Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
SEPAK BOLA BINaTANG
- 20 Juli 2018

Pada umumnya, pertandingan sepak bola dilakukan oleh manusia. Namun, apa jadinya jika yang bertanding sepak bola itu adalah binatang “ Di daerah Sulawesi Selatan, Indonesia, ada sebuah kisah rakyat yang mengisahkan tentang pertandingan sepak bola antar binatang, kisah rakyat ini dikisahkan agar lebih mudah dan disukai serta diserap pesan moralnya oleh masyarakat, karena sepak bola adalah salah satu olah raga yang paling disukai oleh masyarakat Sulawesi Selatan umumnya dan masyarakat Indonesia khususnya, sayangnya untuk urusan pencapaian dan prestasi masih sangat tertinggal jauh dari negara-negara lain karena tidak konsisten dan emosional serta mudahnya kita terprovokasi hal-hal yang merugikan.

Dikisahkan, di sebuah daerah di Sulawasi Selatan, ada sebuah padang rumput yang terbentang luas yang menjadi tempat berbagai jenis binatang seperti sapi, kerbau, gajah, keledai, kijang, dan lain sebagainya untuk merumput.
 
Pada suatu hari, gerombolan sapi dan kerbau bertemu di padang rumput tersebut. Kebetulan mereka datang bersamaan dan hendak merumput di bagian padang rumput yang hijau dan subur. Mereka bergerombol dan saling berebut untuk menguasai di tempat itu.
  • “Hei, Sapi! Rumput ini bagian kami. Kalian pindah ke tempat lain!” seru seekor kerbau.
  • “Tidak! Kami juga berhak makan di sini. Lagi pula kita datang bersamaan,” jawab seekor sapi.
Oleh karena tidak ada yang mau mengalah, akhirnya mereka saling dorong dan akhirnya terjadilah perkelahian. Para binatang lainnya yang juga merumput di padang itu bersorak-sorai memberi semangat. Maka makin serulah perkelahian antara gerombolan sapi dan kerbau. Perkelahian tersebut tampak seimbang. Mereka saling tanduk dan saling dorong dengan sekuat tenaga. Sesekali gerombolan sapi itu mengeluarkan bunyi lenguh yang sangat keras.
“Mooohhhh......!!!”
Hingga siang hari, perkelahian tersebut masih berlangsung dan belum ada yang kalah atau pun menang. Tidak lama kemudian, Singa sang Raja Hutan, tiba-tiba muncul dari balik semak belukar di pinggir padang rumput. Melihat perkelahian itu, ia pun segera mengaung.
  • “Auuunngggg.........!!!”
  • “Hei, hentikan perkelahian itu!” seru sang Singa dengan marah.
Mendengar seruan itu, gerombolan sapi dan kerbau itu pun berhenti berkelahi. Para binatang lain yang menjadi penonton pun berhenti bersorak-sorai. Semuanya menundukkan kepala dan tidak berani bergerak sedikit pun, karena takut kepada sang Raja Hutan.
“Berkelahi lagi, berkelahi lagi...! Hampir setiap hari terjadi perkelahian di tempat ini. Kemarin rusa dengan kambing berkelahi karena rumput. Dua hari yang lalu keledai dan kuda juga berkelahi memperebutkan rumput. Sekarang kerbau dan sapi juga berkelahi. Semuanya gara-gara rumput,” kata sang Raja Hutan.
Oleh karena tidak ingin kembali terjadi pertikaian, Sang Raja Hutan menyuruh semua binatang untuk berkumpul di tengah padang rumput.
  • “Dengarkan kalian semua! Aku tidak ingin melihat lagi ada perkelahian di antara kalian. Untuk itu, aku ingin mengusulkan bagaimana kalau diadakan pertandingan sepak bola untuk membina persahabatan di antara penghuni hutan ini”“ usul sang Raja Hutan.
  • “Setujuuu....!” teriak seluruh binatang yang hadir di tempat itu.
Mereka menyambut gembira usulan itu, karena di samping dapat membina persahabatan juga menjadi hiburan bagi mereka, baik sebagai peserta maupun penonton. Mereka yang ingin mengikuti pertandingan itu segera mendaftarkan timnya. Tim yang paling pertama mendaftar adalah kerbau, kemudian menyusul sapi, gajah, keledai, kuda, kambing, domba, dan seterusnya. Sedangkan sang Raja Hutan hanya berperan sebagai wasit, karena jika timnya ikut dalam pertandingan tersebut, pasti binatang lain akan segan kepadanya.  
 
Keesokan harinya, pertandingan sepak bola antarbinatang itu pun dimulai. Pada pertandingan hari pertama, tim kambing berhadapan dengan tim domba. Kedua tim itu tampak bersiap-siap menempati posisi masing-masing. Sementara binatang lainnya yang menjadi penonton telah memenuhi pinggir lapangan. Mereka sudah tidak sabar lagi ingin menyaksikan pertandingan seru itu.
“Ayo...! Ayo..., kalian bisa...!” terdengar suara penonton memberi semangat kepada tim kesayangan mereka.
Setelah kedua tim bersiap, sang Wasit pun meniup peluitnya sebagai tanda pertandingan dimulai. Pertandingan itu pun berlansung seru dan menarik. Terkadang pula menimbulkan kelucuan, sehingga mengundang tawa para penonton. Pada pertandingan itu tim kambing menang 2 : 1 atas tim domba.
 
Pertandingan berikutnya dilanjutkan keesokan harinya dan seterusnya. Setelah pertandingan berlansung beberapa hari, maka tinggallah empat tim yang berhasil masuk ke babak semifinal, yaitu tim kuda, gajah, kerbau, dan sapi. Pada semifinal pertama, tim kuda berhadapan dengan tim sapi. Pada pertandingan itu, tim kuda tampil kurang bersemangat, karena sehari sebelumnya, raja mereka meninggal dunia dimakan usia. Akhirnya, pertandingan itu dimenangkan oleh tim sapi dan berhasil masuk ke babak final.
 
Keesokan harinya, semifinal kedua, tim gajah berhadapan dengan tim kerbau. Sesaat sebelum pertandingan dimulai, tiba-tiba turun hujan deras sehingga lapangan padang rumput tergenang air. Melihat kondisi itu, tim gajah menolak untuk bertanding hari itu. Namun, tim kerbau merasa keberatan jika pertandingan itu ditunda. Oleh karena kedua tim tidak ada yang mau mengalah, akhirnya terjadilah pertengkaran. Melihat keadaan itu, sang Wasit pun segera turun tangan.
“Untuk tidak mengecewakan para penonton yang sudah berdatangan ingin menyaksikan permainan kalian, maka pertandingan semifinal kedua ini harus dilangsungkan hari ini juga, walaupun lapangan banjir,” tegas sang Wasit.
Oleh karena sudah merupakan keputusan wasit yang tidak dapat diganggu gugat, maka pertandingan antara tim gajah dan kerbau harus dilangsungkan pada hari itu juga. Akibatnya, tim gajah selalu mendapat serangan bertubi-tubi dari tim kerbau. Tim gajah tidak dapat bergerak dan berlari, karena lapangan becek dan licin. Beberapa kali tim gajah terjatuh dan terjungkal di lapangan, sehingga menjadi sebuah tontonan yang lucu dan menarik.
 
Sementara itu, tim kerbau dengan leluasa bergerak dan berlari kesana kemari sambil menggiring bola, karena mereka sudah terbiasa bermain-main dan mandi di kubangan yang becek dan banjir. Sudah dapat dipastikan sebelumnya bahwa pertandingan itu dimenangkan oleh tim kerbau. Tim kerbau menang dengan skor 3 : 0 atas tim gajah. Akhirnya di babak final, tim kerbau bertemu dengan musuh bebuyutannya, yakni tim sapi yang sudah masuk babak final terlebih dahulu.
 
Sebelum para pemain dan penonton bubar, wasit mengumumkan bahwa jadwal pertandingan babak final akan dilangsungkan dua hari lagi.
  • “Saya sengaja menunda jadwal pertandingan babak final ini sampai dua hari lagi untuk memberi waktu para pemain untuk beristirahat, agar kedua tim tersebut dapat tampil lebih baik dan menarik, sehingga para penonton dapat terhibur,” kata sang Wasit.
  • “Kami juga setuju jika pertandingan ini ditunda. Kami harus memulihkan tenaga terlebih dahulu,” kata kapten kesebelasan tim sapi.
  • “Kami juga setuju,” sahut kapten kesebelsan tim kerbau.
Setelah itu, para penonton dan pemain membubarkan diri. Kedua tim yang akan bertanding di babak final beristirahat selama dua hari untuk memulihkan tenaga. Di samping itu, kedua tim juga sedang mempersiapkan dan menyusun strategi masing-masing.
 
Tidak terasa, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, yakni pertandingan babak final antara tim kesebelasan kerbau berhadapan dengan tim kesebelasan sapi. Para penonton telah memadati pinggir lapangan ingin menyaksikan pertandingan seru itu. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari itu cuaca sangat panas. Oleh karena itu, kedua tim tersebut membuka baju masing-masing. Mereka pun bertanding tanpa pakaian. Sorak-sorai penonton pun semakin ramai.
 
Tidak berapa lama, wasit pun meniup peluit sebagai tanda pertandingan babak final dimulai.
Pertandingan itu berlansung seru dan menarik. Kedua tim saling memperlihatkan ketangkasan mereka menendang dan menggiring bola dengan teknik yang tinggi. Kedua tim silih berganti menyerang. Sudah beberapa menit pertandingan berlangsung, namun belum ada tim yang mencetak gol ke gawang tim lawan. Makin lama, permainan pun tampak keras. Mereka saling ganjal-mengganjal jika tim lawan membawa bola.
 
Di tengah pertandingan itu berlansung, tiba-tiba cuaca menjadi mendung. Tak lama kemudian, turun hujan lebat disertai dengan angin kencang. Butiran-butiran air hujan yang turun dari langit sebesar batu-batu kerikil. Jika tertimpa air hujan itu, akan terasa sakit dan menusuk. Para penonton mulai panik. Mereka berlarian kesana-kemari mencari tempat berteduh untuk menghindari air hujan. 
 
Para pemain pun sudah tidak mendengar lagi komando dari wasit. Kedua tim berlarian menuju ke tempat penyimpanan pakaian. Pada saat itu, tim kerbau yang pertama kali berlari salah alamat, karena dilanda kepanikan dan kesakitan terkena hujan. Mereka berlari ke tempat penyimpanan pakaian tim sapi, lalu memakai pakaian sapi tersebut. Setelah itu, mereka berlari berpencar entah ke mana.
 
Sementara tim sapi yang datang terlambat, terpaksa memakai pakaian tim kerbau yang tertinggal, lalu berlari berpencar untuk mencari tempat berteduh. Sejak kejadian itu, pakaian (kulit) sapi terlihat lebih longgar atau kebesaran, karena memakai pakaian kerbau. Demikian sebaliknya, pakaian (kulit) kerbau terlihat kesempitan atau kekecilan, karena memakai pakaian sapi.  Itulah sebabnya, di punggung sapi terdapat bagian yang cekung (berongga) dan di bagian leher bawahnya bergelambir, sedangkan pada kerbau tidak demikian.
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/11/sepak-bola-binatang.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya