Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Subang
Sang Eyang Ranggawulung
- 24 Agustus 2014

Ranggawulung. Wilayah ini menjadi salah satu ikon kota Subang dari jaman dulu. Di sana, biasa dimanfaatkan pasangan muda – mudi Subang untuk sekedar nongkrong di bawah pepohonan rindang direrumputan sambil menikmati es kelapa muda. Apalagi kini, sudah ada landmark baru di sana, tulisan SUBANG di pinggir jalan raya, menarik para pengunjung untuk sekedar berfoto di sana, pertanda mereka pernah singgah di kota Subang.

Di seberang tulisan tersebut nampaklah gapura berbentuk kelapa kitri menjulang, disinilah tempat anak muda Subang yang aktif berpramuka untuk berkemah. Setiap bulan Agustus tempat ini pasti didatangi para praja muda dari seluruh penjuru Subang untuk kegiatan kepramukaan.

Lebih ke arah selatan telah dibangun hutan kota Ranggawulung. Kini di dalam hutan tersebut sudah dibangun jogging track dan saung-saung yang bisa digunakan untuk berlindung sambil menikmati segarnya udara hutan. Bahkan kini hutan kota ini tengah dilengkapi Flying Fox dan fasilitas outbound lainnya, sehingga sangat cocok untuk tempat rekreasi keluarga.

Di sisi lain, di sana terdapat beberapa sumber mata air yang dijadikan sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air warga Subang yang dikelola PDAM Subang.

Misteri Ranggawulung

Dibalik berbagai fungsinya tersebut tenyata Ranggawulung menyimpan banyak misteri, termasuk mengenai siapakah sebenarnya tokoh yang bernama Ranggawulung yang dijadikan nama wilayah tersebut. Tokoh yang dikenal dengan Eyang Ranggawulung ini dimakamkan di puncak bukit di atas bumi perkemahan Ranggawulung. Pada malam – malam tertentu makam ini banyak dikunjungi para peziarah. Namun sayang, meskipun makamnya sudah jelas berada di sana, sejarah mengenai eyang Ranggawulung belum banyak terungkap.

Abah Anda (89),  sebagai kuncen atau penjaga makam eyang Ranggawulung tidak bisa mengungkap secara jelas sejarah Ranggawulung. Kakek yang hampir 90 tahun ini hanya mengatakan, Ranggawulung adalah leluhur orang sunda, tanpa menjelaskan lebih rinci silsilah atau asal muasalnya. Ia hanya bercerita, konon eyang Ranggawulung memiliki kemampuan sehebat wali.

“Eyang Ranggawulung itu salah satu leluhur orang Sunda, dahulunya beliau adalah seorang pendekar hebat,” kata Abah Anda kepada kotasubang.com beberapa waktu lalu.

Selain ada makam eyang Ranggawulung, di sekitar kawasan ini juga terdapat beberapa makam leluhur lainnya. Di lokasi yang kini difungsikan sebagai hutan kota terdapat makam leluhur yang dikenal dengan eyang Genjreng. Menurut Amin (65) selaku juru kunci sekaligus penjaga hutan kota, eyang Genjreng juga dikenal sebagai seorang pendekar pada zaman dahulu.

“Eyang ini dahulunya pendekar, beliau dikenal dengan nama itu, karena konon  kalau beliau menunggang kuda terdengar suara ngagenjreng seperti itu,” kata Amin.

Sama halnya dengan makam eyang Ranggawulung makam ini juga sering didatangi para peziarah.

Mitos di Ranggawuung

Selain masih menyimpan misteri tentang asal usul tokohnya, kawasan Ranggawulung juga menyimpan berbagai mitos. Konon, di sekitar kawasan tersebut terdapat kerajaan siluman ular. Amin bercerita sering kali ada orang yang bisa melihat siluman ular berkepala manusia cantik dan bermahkota di sana.  Selain itu menurut Amin ada pula macan siluman yang berkeliaran di sini.

“Dulu juga pernah mau ada syuting Si Panji sang penangkap ular di sini, tapi syutingnya gagal, karena ular yang ditangkap ternyata bisa bicara, tidak mau diganggu,” jelasnya.

Sedangkan menurut kuncen makam eyang Ranggawulung di sana terdapat siluman “Rahwana” berbadan besar.

“Di sini ada penjaga berbadan besar namanya Rahwana atau Dasamuka. Dia suka minta sesajen yang aneh kepada peziarah,” kata abah Anda.

Demikian juga dengan Jaka (45), warga yang tinggal disekitar hutan Ranggawulung pernah beberapa kali mengalami kejadian mistis di sana, ia pernah bertemu dengan pria berpakaian pangsi jaman dulu yang kemudian menghilang dihadapannya. Jaka juga beberapa kali menemukan benda-benda pusaka di sekitar sana.

“Keberadaan benda pusaka tersebut biasanya saya ketahui melalui mimpi, keesokan harinya setelah bermimpi saya cari dan ketemu. Saya sudah menemukan beberapa batu, bambu cagak dan tongkat berbentuk kepala ular,” ungkapnya.

 

Hutan Kota Ranggawulung

Namun menurut Amin berbagai kejadian mistis yang terjadi di sana tidak perlu ditakutkan oleh para pengunjung. Amin mengatakan para mahluk gaib itu tidak akan pernah mengganggu kita, asalkan kita menghormati keberadaan mereka dengan menjaga lingkungan sekitar Ranggawulung.

“Mereka tidak akan ganggu kalau kita tidak merusak alam daerah sini. Sebenarnya kalau daerah ini tetap terjaga dan lestari kan bukan mereka saja yang senang, tapi justru itu penting buat kita sendiri. Ranggawulung kan daerah resapan air dan sumber air bagi warga Subang. Jadi ya harus dijaga,” pungkas Amin.

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline