Variasi pempek di Palembang memang sangat banyak: mulai dari dimasak dengan sup udang yaitu tekwan atau model, dimakan hanya dengan cuko, dimakan dengan santan yaitu celimpungan, dipanggang yaitu tunu, didadar dengan telur yaitu lenggang, dan yang terakhir adalah pempek yang disajikan dengan mie dan beberapa campuran lain yang terkenal dengan nama rujak mie. Kalau mendengar nama rujak, biasanya hal yang kita bayangkan adalah sebuah makanan yang terdiri dari berbagai macam campuran dan kemudian disiram dengan kuah rujaknya.
Rujak mie memang campuran dari beberapa bahan makanan seperti mie kuning, mentimun, taoge, dan beberapa racikan lainnya. Biasanya dalam penyajiannya, rujak mie tidak hanya ditemani dengan kuah rujaknya saja, namun juga dengan pempek. Ya, memang pada dasarnya, rujak mie sendiri adalah kombinasi dari pempek dan tambahan beberapa bahan khususnya mie. Jadi, jika kamu sudah mempunyai adonan pempek matang dirumah, membuat rujak mie pasti akan lebih mudah karena tidak memakan waktu yang lama.
Rujak mie sangat cocok dijadikan sebagai menu selingan dalam menyantap hidangan santan, daging dan juga minyak, ini karena tekstur dan rasanya yang segar. Yang menjadikan panganan ini nampak segar adalah kuahnya asam manis alias cuko yang dikombinasikan dengan bahan dasar rujak mie yaitu timun, taoge serta tahu goreng. Selain itu rasa yang paling nikmat adalah ketika rujak mie ini ditaburi dengan ebi halus. Sudah bisa dipastikan bakal banyak orang yang akan tergoda untuk menyantapnya walau hanya melihat ataupun mencium aromanya.
Bahan yang diperlukan untuk membuat rujak mie:
Bumbu halus:
Cara membuat kuah rujak mie:
Referensi:
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.