|
|
|
|
Saung Angklung Udjo Tanggal 08 Aug 2018 oleh OSKM_16718449_Rifqi Qinthara. |
Seperti kita tahu bahwa negara kita tercinta ini adalah negara yang kaya dengan seni budaya. Terbukti wilayah yang membedakan ini memiliki seni tersendiri (khas), seperti Benjang adalah salah satu seni dan budaya Jawa Barat tradisional, terutama di Kabupaten Bandung.
Benjang adalah wajah dari seni tradisional Tatar Sunda, hidup dan berkembang di sekitar Kecamatan Ujung Berung, Kabupaten Bandung sampai sekarang. Dalam pertunjukan tari mempertontonkan tari mirip dengan gerak Pencak Silat, bentuk dan gerakan seni, termasuk gulat tradisional seni benjang.
Benjang itu sendiri adalah seni bela diri tradisional yang telah mengidentifikasi unik dibandingkan dengan orang lain. Berbeda dengan seni bela diri asing yang melawan jauh dari satu sama lain, dalam benjang diharuskan pemain benjang merapat seperti dalam gulat. Benjang biasanya diadakan pada malam hari di tanah terbuka atau halaman rumah juga.
Dalam kasus pertunjukannya, acara Benjang dilengkapi dengan seni tidak seperti Badudu, kuda lumping, Bangbarongan, dan penutup Benjang. Seni benjang kemudian diperpanjang sampai Desa Cisaranten Timur, Desa Cisaranten Barat, Kecamatan Buahbatu, Kabupaten Majalaya, dan Kecamatan Cicadas, Bandung.
Menurut salah satu sesepuh benjang yang salah yang tinggal di desa Cibolerang Cinunuk Bandung, bahwa nama Benjang telah dikenal oleh masyarakat sejak tahun 1820, para pemimpin yang terkenal saat itu, tidak lain H. Hayat serta Wiranta. Kemudian mereka menjelaskan tentang asal-usul awal desa ini selanjutnya Ciwaru Ujung Berung, ada juga yang mengatakan dari Cibolerang Cinunuk.
Pemain akan melakukan gerakan Benjang disebut Dogong, yaitu permainan setiap dorongan antara dua pemain Benjang dengan mempergunakeun halu dalam lingkaran atau arena. Yang menyeret luar garis lingkaran di Dogong itu dinyatakan kalah. Dari gerakan Dogong kemudian berkembang jauh, yaitu mendorong satu sama lain dan tanpa alat juga. Begitupun aturannya yang didorong ke luar lingkaran dinyatakan kalah. Adapun gerakan yang tidak menggunakan tangan dan alat apapun. Dalam gerakan ini, yang digunakan adalah bahu, sehingga tidak mempergunakan lengan atau alat apa juga.
Satu-satunya aturan adalah bahwa jika lawan berikut tidak dapat membela diri dari himpitan lawannya pada keadaan telentang. Dalam situasi seperti itu, para pemain dinyatakan kalah. Permainan berikutnya kemudian didirikan lagi dengan masing-masing berganti lawan.
Seperti seni bela diri tradisiional lainnya, dalam pertunjukan Benjang selalu diiringi dengan musik tradisional. Alat musik yang terdiri dari rebana, drum, belenggu, gendang, gendang dan terompet. Berbagai musik juga selalu mengiri saat waktu pertunjukan. Musik yang sering dilantunkan saat acara Benjang yaitu berjudul Kembang Beureum, Sorong Dayung, serta Renggong Gancang.
Benjang tidak hanya seni untuk hiburan semata atau membela diri hanya menggunakan otot, tapi jauh dari itu akan Benjang memuat berbagai makna. Mulai dari awal permainan yang dibuka dengan ritual pembakaran dupa memiliki tujuan untuk keselamatan dari Yang Mahakuasa, dan ditutup dengan pemain yang berjabat tangan dan pelukan. Hal ini menunjukkan bahwa ini bisa menjadi media sebelah mendekatkan diri pada Yang Mahakuasa dan menjadi olah tubuh yang menjunjung tinggi sportivitas. Sesuai dengan motto Benjang, "bersih hate handap asor", yang berarti yang menang tidak sombong dan yang kalah harus menerima kekalahannya.
Dalam pemain Benjang yang kalah (telentang) masih bisa melihat bintang-bintang, ini berarti bahwa kita harus ingat Yang Mahakuasa bahkan ketika jatuh. Sedangkan pemain yang terkena atau lawan mendindih ingin melihat tanah, ini berarti bahwa meskipun kita menang tidak harus sombong karena kita akan kembali ke tanah.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |