|
|
|
|
Ritual Kelahiran dan Kematian Suku Lampung Saibathin Tanggal 03 Dec 2017 oleh Hadi Saputra. |
Masyarakat suku Lampung saibathin memiliki ritual tersendiri untuk setiap kelahiran dan kematian seseorang, ritual ini sudah diturunkan dan dilaksanakan secara turn temurun Namun sekarang, sudah jarng dlakukan oleh suku Lampung Saibathin.
Upacara Kelahiran Lampung Saibathin
Upacara Jenis ini dilaksanakan sesuai dengan kehidupan seharihari dalam setiap transformasi kehidupan, sejak seseorang dalam kandungan sampai akhir hayat seseorang.
Masa Kehamilan
- Kukhuk Limau/Belangekh, Upacara ini dilaksanakan saat masa kehamilan berumur lima bulan.
- Ngekhuang Kaminduan, Upacara ini dilaksanakan saat masa kehamilan berumur lima bulan.
Masa Kelahiran
Teppuk Pusokh/Salai Tabui/Salin Khah/Nyilih Dakhah. Upacara ini dilaksanakan setelah kelahiran bayi umur sehari, caranya adalah dengan membersihkan dan menanam ari ari sang bayi.
Betebus Upacara ini dilaksanakan saat bayi berumur tujuh hari, dimaksudkan untuk mendoakan bayi dan menebus bayi dari dukun bersalin yang telah merawat bayi dari kandungan sampai membantu kelahirannya.
Becukokh. Upacara ini dilaksanakan saat bayi berumur empat puluh hari yaitu mencukur rambut bayi untuk pertama kalinya dan dalam acara ini juga dilaksanakan Aqiqahan.Ngekuk/Ngebuyu/Mahau Manuk. Upacara ini dilaksanakan saat bayi berusia tiga bulan disaat bayi telah diberi makanan tambahan.
Masa Kanak Kanak
Besunat Dikenal juga istilah mandi pagi, khitanan bagi anak laki laki
Ngantak Sanak Ngaji Dilaksanakan saat seorang anak mulai belajar mengaji.
Masa Dewasa
Kukhuk Mekhanai Saat dimana seorang remaja pria telah memasuki masa akil balikh. Nyakakko Akkos Upacara ini dilakukan bagi remaja perempuan, dalam kesempatan ini juga dilakukan acara busepi yaitu meratakan gigi dengan menggunakan asahan yang halus.
Kematian dalam Suku Lampung Saibathin dan Lampung Saibathin
Kematian dalam Masyarakat Lampung Saibathin
Pada saat wafatnya seseorang, akan ada seorang yang ngekunan yaitu memberitahu keluarga, kerabat dan handai taulan tentang kabar meninggalnya almarhum agar segera datang untuk ninggam pudak [melayat] . Dalam situasi ini dibagilah tugas, ada yang melakukan bedah bumi [menggali liang lahat], ada yang memandikan jenazah, mengkafani,menyolatkan hingga menguburkan. Saat malam harinya diadakan bedu’a, yaitu tahlilan hingga Niga Hari saat malam ketiga dilanjutkan Mitu Bingi pada malam ketujuh, Ngepakpuluh saat hari keempatpuluh dan Nyekhatus saat seratus hari wafatnya almarhum.
Sumber :
http://www.academia.edu/5425737/GRL_JADI
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |