Saksang adalah masakan khas Batak yang terbuat dari daging babi, daging anjing, atau kerbau yang dicincang dan dibumbui dengan rempah-rempah dan santan, serta dimasak baik dengan menggunakan darah hasil sembelihan hewan tersebut (margota) ataupun olahan rempah biasa tanpa darah (na so margota).[3] Rempah yang termasuk dalam bumbu saksang antara lain; jeruk purutdan daun salam, ketumbar, bawang merah, bawang putih, cabai, merica, serai, jahe, lengkuas, kunyit dan andaliman
Meskipun hidangan saksang dikenal secara meluas oleh berbagai puak atau sub-suku Batak, saksang sering dikaitkan secara spesifik sebagai hidangan tradisional Batak Toba.Saksang merupakan hidangan penting yang wajib dihidangkan dalam upacara adat Batak, terutama dalam pesta pernikahan adat.Saksang, bersama dengan panggang, arsik dan daun ubi tumbuk, adalah hidangan yang populer dalam khazanah masakan Batak, dan lazim disajikan di Lapo, yaitu kedai makan dan minum tradisional Batak.
Karena mengandung daging babi atau daging anjing, serta darah, maka hidangan ini dianggap tidak halal dalam ajaran Islam.Biasanya dalam pesta pernikahan adat Batak, tamu undangan yang Muslim dipisahkan sajian hidangan dan bufet prasmanannya dari hidangan tradisional ini.
Resep Membuat Saksang Batak Toba
Bahan2:
1 kg Daging B2 atau kerbau yang ada lemaknya, potong dadu (kecil2 ± 0.5 cm)
400 cc Gota yang sudah dicampur dengan
- 7.5 gram (= 1/2 sdm) gram
- air jeruk dari 1 atau 2 buah jeruk nipis
Minyak goreng untuk menumis
Bumbu2:
10 buah Bawang merah utuh, digongsong (goreng tanpa minyak sampai ada bekas2 gosongnya)
7 buah Bawang putih utuh, digongsong
2 cm Jahe, potong kecil2 (sebesar permen pastiles), digongsong
5cm Laos / Lengkuas, potong kecil2, digongsong
3 batang Serai, ambil bagian yang putih, potong kecil2, digongsong
2 cm Kunyit tua, potong kecil2, digongsong
1 sdm Ketumbar, digongsong hingga harum
5 buah Cabe merah besar, diiris2 kasar, giling / blender hingga menjadi pasta
10 buah Cabe rawit (boleh ditambah jika suka pedas), digiling halus
6 lembar Daun jeruk, biarkan utuh
2 sdm Andaliman (atau sesuai selera), tidak perlu digongsong, giling halus
1½ sdt Garam (atau sesuai selera)
Cara Membuat:
1) Giling / ulek satu per satu hingga halus/ lembut benar: bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, serai, kunyit, dan ketumbar. Berikutnya masukkan cabe merah dan cabe merah yang telah halus. Aduk semua bumbu giling, masukkan daun jeruk utuh, sisihkan.
2) Panaskan minyak goreng, tumis bumbu giling hingga harum dan betul-betul matang.
3) Masukkan daging yang sudah diiris kecil2. Aduk rata supaya daging matang dan berubah warna. Tidak diperlu ditambah air.
4) Setelah matang, masukkan gota. Aduk2 rata.
5) Masukkan garam. Cicipi dan koreksi rasanya (tambahkan garam atau air jeruk nipis).
6) Matikan api dan angkat.
Alamat & Kontak Penjual:
Lapo Ni Tondongta
Jl. Pramuka Raya No.12A, Cempaka Putih, RT.6/RW.1, Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur 10570
(021) 85908508
Sumber
http://dapursolia.blogspot.co.id/2011/02/saksang-masakan-khas-batak-toba.html
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang