Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Selatan Sumatera Selatan
Rio Raos
- 23 November 2018

 

Hiduplah seorang lelaki pada zaman dahulu. Rio Raos namanya. Ia dikenal cerdik dan pintar menyelesaikan berbagai masalah. Ia juga gemar berpetualang untuk menjelajahi wilayah-wilayah yang belum diketahuinya.

Rio Raos mempunyai empat sahabat karib. Keempatnya bernama Sayid Udin, Panjang, Mahadali, dan Nagaseni. Mereka berlima kerap bepergian bersama ke daerah-daerah baru. Pada suatu hari Rio Raos dan empat sahabat karibnya itu kembali melakukan perjalanan. Mereka menaiki kapal. Berbulan-bulan lamanya mereka mengarungi lautan luas hingga akhirnya mereka mendarat di sebuah wilayah.

Seketika mendarat, Rio Raos merasakan keanehan pada orang-orang di wilayah tersebut. Mereka tampak tegang dan dalam keadaan siap untuk berperang. Sejenak berbincang- bincang dengan orang-orang yang ditemuinya, Rio Raos mengerti, orang-orang itu tengah berperang dengan penduduk lainnya. Entah apa penyebabnya, Rio Raos tidak mengetahuinya. Ia lantas menanyakan di mana ia bisa bertemu dan menghadap kepada penguasa wilayah tersebut. Beberapa orang mengajaknya menuju istana kerajaan dan menghadap Sang Raja.

Di hadapan Sang Raja, Rio Raos mengungkapkan keinginannya untuk membantu mengataSi masalah yang terjadi pada penduduk kerajaan tersebut. Sang Raja sangat gembira mendengar kesanggupan Rio Raos. Seketika itu juga Rio Raos diangkat Sang Raja menjadi hulubalang kerajaan.

Setelah menjadi hulubalang kerajaan, Rio Raos mulai mencari tahu penyebab perselisihan yang menjurus ke arah peperangan yang dilakukan penduduk. Dari orang-orang yang ditemuinya, Rio Raos mengetahui jika penduduk wilayah itu terpecah dan terkelompok menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok itu Saling bermusuhan. Penyebab perselisihan itu adalah karena perbedaan bahasa di antara tiga kelompok penduduk tersebut. Masing-masing kelompok penduduk amat membangga-banggakan bahasanya dan melecehkan bahasa kelompok penduduk lainnya.

Rio Raos berusaha mencari cara untuk mendamaikan tiga kelompok penduduk yang terus bertikai dan berselisih tersebut. Setelah ditemukannya cara, ia meminta para penduduk dari masing-masing kelompok untuk bertemu di sebuah tempat.

Di hadapan mereka semua, Rio Raos lantas memberikan satu potong kain berwarna kepada masing-masing kelompok. Kelompok pertama mendapat sepotong kain berwarna merah, kelompok kedua mendapatkan sepotong kain berwarna hijau, dan sepotong kain berwarna kuning diberikan kepada kelompok ketiga. Katanya kemudian, “Masing-masing di tangan kalian ada sepotong kain. Kalian bisa memperhatikan, kain- kain tersebut berasal dari serat kayu yang sama. Dari satu pohon yang sama. Warna kain kalian bisa saja berbeda, namun tetap ia berasal dari serat kayu yang sama. Begitu pula dengan kalian semua ini. Kalian berasal dari satu nenek moyang yang sama, meski bahasa kalian berbeda. Lantas, bagaimana kalian saling mengaku bahasanya lebih baik dibandingkan yang lain sementara kalian berasal dari satu nenek moyang? Kalian sesungguhnya adalah satu! Sungguh, tidak ada gunanya perselisihan dan permusuhan di antara kalian hanya karena bahasa kalian berbeda!”

Orang-orang terdiam seraya merenungkan ucapan Rio Raos. Mereka bisa merasakan kebenaran ucapan Rio Raos tadi. Mereka pun akhirnya sadar. Mereka kemudian bersepakat untuk mengakhiri perselisihan berlarut-larut yang telah mereka lakukan. Mereka juga bersepakat untuk menggunakan satu bahasa persatuan di antara mereka, yaitu bahasa Muara Rengeh. Dengan sama-sama berbahasa Muara Rengeh, mereka merasa satu adanya.

Suatu hari Rio Raos berkeliling di desa dan mendapati di tengah-tengah desa itu terdapat muara sungai. Teringat ia pada pesan dan nasihat leluhurnya, jika mendirikan desa hendaklah jangan tepat di depan muara sungai. Penduduk sebuah desa yang tepat berada di depan muara sungai biasanya tidak seia sekata dan kurang kebersamaannya. Rio Raos lantas memerintahkan agar sungai itu dialirkan ke arah kiri dan kanan dari desa tersebut. Penduduk desa tampak ragu-ragu untuk melaksanakan perintah Rio Raos. Namun setelah mereka bersatu padu dan saling bekerja sama, pekerjaan yang semula membuat mereka ragu-ragu untuk mengerjakannya itu dapat diselesaikan hanya dalam waktu tiga hari.

Penduduk pada akhirnya bersepakat untuk mengangkat Rio Raos menjadi pemimpin mereka. Rio Raos memimpin dengan adil dan bijaksana. Rakyat yang dipimpinnya merasa aman, damai, dan sejahtera. Orang-orang dari daerah lain pun berdatangan ke negeri yang dipimpin Rio Raos karena mendengar keamanan dan kedamaian yang dirasakan rakyat di bawah kepemimpinan Rio Raos. Desa-desa akhirnya banyak didirikan pada masa pemerintahan Rio Raos tersebut.

Rio Raos terus memimpin hingga akhirnya ia meninggal dunia. Jenazahnya dikebumikan di tempat di mana ia pertama kali ia datang ke daerah tersebut. Kebaikannya senantiasa menjadi buah bibir penduduk, dikenang oleh rakyat, terutama oleh mereka yang dahulu terus terlibat dalam peperangan dan berhasil didamaikan oleh Rio Raos.

 

 BERSATU KITA TEGUH. BERCERAI-RERAI KITA RUNTUH. ADANYA PERBEDAAN SESUNGGUHNYA UNTUK SALING MELENGKAPI. DAN BUKAN MENJADI PENYEBAB MUNCULNYA PERSELISIHAN DAN PERTENGKARAN. 

Sumber: https://dongengceritaanak.com/category/cerita-rakyat/sumatra-selatan/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya