REOG CENGAL
Reog Cengal lahir pada tahun 1946 di desa Cengal kecamatan Japara kabupaten Kuningan ini diawali dengan pembukaan, dilanjutkan gerakan maju-mundur membuat formasi terhadap satu titik, Banyolan, silat dan diakhiri dengan Sandiwara.
Kesenian ini nama nya memang hampir sama dengan reog yang umum di tatar sunda. Namun tatacara bermain dan langkah langkahnya sangat jauh bereda dengan reog yang biasa di tatar sunda. Reog cengal yang terkenal sekitar taun 50-70 -an kini sudah hampir punah dan sekarang pemainnya pun tinggal satu orang.Dahulu reog cengal tampil ketika acara sunatan kawinan dan upacara-upacara lain. Para pemain yang tampil biasanya dari temam-teman dekat dimana ketika mereka bermain secara spontan yang isinya sulit ditebak namun menghibur penonton karena lebih mirip acara lawak.
Ciri-ciri reog cengal:
1.Terdiri dari 4 orang
2.Di tengah panggung terdapat sesajen
3.Ke 4 orang membawa reog dalam ukuran berbeda
Langah-langkah acara dalam reog cengal:
1.Pembukaan 2.Pencaksilat 3.Lawakan sambil diselingi dengan karawitan 4.Penutupan
Saat ini reog cengal kini sudah diakui sebagai kebudayaan indonesia sejak 2007.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang