai saudara Panjaitan,Silitonga,dan Sianipar. Siagian terbagi menjadi dua, yaitu Siagian Padean Duri dan Papaga Lote. Pardosi merupakan keturunan Siagian Papaga Lote. Di sebuah daerah disekitar Porsea, tinggal dua orang kakak beradik.
Karena ada yang mau diperbaiki sementara alat berupa pahat tidak ada, maka sang adik yaitu Op. Dongan meminjam pahat kepada kakaknya. Akan tetapi tanpa diketahui dengan jelas apa penyebabnya pahat tadi hilang. Kakak dari Op. Dongan tadi menuntut agar pahatnya dikembalikan.
Karena dicari kemana-mana tak ketemu juga, maka sang adik berniat untuk menggantinya. Akan tetapi Sang kakak tidak mau menerimanya. Walau sudah dibujuk berkali-kali, tetap saja sang kakak meminta pahat yang asli harus kembali dan tidak mau diganti.
Pada akhirnya pahat tersebut ditemukan. Namun yang anehnya, yang menemukan pahat itu adalah seekor anjing dari Op. Dongan. Karena kesal dengan sikap kakaknya setelah pahat tersebut dikembalikan, Op. Dongan tidak mau tinggal bersama dengan kakaknya lagi. Kemudian dia berikrar bahwa setiap keturunannya akan menjadi marga Pardosi. Dan setiap keturunannya tidak boleh memakan anjing yang warna kulitnya berwarna belang. Selama dia tinggal di Porsea dia mempunyai seorang anak, dan sang anak tetap tinggal di Porsea. Dia merupakan nenek moyang marga Pardosi yang ada di Porsea.
Kemudian dia pergi kearah Habinsaran, dan menetap disana. Pada suatu hari Op. Dongan pergi memancing ke Sibintatar. Disana ia bertemu wanita hamil yang hendak bunuh diri.
Karena merasa kasihan, beliau memungut wanita tersebut sampai bersalin. Namun Op. Dongan tidak menikahi wanita tersebut. Setelah melahirkan, tanpa sepengetahuan Op.Dongan, wanita tersebut pergi secara diam-diam, dengan meninggalkan anaknya. Akhirnya anak yang lahir tadi dipungut oleh Op. Dongan dan diberi gelar Op. Tamba ( alias Pamahar ).
Beberapa waktu kemudian, Op. Dongan menikahi seorang wanita boru Naiborhu, yang kemudian memberikannya keturunan. Anaknya yang sulung yang bergelar Op. Ledung tinggal di Parsoburan.
Anaknya yang kedua pergi ke Leantondung. Yang ketiga pergi merantau ke Garoga. Sedangkan anak yang bungsu ( Raja Pamahar ) pergi ke Pakkat. Dalam sebuah sejarah dikatakan bahwa Raja Pamahar ini kemudian diangkat jadi Panglima oleh Sisinga Mangaraja V. Sampai sekarang tugu marga Pardosi belum disahkan, karena perselisihan dan perebutan hak anak sulung.
Keturunan dari Op. Tamba mengklaim bahwa Op. Tamba adalah anak sulung. Hal ini mereka katakan karena Op. Tamba duluan lahir dari Op. Ledung. Sedangkan menurut keturunan Op. Ledung, Op. Ledung adalah anak sulung. Hal itu mereka katakan karena menurut mereka bahwa Op. Tamba bukan keturunan langsung dari Op. Dongan, melainkan anak pungut. Jadi menurut mereka Op. Tamba tidak berhak atas hak anak sulung.
Nah, semoga kita bisa menjadi penengah dalam perselisihan keluarga ini dan menyelesaikannya secara damai, terutama pemuda-pemuda keturunan Siagian, sehingga tugu marga Pardosi bisa disahkan dan dirayakan. Juga agar cita-cita nenek moyang terwujud.
#OSKMITB2018
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |