Di Bali, selain terkenal dengan Sate Lilitnya yang berbahan baku ikan tongkol segar, juga terkenal dengan Sate Lalap. Sate ini hanya dapat dijumpai di Kabupaten Karangasem, tepatnya di kampung muslim atau kampung Jawa. Sate ini biasanya hanya dijual ketika bulan puasa.
Namun, beberapa tahun belakangan sate ini bisa ditemui di beberapa tempat di Denpasar. Salah satunya di Jalan Pura Kerta Dalam, Dagin Puri Denpasar Barat. Warung ini biasanya menyediakan sate lalap.
Dody Hidayat, penjual Sate Lalap, mengatakan, Sate Lalap tidak ubahnya dengan sate pada umumnnya, sate ini juga menggunakan daging, baik ayam maupun daging sapi ataupun jeroan sebagai bahan bakunya. Hanya saja, bumbu campuran sate lalap berbeda dengan sate pada biasanya. Jika sate Madura menggunakan bumbu kacang, Sate Lalap ini menggunakan bumbu kuning sebagai pelengkap rasanya.
Bumbu kuning hampir menyerupai bubur sumsum, namun terbuat dari rempah-rempah. Bahan bakunya terdiri dari santan kelapa dan tepung terigu, tepung beras, bawang merah dan bawang putih, kunyit, serta cabai merah besar.
Hidayat menjelaskan, cara membuat bumbu kuning itu, semula semua bumbu mulai bawang merah dan bawang putih, kunyit, serta cabai merah besar terlebih dahulu dihaluskan. Sementara untuk tepung terigu dan tepung beras dimasak mengunakan air panas hingga mengental, dan yang terakhir campur bumbu yang sudah dihaluskan ke dalam adonan tepung yang sudah mengental kemudian didinginkan.
Selain bumbu kuning, masih ada pelengkap sate lalap ini. Yaitu saur, yang terbuat dari parutan kelapa kemudian di sangrai, sama dengan serundeng Jawa.
Harga sate lalap relatif cukup murah. Ia menjualnya seharga Rp 20.000 per porsi sudah termasuk Tipat atau Ketupat. Sate lalap ini paling banyak dicari oleh masyarakat pada saat bulan puasa, karena sangat cocok dijadikan kudapan untuk menu berbuka puasa.
sumber: https://www.cendananews.com/2017/10/sate-lalap-khas-karangasem-bali.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang