|
|
|
|
SATE JANDO Tanggal 20 Aug 2018 oleh Masgalmasgal . |
SATE JANDO
Sate Jando (Gasibu) terletak di Jalan Cimandiri tepat di belakang Gedung Sate Bandung, di depan Gedung Fakultas Ekonomi Unpad,yang membuka lapak jualan di sepanjang trotoar. Jika anda sedang melewati jalan Cimandiri, terutama hari minggu pagi, anda akan melihat antrean panjang orang-orang yang sedang menunggu giliran untuk membeli Sate Jando. Menurut penuturan pelanggannya ada yang tengah mengantre 35-60menit!!! "Apa?!", Terbayang sudah saya harus berdiri berapa lama. Hmm..
Pertanyaanya kenapa bisa Sate Jando mampu menarik begitu banyak minat pembeli dan harus rela berdiri berlama-lama?
Takmungkin jikalau takada cerita panjang dibalik itu semua, begini ceritanya:
Menurut Bapak Agung(anak bungsu dari pemilik sate jando yang memiliki dua anak perempuan dan satu laki-laki) begini katanya;
"Sate Jando sendiri telah berdiri sejak tahun 1960, oleh ibu dari Bapak Agung yang bernama Katemi atau biasa dipanggil "Mbok Ayu". Mbok Ayu saat itu berumur 15 tahun ketika ia berjualan Sate Jando. Pada mulanya ia berjualan dengan turun ke jalan, dari satu gang ke gang lainnya, satu daerah ke daerah lainnya menjajakan jualan sate dengan cara di "gendong". Hingga sekitar pada tahun 1980'an, Mbok Ayu mendapat lahan berjualan di Kantin Gasibu, kompleks Gedung Sate hingga tahun 1990'an. Karena ada kebijakan dan masalah yang mengaharuskan Mbok Ayu harus menggulung tikar dari Kantin tersebut dan kembali berjualan ke jalan. Tetapi pada tahun yang sama Mbok Ayu memilih menetap di trotoar belakang Gedung Sate dengan berbagai pertimbangan. Semenjak hari itu, nama Sate Jando terus berkembang, takdiduga, takdisangka, takdinyana Sate Jando semakin diminati dan menjadi fenomena kuliner penikmat daging khususnya sate yang wajib untuk disinggahi. Proses dan usaha tidak pernah membohongi!" Tutur bapak Agung.
"Jadi keberhasilan Sate Jando hingga bisa pada titik ini tidak instant, butuh proses yang panjang serta usaha yang gigih dari Mbok Ayu. Dan hingga hari ini saya dan kakak perempuan saya bernama Sri ikut membantu berjualan ditambah 15 pegawai yang siap bekerja." Lanjutnya.
"Sempat juga pada tahun 2000an karena kepopulerannya Sate Jando membuka beberapa cabang,di The Kiosk Braga Citywalk, Balubur Townsquare dan Kopo. Tetapi tidak berjalan lancar dan pengunjung sepi akhirnya gulung tikar dan hanya membuka di trotoar saja. Karena memang di sini yang paling laris dan memang sudah rezekinya di sini. Namanya usaha, jatuh-bangun untuk sampai pada pilihan yang terbaik. Dan Alhamdulillah hingga sekarang semakin ramai." Tambahnya.
"Sekarang Ibu sudah tidak membantu disini, karena faktor usia dan kesehatan yang mengharuskan ia harus beristirahat. Sekaranglah anak-anaknya yang harus meneruskan". Tuntasnya.
Sate Jando sendiri artinya bukan "Janda" tetapi berasal dari konsumen yang sering menyebut sate payudara sapi tersebut jando. Karena memang menu yang paling laris dan selalu habis adalah Sate Jando (Sate susu sapi/lemak sapi). Dan terkadang para penjual dan pelanggan memelesetkannya dengan gurauan "Janda". Dan kata "Janda" sering dipakai untuk menghibur para pelanggan yang sedang mengantre dengan berkata "Janda nya sedang pulang dulu" ataupun "janda geulis, janda geulis" yang mengundang tawa pelanggan yang sedang mengantre.
Ada tiga macam sate yang bisa dipilih di sini, yaitu sate ayam, sapi, dan payudara sapi. Seporsi sate berisi 10 tusuk termasuk lontong yang disajikan dengan daun pisang. Sate disiram bumbu kacang yang sangat kental, kecap, dan sambal. Seporsi sate bisa dibanderol Rp 22 ribu tambah lontong harganya Rp 24 ribu.
Rasanya yang istimewa, karena daging satenya sendiri tanpa bumbu kacang sudah mengandung rasa gurih, lantaran sebelum dibakar daging sate dilumuri bumbu kuning yang dibuat dari jahe, kunir, sirih, dan rempah lainnya.
Yang spesial pula adalah bumbu kacang Sate Jando berbeda dengan sebagian besar bumbu kacang yang biasa dipakai sate. Teksturnya sangat kental. Rasanya begitu kuat. Tak sedikit pembeli yang meminta tambah bumbu kacang. Karena memang bumbu kacang ini asli kacang sama cabai tanjung, tanpa aron atau ubi
Dalam sehari, khususnya hari minggu Sate Jando mampu terjual hingga 4000 tusuk. Dimana padahari minggu 60 kg daging sapi dan 20 kg beras ludes.
Bahan-bahan untuk Sate Jando seperti; Kacang, gula, kecap, daging, dan daun pisang di beli dari Pasar Ciroyom. Dan Arangnya dikirim langsung dari Cicendo.
Sate Jando sudah mendapat tempat spesial di Kota Bandung. Dan bagi kalian yang penasaran, silahkan datang saja ke Sate Jando. Buka setiap hari, Senin-Sabtu: Jam 09.00 - 14.00 Wib. Khusus hari minggu buka lebih awal, jam 07.00 wib. Pokoknga Sate Jando adalah menu wajib bagi kalian yang datang ke kota Bandung.
Mari!
|
|
Sate jando Apakah sepadan dengan antrian itu dengan rasanya? Kira-kira kalau dibungkus rasanya tetap enak tidak ya? Terimakasih. Diskusi oleh Hilyah94 . 20 Aug 2018, 15:09:42. |
|
|
SATE JANDO Tentunya. Sangat sepadan, sangat berkesan,dan sangat menentramkan lidah. Rasanya? Takperlu di ragukan. Jikalau takmau mengantre anda bisa memesannya juga loh.. ada nomor kontak yang bisa anda hubungi. Ayo Pesan! Rasanya tetap enak, karena satenya sendiri sudah berbumbu yang meresap hingga kedalam sel dagingnya XD. Disantap selagi hangat atau setelah dingin masih nikmat. Coba saja. Karena seyogyanya makanan itu dicicip. Salam Nusa Kuliner. Sobat Budaya! Berdaya, Berkarya, Berbudaya! Diskusi oleh Masgalmasgal . 20 Aug 2018, 15:20:24. |
|
|
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |