|
|
|
|
Sejarah Kuda Kuningan Tanggal 10 Aug 2018 oleh OSKM18_16518123_Andhika Rahadian. |
Apakah kamu pernah ke Kabupaten Kuningan/Desa yang berada di sekitar Kuningan, Jawa Barat? Pernah melihat tugu yang berbentuk kuda disana? Dan Apakah kamu sadar bahwa lambang dari Kabupaten Kuningan itu sendiri menggambarkan hewan kuda disana? Teringat pula ketika saya masih usia anak anak, saya bersama saudara sepupu saya menaiki delman yang ditarik oleh kuda ke beberapa tempat. Ini yang membuat saya tertarik ingin mengetahui mengapa hewan kuda sangat identik/kental sekali dengan Kabupaten Kuningan. Ternyata, Keidentikan hewan kuda di Kabupaten Kuningan punya cerita tersendiri lho...
Konon, kuda-kuda yang berasal dari Kuningan pada zaman dahulu kala (pada abad 15) memiliki perawakan atau bentuk tubuh yang berukuran tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, dan bisa dibilang lebih kecil dari pada kuda-kuda pada umumnya, namun tenaganya sangat luar biasa besar. Baik dalam memikul suatu benda yang berat, atau melaju dengan kecepatan yang sangat cepat. Kuda Kuningan ini juga sangat lincah dan gesit serta sangat tangguh.
Dan kita mungkin bertanya, Mengapa Kuda Kuningan mempunyai kecakapan-kecakapan yang sangat unik seperti yang dijelaskan sebelumnya? Dalam ceritanya, Kuda Kuningan pada abad 15 adalah kuda yang diperuntukkan dan dilatih untuk berperang. Kuda-kuda ini sangat berjasa bagi Sang Adipati Kuningan untuk berperang di medan laga seperti pertempuran Indramayu, Galuh, dan Sunda Kelapa. Pada saat itu, adalah salah satu dari Kuda-kuda kuningan diberi julukan "Windu" dan dirawat oleh Dipati Ewangga, anak dari Arya Kamuning, yang keduanya merupakan keturunan bangsawan kerajaan. Dan menurut van der Lith, dalam bukunya Encyclopaedie van Nederlansch-Indie, Kuda-kuda ini menurut legenda merupakan hasil keturunan kuda biasa dengan kuda bersayap (Kuda Sembrani)
Karena aksi heroik si "Windu" bersama empunya, Dipati Ewangga dan Ayang membantu pasukan dan prajurit dari Adipati Kuningan untuk memenangkan perang, masyarakat kuningan menghargai jasa mereka dan mengenang mereka dengan membuat tugu-tugu yang berbentuk kuda seperti yang kita lihat sekarang di Kabupaten Kuningan. Sampai-sampai, ada semacam "jargon" yang dibuat masyarakat kuningan, yaitu "Kecil-kecil Kuda Kuningan" yang berarti masyarakat kuningan tidak bisa diremehkan, karena meskipun dari kota kecil, mereka bisa membuat sesuatu yang besar. Jargon ini bisa juga berarti jangan meremehkan orang-orang kecil, karena bisa saja mereka lebih baik daripadamu.
Namun,kuda-kuda yang kita lihat di Kuningan sekarang bukanlah kuda-kuda yang bernenek moyang dari keluarga si “Windu” yang sangat lincah dan penuh keunikan seperti yang dijelaskan diatas. Dikarenakan pada tahun 1512, kuda-kuda mengalami kepunahan karena kuda-kuda ini tidak lagi diternak (Nding Masku, sejarawan Kuningan). Pada 1935, ada seorang warga Winduhaji yang mulai mengembangbiakan kuda-kuda, namun dia melakukannya di daerah Tegal. Kuda-kuda yang ia ternak merupakan hasil persilangan antara Kuda Tegal dengan Kuda Sumbawa,NTB.
Sebagai kesimpulan, inilah cerita mengapa kota Kuningan sangat identic dengan hewan kuda. Banyak masyarakat menganggap ini merupakan mitos, karena secara ilmiah belum bisa dibuktikan keberadaan kuda-kuda ini. Dan cerita ini turun temurun hanya disebarkan lewat mulut ke mulut. Tapi apabila kita simak dari ceritanya, sangatlah logis mengapa hewan kuda ini merupakan symbol dari Kuningan Asri ini.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |