|
|
|
|
Ritual Pesra kacang (utan belai) Tanggal 26 Dec 2018 oleh Aze . |
Upacara ini diselenggarakan untuk mensyukuri rezeki dan kegagalan yang diterima dari Yang Maha.Panen banyak atau sedikit, pesta kacang wajib dilaksanakan setiap tahun. Hanya sebutannya saja makan kacang, karena pada waktu makan di rumah adat kacang panjang yang menjadi menu utama yang dicampur beras merah dengan lauk ikan putih. Upacara ini dilaksanakan pada ketentuan budaya yang sudah dilakukan turun- temurun dari leluhur. Upacara ini dilaksanakan pada minggu ketiga atau minggu keempat bulan September atau pada minggu pertama dan kedua bulan Oktober. Penetapan jadwal pesta kacang, berdasarkan kalender musim yang dihitung pada saat bulan kabisat atau dalam bahasa daerahnya`wulan lein tou’. Dasar penghitungan ini menjadi kalender penanggalan pesta kacang yang berlaku terhadap suku-suku di Lewohala.
Di dalamnya tergabung suku Wungu Belen meliputi suku Gesi Making, Do Gesi Making, Laba Making, dan suku Beni Making. Suku Wungu Belumer meliputi suku Hali Making, Sero Making, Lewo Kedang, Langodai, Balawangak, Purek Lolon, Matarau, Lamablolu, dan Lamawalang.
Delapan tahapan sebelum puncak pesta kacang dimulai dengan `sewa nuku’ yakni menaikkan daun lontar di namang/lapangan yang dilaksanakan suku Purek Lolon.
Setelah itu dilanjutkan dengan perjalanan turun gunung ke pantai yang dilaksanakan suku Pureklolon dan Lamawalang. Dalam perjalanannya, mereka melempar sebungkus kecil daun lontar di dalamnya berisi wua malu dan wako (siri,buah pinang dan tembakau). Lemparan yang dilakukan suku Lamawalang harus melewati pohon bakau disertai pukulan gong dan gendang menandai pesta kacang sedang berlangsung.
Tahap ketiga, doro dope yakni memanah ayam dan kelope (sejenis ikan melata yang menempel di dahan pohon bakau). Ayam yang dipanah akan digunakan untuk makan bersama.
Tahap keempat, pelu belai (makan nasi tumpeng adat).Makanan ini terbuat dari kacang panjang dan nasi merah yang dilaksanakan serentak anak-anak gadis dari suku Wungu Belumer yang dilaksanakan menjelang fajar menyingsing. Tahap kelima, hodi elu (kesepakatan atau janji pesta). Mereka membuat kesepakatan melaksanakan puncak pesta kacang.
Puncak pesta kacang terjadi pada tahap keenam yakni utan wungu belen yang dilaksanakan serempak oleh suku Wungu Belen yang dihadiri para pria. Apabila turunan dari warga Lewohala merantau keluar kampung, maka jatah makannya diantar ke rumah besar (uma belen) suku Laba Making Langobelen. Malam menjelang puncak pesta kacang dilaksanakan seremoni tunu muku manu di setiap rumah adat.Ritual di bagian ini penting karena para sesepuh Lewohala menasihati putra-putrinya. Tahap pamungkas dari seluruh rangkaian seremoni adat menggelar neba belen-neba uelen, yakni atrakasi budaya atau hiburan dengan tari-tarian daerah setempat seperti soka sihkan, soka neba dan tarian rotan melibatkan tokoh adat dan masyarakat setempat. Masyarakat dan suku setempat percaya kalau upacara ini akan membawa hal yang baik bagi mereka dan bagi kelestarian budaya mereka yang sudah diwariskan dari para leluhur, dengan harapan agar upacara dan budaya mereka tetap terjaga dan tidak punah.
sumber : https://persadaonline.com/ritual-pesra-kacang-utan-belai-oleh-masyrakat-ile-ape-nusa-tenggara-timur/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |