Arsitektur vernakular adalah sebuah desain dari suatu bangunan yang sifatnya lokal. Artinya, keseluruhan bangunan dibangun dan dilakukan secara amatir dan gotong royong oleh penduduk setempat. Arsitektur vernakular dapat dikatakan sebagai cerminan dari karakteristik penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Dengan kata lain, suatu kultur atau budaya penduduk disuatu wilayah dapat diketahui lewat bentuk bangunannya. Konsep vernakular sendiri terbentuk dari tiga aspek, yaitu teknis, budaya, dan lingkungan. Sebuah bangunan dapat dikatakan sebagai vernakular apabila memenuhi tiga aspek tersebut.
Salah satu contoh arsitektur vernakular ialah rumah betang yang terletak di desa Tumbang Malahoi, kabupaten Gunung Mas, provinsi Kalimantan Tengah. Rumah betang ini adalah sebuah rumah yang berbentuk panggung dan memanjang. Panjang rumah betang bisa mencapai 30-150 meter dengan lebar sekitar 10-30 meter.
Mayoritas penduduk yang ada di desa Tumbang Malahoi berasal dari suku Dayak Ngaju yang tersebar disepanjang sungai Kapuas, Kahayan dan Rungan Mahuning. Suku ini menganut agama hindu kaharingan yang menghasilkan berbagai pengaruh terhadap bentuk rumah Betang dari segi arsitektural.
Beberapa adat istiadat dan kepercayaan suku dayak ngaju yang berpengaruh terhadap bangunan rumah betang adalah :
1. Sandung dan Sapundu
Sandung adalah tempat menyimpan tulang belulang orang yang sudah meninggal. Sedangkan sapundu adalah patung untuk mengikat binatang ketika upacara tiwah (prosesi menghantarkan roh leluhur sanak saudara yang telah meninggal dunia ke alam baka dengan cara menyucikan dan memindahkan sisa jasad dari liang kubur menuju sandung). Sandung dan Sapundu terletak di halaman depan rumah Betang
2. Hejan (tangga)
Tangga yang disebut hejan atau hejot digunakan sebagai alat penghubung untuk masuk kedalam rumah Betang. Anak tangga ini harus berjumlah ganjil agar ketika menapaki rumah berjumlah genap, sesuai dengan kepercayaan suku dayak ngaju agar penghuni rumah tersebut terhindar dari malapetaka.
3. Ukiran Burung Tingang dan Naga
Ukiran ini melambangkan penguasa dunia atas dan bawah. Ukiran ini dibuat diujung les (palipir) rumah bagian atas.
4. Kayu Ulin atau Tabalien
Material utama yang biasa digunakan untuk membangun rumah Betang adalah kayu ulin yang sudah berumur tua. Karena suku dayak menganggap sesuatu yang tua melambangkan kekuatan dan kesehatan.
5. Orientasi Rumah
Orientasi rumah betang menghadap ke arah sungai dari hulu ke hilir sebagai simbol kerja keras para penghuninya untuk dapat bertahan hidup mulai dari matahari terbit hingga terbenam.
Desa Tumbang Malahoi dapat dikatakan sebagai desa yang memiliki unsur vernakularitas. Karena secara aspek-aspek vernakular, desa ini masih memenuhi persyaratan dari aspek teknis, budaya dan lingkungan. Namun, unsur vernakular ini sudah berada diambang kepunahan karena pengaruh modernisasi dan ekonomi yang menyebabkan masyarakat tidak menganut sistem para pendahulunya.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja