Tradisi Sagele merupakan tradisi menanam padi yang biasa dilakukan masyarakat Bima. Tapi menanam padi ini bukan menanam seperti biasanya, nantinya dikala mereka saat menanam akan di iringi oleh musik tradisional dengan Gambo (alat musik).
Tradisi menanam yang di iringi oleh musik tradisional itu disebut Sagele dan Arugele, dimana para Ibu-ibu menanam benih padi dan gerakan mereka serentak bersamaan mengikuti irama Gambo yang dimainkan oleh seorang pemain Gambo yang memang dibayar khusus oleh pemilik lahan yang akan di tanami. Pemain Gambo tersebut juga bertugas sebagai instruktur yang mengarahkan arah untuk menanam.
Pemain Gambo dengan peralatan yang sederhana yaitu sebuah Aki, Toak kecil serta ampli yang dibuat sendiri digantung di samping untuk memudahkan dia berjalan sambil memainkan Gambo yang sangat menarik sekali untuk di saksikan.
Karena lahan tadah hujan tidak rata jadi penanaman dilakukan dengan cara terlebih dahulu di mulai dari atas dan berakhir di bawah. Setelah di bawah para penanam itu bisa beristirahat dulu sejenak sambil mendengarkan irama Gambo yang dimainkan.
Dengan peralatan yang disebut Cu`a dan kantong untuk menaruh bibit padi yang terikat di pinggang mereka, para Ibu-ibu tersebut dengan lincahnya menanam sambil mengikuti irama Gambo yang dimainkan. Selain Gambo yang dimainkan biasanya juga menggunakan Biola dengan ditambah seorang penyanyi, tapi berhubung ketika itu sang biduanita-nya sakit jadi hanya Gambo yang menemani Sagele tersebut.
Sambil menunggu para Ibu-ibu Sagele yang beristirahat di bawah, kamipun menggunakan waktu itu untuk istirahat di gubuk yang sangat nyaman dengan view teluk Bima dari kejauhan dan sejuknya udara pegunungan. Ternyata Deden telah menyiapkan beberapa makanan yaitu ayam bakar dan sambal yang sederhana tapi sangat menggigit (pedas).
Lahan yang akan di tanam itu luasnya kurang lebih 2 hektar besarnya, dan kemampuan para Ibu itu sangat luar biasa lincahnya, bayangkan sambil jongkok mereka menanam benih padi dengan berjalan mundur menuruni turunan lahan gunung itu. Saya sangat kagum melihat keuletan mereka sambil mendengarkan alunan musik Gambo yang menghilangkan lelah mereka.
Simak Video Sagele - Arugele disini
Sumber: mbolojokpedia.com
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang