Sate danguang-danguang berasal dari Payakumbuh dan tampilannya mirip dengan sate padang. Meski sama-sama menggunakan jeroan daging sapi dan sama-sama di panggang diatas bara tempurung kelapa dan di oleskan dengan minyak dari lemak, akan tetapi bumbu yang di racik untuk kuahnya sangatlah berbeda. Jika pada umumnya anda biasa melihat sate padang yang di siram dengan kuah yang berwarna merah dan kental, serta rasanya yang cukup tajam, berbeda dengan sate yang berasal dari Payakumbuh yang diseiram dengan kuah yang berwarna kuning dan sedikit kental. Rasa yang di hasilkan oleh bumbu yang disiramkan ke sate danguang danguang lebih ringan di bandingkan dengan sate padang yang sedikit agak keras.
Cara membuat sate danguang-danguang adalah:
Bahan:
3 sdm minyak, untuk menumis
2 lembar daun jeruk
2 lembar daun kunyit
2 batang serai, memarkan
300 g daging has dalam, potong dadu 1½ cm
300 g lidah sapi, rebus, potong dadu 1½ cm
750 ml kaldu sapi
½ buah kelapa agak muda, parut
30 buah tusukan satai
200 ml santan kental
1½ sdm kari bubuk
4 sdm tepung beras
Bahan saus bumbu:
10 butir bawang merah
5 siung bawang putih
3 buah cabai merah
5 cm lengkuas, kupas
3 cm jahe, kupas, iris kasar
3 cm kunyit, kupas, iris kasar
1 sdm ketumbar
1 sdt jintan
1 sdm garam
Cara membuat:
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum. Tambahkan daun jeruk, daun kunyit, dan serai, tumis hingga matang, angkat.
2. Masukkan setengah bagiannya ke panci berisi daging, lidah sapi, kaldu, dan kelapa. Masak di atas api kecil hingga daging matang. Angkat.
3. Tusuk secara berselang-seling: 2 potong daging dan 2 potong lidah. Ulangi hingga bahan habis.
4. Bakar satai di atas bara api sambil dibolak-balik agar matang merata. Angkat.
5. cara membuat saus: Campurkan sisa bagian bumbu dengan santan dan kari. Masak di atas api kecil sambil diaduk hingga mendidih. Tambahkan tepung beras, aduk cepat hingga rata dan mengental. Angkat.
6. Sajikan satai disertai saus dan ketupat.
Alamat dan Kontak Penjual:
Pangek Situjuah
Jl. Soekarno Hatta No.Kel, Balai Panjang, Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26225
(0752) 796858
Sitasi:
http://www.pelangiholiday.com/2013/11/sate-siram-kuah-danguang-danguang.html
http://tipsntrip.com/sate-danguang-danguang/
http://www.gulalives.co/2016/04/15/100-makanan-tradisional-khas-indonesia/#
http://widhiaanugrah.com/resep-membuat-sate-danguang-danguang-yang-lezat-dan-nikmat/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja