×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Makanan

Elemen Budaya

Makanan Minuman

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Banyumas

Sayur Kraca

Tanggal 06 Sep 2015 oleh Iklimah .

                                   

 

       Keong sawah atau orang Banyumas menyebutnya kraca adalah sejenis siput air yang dapat dijumpai dengan mudah di sepanjang perairan air tawar di daerah tropis, seperti di sawah-sawah, kolam, sungai, aliran parit, ataupun danau. Hewan bercangkang ini dikenal pula sebagai keong gondang, siput sawah, siput air, atau kraca. Bagi para petani, keberadaan keong (siput sawah) sering kali menjadi momok yang sangat memusingkan karena keberadaannya menjadi hama bagi tanaman padi dan perkembangbiakannya yang sangat cepat. Akan tetapi di daerah Banyumas dan sekitarnya, terutama di kawasan Purwokerto, keong sawah justru menjadi masakan yang laris manis dan merupakan masakan incaran warga terutama ketika bulan puasa sebagai menu utama berbuka puasa. Hal ini disebabkan, masakan keong memiliki keunikan dan cita rasa istimewa serta cocok untuk sajian berbuka puasa.

        Sayur keong ini terbuat dari bahan utama keong sawah yang dimasak berkuah dengan bumbu-bumbu khas dan aroma kuat yang memberi nuansa pedas dan segar hingga kedalam tenggorokan. Proses pembuatan sayur keong adalah sebagai berikut, pertama keong dipecahkan ujung cangkang bagian belakang atau dithithiki, dengan tujuan untuk membuang kotoran yang masih terdapat pada keong serta untuk memudahkan bumbu meresap pada saat proses pemasakan.

       Selanjutnya adalah proses pencucian keong yang dilakukan minimal selama empat atau lima kali dengan menggunakan air yang mengalir. Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan aroma lumpur yang melekat pada tubuh/cangkang keong. Apabila proses pencucian yang dilakukan tidak benar, maka akan menimbulkan rasa pahit pada waktu dikonsumsi. Setelah proses pencucian, dilanjutkan dengan proses perendaman selama satu malam dengan maksud untuk menghilangkan lendir yang melekat pada tubuh keong. Pada saat proses perendaman tersebut dapat diketahui dan dipisahkan antara keong yang berkualitas bagus dan keong yang berkualitas jelek. Dimana keong yang berkualitas jelek akan terapung di permukaan air. Setelah proses perendaman selesai, dilakukan pencucian ulang selama empat sampai lima kali untuk memastikan bahwa lendir dan kotoran yang ada ditubuh keong sudah benar-benar hilang.
 
      Tahap selanjutnya adalah proses pengolahan bumbu-bumbu. Sangrai bumbu-bumbu yang akan digunakan yang meliputi bawang merah, bawang putih, kemiri, cabe merah, cabe rawit, jahe, kunyit, daun salam, lengkuas, dan sereh. Selain untuk menimbulkan aroma yang enak dan menghilangkan aroma amis dari keong, bumbu-bumbu tersebut juga berfungsi sebagai antioksidan dan beberapa fungsi lainnya yang dibutuhkan tubuh. Setelah tercium aroma harum pada saat proses sangrai, kraca atau keong dimasukkan dan diaduk rata serta ditambahkan air dan dimasak sampai air mendidih, kemudian ditambahkan garam, gula dan santan encer. Keong kemudian dimasak selama 2-3 jam. Setelah itu kraca yang khas Banyumas dengan citarasa yang lezat, pedas dan segar dengan tekstur lunak siap untuk dihidangkan.
 
      Menurut para peneliti, keong sawah banyak mengandung protein dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Keong sawah mengandung protein yang cukup tinggi tetapi dengan kadar lemak atau kolesterolnya yang tergolong rendah dengan komposisi 15% protein, 2,4% lemak, dan sekitar 80% air. Selain itu, 75% lemak yang ada di tubuh keong sawah adalah Unsaturated Fatty Acids atau lemak yang baik dan dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kandungan vitamin pada keong cukup tinggi dengan dominasi vitamin A, vitamin E, niacin dan folat. Vitamin A berperan dalam pembentukkan indera penglihatan yang baik, terutama di malam hari, sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina serta menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Niacin atau vitamin B3 berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Karena tingginya kandungan gizi di dalamnya, keong sawah ini bisa menjadi alternatif sumber protein hewani pengganti daging atau sebagai alternatif makanan tinggi protein yang rendah lemak.
 
       Sayur kraca ini sebenarnya tidak ada sayurannya. Masakan ini hanya berisikan keong-keong atau kraca yang telah dibersihkan, diberi bumbu dan dimasak. Masakan ini dulunya menggunakan keong yang diperoleh dari sawah atau sungai yang memang banyak terdapat di daerah Banyumas dan sekitarnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, kadang pasokan keong sawah ini sudah mulai susah untuk diperoleh di daerah Banyumas, sehingga kemudian didatangkan keong sawah dari daerah lain seperti seperti Demak dan Kudus. Pusat kuliner kraca Banyumas ini dapat dijumpai di Jalan Kauman Purwokerto atau sekitar daerah Bobosan.
 
 
RM/Toko yang Menyediakan:
 
Keong Kraca "Bu Makmoer"
Rumah Makan Indonesia
Alamat: Purwanegara Desa, Jl. Bobosan, RT.06/RW.01, Purwanegara, North Purwokerto, Banyumas Regency, Central Java 53127
Telepon: 0878-4813-9227
 
 
Sumber: http://kulineraslibanyumas.blogspot.co.id/2014/10/sayur-kraca-masakan-khas-banyumas.html

 

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...