|
|
|
|
Ritual Cium Tuan Tanggal 17 Nov 2018 oleh Deni Andrian. |
Ribuan peziarah dari seluruh Indonesia, umat Katolik di Kabupaten Flores Timur, bahkan mana negara, sejak Kamis Putih (13/4/2017), mendatangi Kapela Tuan Ma, Tuan Ana dan Tuan Meninu di Kota Larantuka, serta Kapela Tuan Berdiri di Wure pulau Adonara.
Sesaat setelah keturunan Raja Larantuka bersama Uskup Larantuka membuka Kapela Tuan Ma dan melakukan ritual Cium Tuan, peziarah dan umat yang antri dipersilahkan melaksanakan ritual tersebut. Saat ditemui Cendana News di Kapela Tuan Ma, Kamis (13/4/2017), Veronika Susanti, seorang peziarah asal Jakarta mengatakan, ia bersama rombongan tiba di Larantuka sejak Selasa (11/4/2017) sore dan mulai mengikuti ritual Trewa di hari Rabu serta ikut dalam ritual Cium Tuan. “Saya mengetahui Semana Santa di Kota Larantuka dari teman-teman di Gereja Katedral, Jakarta, yang sebelumnya sudah pernah ziarah ke sini, sehingga kami tertarik dan datang dengan rombongan,” ujarnya.
Veronika mengaku sangat tertarik dengan ritual selama Semana Santa, khususnya sejak Rabu hingga Minggu Paskah, karena ritual ini tidak ada di tempat lain dan sudah berlangsung lebih dari 5 abad silam yang merupakan warisan bangsa Portugis. “Selain dari cerita teman, kami juga melihat di pemberitaan, jika selama menjelang Paskah, Kota Larantuka selalu dibanjiri peziarah sehingga kami juga tertarik ingin berziarah ke sini, berdoa memanjatkan ujub dan permintaan kami kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Yohanes Nurak, salah seorang peziarah asal Timor yang ditemui di Kapela Tuan Ana yang datang bersama keluarganya. Ia mengaku tertarik mengikuti rangkaian kegiatan selama Tri Hari Suci di Kota Larantuka setelah mengetahuinya dari teman. “Setelah mendengar cerita teman saya bersama keluarga memutuskan untuk datang ke Larantuka untuk berziarah, sebab ritual selama Semana Santa sudah mendunia,” tuturnya.
Yohanes mengaku sangat terkesan dengan kehidupan iman umat Katolik di Kota Larantuka yang masih mempertahankan tradisi warisan Portugis secara turun-temurun, hingga ratusan tahun. “Di sini juga saya lihat kehidupan toleransi antar umat beragama juga bagus, bahkan umat dari agama lain juga ikut menjaga keamanan dan menghormati tradisi umat Katolik di sini,”sebutnya.
‘Tuan’ dalam bahasa Nagi (Larantuka) merupakan sebutan bagi orang yang sangat dihormati. Ritual Cium Tuan merupakan ritual mencium patung Mater Dolorosa atau Tuan Ma (Ma bahasa Nagi untuk Mama merujuk pada Bunda Maria).
Sementara itu, Tuan Ana adalah patung Tuhan Yesus yang berada dalam peti mati (Ana, bahasa Nagi untuk anak yang merujuk pada Yesus), serta Tuan Meninu (patung Kanak Yesus) di Kapela Tuan Meninu Sarotari dan Tuan Bediri atau patung Tuhan Yesus yang berdiri di Wure.
Dalam ritual ini, umat dan peziarah mulai berlutut sejak di depan pintu Kapela dan berjalan menggunakan lutut, hingga depan patung di bawah tandu. Seraya menunduk, umat mencium kayu tandu patung, jubah, peti atau karpet di depan patung sambil tak putus melantunkan doa dan ujub pribadi.
Sejak siang hingga sore, para peziarah mendatangi Kapela Tuan Ma dan Tuan Ana serta Tuan Meninu. Sementara di Wure, selepas pukul 17.00 WITA, peziarah yang hendak menyeberang menggunakan perahu motor ke Wure, Pulau Adonara, sudah ditutup.
sumber: https://www.cendananews.com/2017/04/ritual-cium-tuan-ribuan-peziarah-banjiri-kapela-di-larantuka.html
#SBJ
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |