Sape Sono’
Sape Sono’ adalah seni pertunjukan di Madura yang biasa dilombakan dan diadakan di lapangan. Seni pertunjukan Sape Sono’ adalah seni yang ini biasa diadakan dengan menggunakan dua sapi betina yang dijadikan berpasangan. Bedanya dengan Kerbhan Sape adalah Sape Sono’ tidak dipacu untuk dan ditunggangi oleh seseorang untuk di adu kecepatannya, kekuatannya dan ketangkasannya dalam berlari melainkan untuk diadu kecantikan dan keanggungannya dengan cara dihias dan dijalankan sendiri sepasang dengan diiringi dengan musik dan tarian – tarian saronen, musik khas madura, yang biasa digunakan untuk mengiringi seni Sape Sono’. Bisa dikatakan Sape Sono’ adalah kontes kecantikan untuk sapi di Madura. Sape sendiri dalam bahasa madura memiliki arti sapi dan sono’ memiliki masuk. Dikatakan Sape Sono’ karena dalam seni pertunjukan ini sepasang sapi betina tersebut dilepas di garis start kemudia berjalan di lintasan yang sudah ditentukan dan kemudian harus masuk finis dengan masuk (nyono’) di bawah gapura. Saat di garis finis, sepasang sapi tersebut diharuskan untuk mengangkat dan meletakkan kakinya pada sebuah kayu yang posisinya lebih tinggi daripada lintasan secara bersamaan.
Seni pertunjukan Sape Sono’ sendiri lebih susah daripada Kerabhan Sape. Hal ini dikarenakan butuh bertahun – tahun untuk melatih kekompakan sepasang sapi betina tersebut. Tak beda dari manusia, terkadang sapi sendiri tidak percaya diri dalam tampil. Terkadang sapi sendiri tidak suka saat dihias dan didandani. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya para pemeliknya akan melatih sapi – sapi mereka untuk dihadapkan pada cermin yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Sama halnya dengan manusia, para sapi tersebut dituntut untuk mengalahkan dirinya sendiri saat bercermin sebelum mengalahkan sapi – sapi lain. Butuh kesabaran yang tinggi bagi pemiliknya agar sapi – sapinya menang dalam perlombaan ini. Hal tersebut karena pemenang dalam perlombaan ini adalah pasangan sapi yang paling anggun dan serentak berjalan serta paling cepat meletakkan kakinya pada kayu melintang di gapura saat garis finis.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang