Sulawesi tengah kerajaan paling banyak se-nusantara.Sekalipun kecil,kerajaan-kerajaan yang berjumlah 16 buah itu pada masanya mempunyai peranan dalam membentuk watak dan pribadi bangsa.Berkat kehadiran kerajaan-kerajaan kecil itu pulalah,bangsa indonesia yang berasal dari wilayah Sulawesi Tengah berhasil diantar menuju pintu gerbang kemerdekaan Hingga berakhirnya masa pemerintahan Belanda dan Jepang di wilayah sulawesi – Tengah,keenam belas kerajaan itu satu per satu mengalami kemunduran,baik karena faktor alam maupun akibat kalah perang melawan penjajah.meski demikian,hal itu tidak mematahkan semangat kerajaan-kerajaan yang masih tersisa untuk terus memompa semangat persatuan rakyat setempat.Mereka antara lain kerajaan Buol, Toli-Toli, Donggala,-Kolone dale [Poso],dan Luwuk Banggai-yang pernah tampil sebagai kerajaan-kerajaan ter- Kuat.kemudian ada kerajaan Tojo, palu, Tomini,Banawa,kulawi,Sigi-Dolo,Magau Tawaeli,- Moutong,bungku,una-una,dan ulubangka. Raja-raja setempat yang terkenal antara lain kolombai dan putranya,tanjumbulu[raja poso],datupamusu danlamasera[sigi-dolo],rohana lamarauna[donggala],diilai[kulawi],kuti Tombolotutu[moutong],matta Daeng Masese[Toli-Toli],Owolu Marundu[Mori],Abdul Rabbi-[Bungku].Raja-raja kecil ini sempat membuat penjajah mengalami kesulitan dalam menguasai Sulawesih Tengah. Perang gerilya yang dicatat sejarah dan telah melegenda di masyarakat itu,konon tidak saja dilakukan oleh para raja. Didaerah ini Belanda perna pun bergerilya untuk menpertahakan diri.Namun, mereka tidak sanggup bertahan lama. Belanda tidak kehilangan akal.Mereka mencobah menawarkan janji-janji manis lewat cara damai sehingga ada kalanya behasil mengecoh semangat perjuangan rakyat dan para raja.Pemerintahan nasional bernama “Gerakan Merah-Putih”yang dibentuk bersama dan dipinpin oleh Nani Watabone, tidak sanggup membendung tekad suci,yaitu segera mengibarkan merah putih diseluruh wilayah Sulawesi Tenggara. Munkin,dari seluruh wilayah Nusantara, kerajaan Toli-Toli-lah yang paling awal berhasil mengibarkan sang saka Merah Putih.Peristiwanya berlangsung tanggal 1 februari 1942, atau sekitar tiga tahun sebelum diproklamasikan kemerdekaan indonesia di Jakarta. Peristiwa heroik ini bahkan telah menjadi bagian dari ceria rakyat yang dikenang manis dalam ingatan masyarakat Sulawesi Tengah.Mereka bangga karena raja dan rakyat Toli-Toli dianggap paling sulit diajak berkompromi oleh penjajah. Kebencian mereka terhadap penjajah dan rasa cinta tanah air yang begitu besar lambat laun membankitkan benih-benih nasionalisme di antara kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi Tengah.Tak heran bila Sulawesi Tengahlebih dahulu bebas dan merdeka dibandinkan wilayah lain di Indonesia. Sulawesi Tengah telah memperoleh kemerdekaannya sendiri dari tangan penjajah Belanda sekitar satu setengah tahun sebelum kemerdekaan nasional. Adalah Mattata Daeng Masese, seorang raja di Toli-Toli yang dikenal sangat pemberani.Seperti halnya raja-raja lain di Sulawesi Tengah, sang baginda pada zaman sebelum kemerdekaaan merupakan salah satu pinpinan dari pasukan Gerakan Merah- Putih dan pasukan rimbah yang dipimpin Nani Wartabone yang berpusat di Gorontalo. Raja Daeng Masese konon merupakan raja yang keras hati dan punya sikap tegas. Setelah Belanda berhasil dipukul mundur dari Toli-Toli, Giliran penjajah jepang yang menjadi sasaran perjuangannya.Kala itu, baik penjajah Belanda maupun jepang sama-sama menganggap raja Raja Toli-Toli. Tak ada kompromi apalagi perjanjian damai. Oleh karena itu, setelah berhasil mengambil alih kekuasaan atas Belanda, Jepang yang akan menjadikan Toli-Toli sebagai salah satu basis pertahanan dan kekuatan armada laut dan udaranya di seluruhSulawesi Tengah tidak pernah bisa berhasil Raja Daeng Masese dan rakyat kerajaan tetap bersikap keras. Sebagai penangkal kemungkinan kegagalannya, sang baginda pun segera melipatgandakan kekuatannya.Baginda berhasil mengumpulkan 15 kerajaan lainya. Mereka lalu membulatkan tekad untuk mengusir penjajah Jepang dari bumi Sulawesi Tengah. Singkat cerita, pasukan Jepang berhasil dipukul mundur dalam sebuah perlawanan sengit yang terjadi di luar Kota Toli-Toli. Tidak sedikit Korban yang jatuh di pihak Daeng Masese, pasukan Toli-Toli beserta kerajaan lainnya sempat tercerai-berai.Bahkan, Raja Daeng Masese berhasil ditangkap oleh jepang dan dipenjarakan di Manado hingga mengembuskan napas terakhir. Sang baginda meninggalkan pasukan Toli-Toli dalam keadaan nahas. Penggantinya, Raja Haji Mohammad Saleh Bantilan, anak Daeng Masese,segerah menggantikan raja yang mangkat itu.Sebelum mangkat baginda sempat berpesan agar sang putra meneruskan perjuangannya dan mengumpulkan kembali sisa pasukan Toli-Toli yang masih tertinggal di luar kota.Sementara kepada raja-raja yang lain, diperintahkan untuk terus membimbing, putra yang dicintainya itu. Dengan taktik perang yang gerilya yang dilancarkannya, Raja Haji Mohammad Saleh Bantilan mampu menampuk tugas yang dipercayakan ayahandanya. Dia berhasil mengadakan perlawanan terhadap jepang tanpa sia-sia. Setelah kekuatan Toli-Toli berhasil dipulihkan kembali, dia pun melakukan pemberontakan besar dibantu pejuang dari jawa.Abang Ali, dan tantong Mandayuni dari Kalimantan. Pemberontakan besar menghadapi kekuatan Jepang ini segerah disusul oleh kerajaan Luwuk Banggai,Donggala seta Poso.Akhirnya,pada sekitar 1942 itu, pos-pos Jepang yang berada di seluruh Sulawesi Tengah berhasil diporak-porandakan. Situasi kemenangan ini berhasil mereka pertahankan hingga Indonesia mencaoai kemerdekaannya secara resmi ditahun 1945. Toli-Toli, baik dimasa pemerintahan Belanda maupun Jepang, manjadi legenda sejarah yang memiliki kesan mendalam bagi rakyat setempat. Lewat Toli-Toli itu pula, Konon semangat raja serta kerajaan-kerajaan kecil lain yang ada di wilayah tersebut berhasil dibangkitkan. Gerakan Merah-Putih,yang kalau itu berpusat di Gorontalo (Sulawesi Utara) dan telah lama merembes ke Sulawesi Tengah dengan maembawa paham serta semangat perjuangan di bawah komando pasukan Rimba yang terkenal,memang tidak bisa diabaikan begitu saja. Salah satu Bukti sejarah perjuanganRaja Toli-Toli serta rakyat setempat di zaman prakerdekaan yang masih ada sampai kini adalah sebuah “Tugu Peringatan” yang berdiri kokoh di depan kantor kabupaten setempat. Nama-nama Pahlawan daerah yang pernah ikut berjuang mencapai kebebasan dan kemerdekaan,serta berjasa dalam menjagah keutuhan kerajaan Toli-Toli, kini dipakai sebagai nama-nama jalan di kota tersebut.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...