|
|
|
|
Sambut Sukacita Kelahiran Bayi dengan Manyue Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM_19718077_Abigail Tasya Suhandi. |
Sambut Sukacita Kelahiran Bayi dengan Manyue
Semua orang pasti sangat menantikan kelahiran seorang bayi dalam keluarganya, bayi yang imut nan kecil terlahir dengan disertai doa dan harapan untuk keluarganya. Bayi yang lahir pula menjadi suatu tanda bertambahnya anggota keluarga sehingga setiap keluarga ingin memperkenalkan anggota keluarga barunya kepada para saudara, tetangga, dan kerabat. Untuk itulah orang Tionghua mengadakan tradisi Manyue. Arti Manyue itu sendiri adalah sebulan penuh, Man artinya penuh dan Yue artinya bulan. Dikatakan sebulan penuh karena tepat pada hari ke 30 atau ke 40 setelah bayi dilahirkan keluarga akan mengadakan perayaan dan memberikan keranjang berisi makanan kepada tamu yang hadir.
Pada zaman dahulu angka kelahiran bayi selamat sangat sedikit karena keterbatasan obat dan teknik kelahiran yang baik, sehingga tak jarang bayi meninggal saat lahir atau umurnya tidak bertahan lama. Maka dari itu saat bayi lahir diadakan perayaan Manyue yang diiringi doa dan harapan agar bayi yang telah berumur 1 bulan dapat tumbuh sehat sampai dewasa nanti. Perayaan ini juga dilakukan tepat pada hari ke 30 atau ke 40 setelah bayi lahir, hal ini dikarenakan masa nifas atau masa istirahat ibu yang baru melahirkan adalah 1 bulan dan sebelum 1 bulan bayi serta ibunya yang baru lahir tidak boleh keluar rumah. Karena orang Tionghua percaya masa nifas adalah masa terlemah sang ibu dimana bila ibu keluar rumah maka sang ibu akan mudah terjangkit atau terserang penyakit dan hal ini juga bisa berdampak buruk pada sang bayi saat masa menyusui. Maka setelah parayaan Manyue sang bayi boleh keluar rumah dan memperkenalkan kembali sang ibu kepada masyarakat luar.
Perayaan dibedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Perayaan Manyue untuk anak laki-laki akan diadakan tepat pada hari ke 40 sedangkan untuk anak perempuan akan dirayakan pada hari ke 30. Pada saat perayaan Manyue, rambut bayi akan dicukur dan rambut hasil cukurannya akan dibungkus dengan kain merah dan dijahit pada bantal bayi. Hal ini dilakukan dengan anggapan bayi ini akan menjadi berani dan tidak mudah takut. Dalam perayaan ini juga nama bayi akan diumumkan kepada seluruh keluarga, kerabat, dan tetangga. Para tamu yang hadir pada perayaan ini juga akan membawa hadiah untuk bayi, biasanya para tamu akan memberikan angpao (amplop berisi sejumlah uang) kepada bayi laki-laki dan perhiasan mahal untuk bayi perempuan.
Selain para tamu yang memberi hadiah pada bayi,tamu tidak akan pulang dengan tangan kosong karena keluarga akan memberi hadiah kepada tamu yang telah hadir. Hadiah ini juga disesuaikan dengan jenis kelamin bayi yang lahir. Bila bayi itu laki-laki maka keluarga kan memberikan hadiah kepada tamu berupa telur merah, ayam, dan kue mangkok sedangkan untuk anak perempuan berisi telur merah, kue bolu, dan kue mangkok. Telur merah atau Hongdan selalu ada pada perayaan Manyue. Hal ini melambangkan kebahagiaan dan permulaan hidup yang baru dengan kelahiran bayi. Hadiah ini harus diberikan kepada tamu yang hadir hanya pada hari perayaan saja tidak boleh sebelumnya atau sesudahnya dan harus tepat pada hari ke 30 atau hari ke 40.
Kini dunia semakin modern, semua mencari yang praktis dan karena saat ini orang-orang semakin sibuk sehingga acara Manyue ini sudah tidak lagi sesuai dengan tradisi. Seperti saat ini keluarga tidak harus mengirim hadiah pada para tamu tepat di hari ke 30 atau ke 40, tapi boleh hari-hari setelah hari itu dan tidak disarankan dilakukan sebelum hari itu. Hal lainnya yang berubah adalah isi hadiah untuk tamu. Sekarang banyak keluarga yang mengisi hadiah dengan kue kering, handuk bernamakan nama bayi, serta hal lainnya. Tetapi yang tetap tidak boleh ditinggalkan adalah telur merah. Meskipun zaman semakin berkembang dan terdapat beberapa perubahan yang mengikuti zaman, namun tradisi ini masih dilakukan setiap keluarga Tionghua.
Sumber : orangtua dan oma
#NirmalaPembangunBangsa
#OSKMITB2018
#BudayakanMengarsipBudaya
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |