Ternyata Ambon selain sagu dan Papedanya juga memiliki kuliner yang sudah sangat legendaris, hingga di buru oleh orang-orang Eropa. Rujak Natsepa namanya, rujak khas Ambon yang kelezatanya tiada duanya.Rujak Natsepa berada di kawasan pantai Natsepa yang ada di Desa Suli, Maluku Tengah ini memiliki kelebihan yakni ada pada pemakaian kacangnya. Dimana, untuk kacangnya diolah dengan memakai kulitnya. Bahkan dalam proses pengulekannya, rujak ini cukup dilakukan sebanyak enam kali ulekan saja.
Keberadaan rujak Natsepa ini telah hadir sejak tahun 1800an, dimana waktu itu para tentara Portugis kerap menikmati buah-buahan. Dari situlah masyarakat Ambon menemukan ide guna memadukan buah-buahan dengan bumbu kacang yang diberi rasa pedas di dalamnya.
Menurut para penjual jika menikmati pemandangan laut dengan menyantap hidangan laut pula akan menjadi hal yang biasa, mengingat Ambon juga memiliki kuliner laut yang tak kalah lezat bahkan telah mendunia. Maka hadirlah Rujak Natsepa ini di jual di pantai Natsepa.
Untuk membuat rujak Natsepa, bahan yang dibutuhkannya pun tak terlalu banyak. Siapkan kacang tanah, cabai, garam serta buah tomi-tomi (asam). Diakuinya, bila memakai jeruk untuk asamnya maka rasanya akan terasa kecut, otomatis dimakan pun tak enak.
Keunikan utama rujak ini terletak pada sambal kacangnya yang luar biasa berbeda dengan sambal rujak umum yang biasa saya makan. Rasa manis memang mendominasi, namun gula merah yang menjadi unsur utama bumbu kacangnya terasa lebih legit dari gula merah yang umum. Tambahan pala dan pangkal buah belimbing juga merupakan faktor penting yang membuat rasa sambal kacang rujak ini begitu berbeda. Percikan rasa pedas seakan malu-malu keluar dari bumbunya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal inilah yang membuat saya ketagihan dengan Rujak Natsepa. Belum lagi ketika bumbu tersebut berpadu dengan citarasa buah-buahan tropis yang menjadi makanan utamanya. Rasa manis, pedas, asin, dan asam bercampur semua di dalam mulut dan menciptakan citarasa yang tidak biasa saya rasakan.
Kelebihan lain yang dimiliki rujak ini adalah jumlah potongan buah yang begitu banyak. Nanas, Bengkoang, Timun, Kedondong, Belimbing, Pepaya, dan Mangga Golek khas Pulau Seram menjadi buah utama yang dipotong-potong. Tidak kira-kira, sang penjual rujak membuat satu porsi rujak seharga 10.000 rupiah ini dengan porsi sangat mengenyangkan.
Keindahan citarasa rujak Natsepa ini pun sangat menyatu dengan pemandangan lautan Ambon, pesisir Natsepa, dan berbagai pemandangan pantai yang menjadi obyek utama. Apalagi ketika minuman air kelapa muda datang menghapus segala dahaga dan menghilangkan lelah yang terasa.
Keunikan berikutnya dari Rujak Natsepa adalah para penjualnya yang semuanya kaum wanita. Menurut beberapa penjual, hal ini terjadi karena merupakan tradisi turun-temurun. Selain itu, rujak sejenis seperti di Pantai Natsepa tidak dijual di sembarang tempat. Hanya ada tiga tempat yang terkenal menjual rujak seperti di Pantai Natsepa yaitu, Pantai Tapal Kuda, Benteng Amsterdam, dan Pantai Natsepa sendiri. Dengan penjelasan ini, saya mengerti mengapa rujak ini menjadi sangat istimewa bagi masyarakat maupun wisatawan yang datang ke kota Ambon.
Sumber :
http://terselubung.in/rujak-natsepa-rujak-legendaris-dari-pulau-ambon-maluku/
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/citarasa-khas-bumi-rempah-pada-rujak-natsepa
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...