|
|
|
|
Reog Cemandi Sidoarjo Tanggal 30 Dec 2018 oleh Sri sumarni. |
Reog Cemandi bukan seperti Reog Ponorogo yang menggunakan dhadhak merak. Seni pertunjukan tradisional ini menggunakan instrumen utama berupa kendang yang ditutup satu sisi saja. Mirip dengan reog kendang dari Tulungagung dan reog bulkio dari Blitar; atau juga reog dogdog dari Sunda. Sajian musik dari kendang ini mengiringi beberapa orang yang menggunakan topeng utuh menutup semua kepala yang menari sambil berjalan. Penampilan seni jalanan ini mirip dengan dungkrek dari Madiun. Dinamakan “Reog Cemandi” karena kesenian tradisional ini tumbuh dan berkembang hanya di Desa Cemandi, Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Kesenian ini berawal dari seorang yang bernama Abdul (Dul) Katimin, pemilik pondok di kawasan Sidosermo Panjang Jiwo Surabaya, yang merupakan generasi pertama pencetus kesenian Topeng Cemandi.
Reog Cemandi terdiri dari dua tokoh topeng barongan yakni: Barongan lanang, topeng ini terbuat dari kayu nangka dengan paras pria yang menyeramkan, berwarna merah dan berkumis.Barongan lanang berpakaian serba hitam seperti pemain Ponorogo, kaos lorek atau polos merah dengan membawa pedang. Sedangkan Barongan wadon mengenakan kebaya dan kain panjang. Reog Cemandi terdiri dari beberapa pemain, 6 hingga 11 orang dengan mengenakan pakaian serba hitam yang dipadu kain warna cerah.
Reog Cemandi saat ini selalu dipentaskan ketika ada acara “Bersih Desa Cemandi” setiap tahun untuk mengusir roh jahat, dan berbagai bentuk keburukan. Gaya yang ditampilkan memang gagah, selayaknya memiliki kemampuan untuk mengusir roh jahat. Badannya berlenggak-lenggok mengikuti irama gendang. Tangan kanannya mengayunkan golok seakan menebas lawan yang datang. Lantas kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Sorot matanya menatap tajam. Ini adalah sekilas adegan yang sedang dimainkan oleh penari barongan lanang, salah satu tokoh dalam pertunjukan reog Cemandi.
Peralatan yang digunakan saat tampil adalah peralatan asli sejak kesenian reog Cemandi ini lahir, di antaranya: enam gendang, dua topeng dan tiga angklung – digunakan pemainnya selama turun-temurun hingga generasi kelima yang saat ini dipimpin oleh Susilo. Tiap malam Jumat peralatan itu diberi uba rambe (sesajen) agar tetap awet. Kini pertunjukan reog Cemandi sudah ada perkembangan fungsi. Masyarakat sekitar biasa mengundangnya untuk hajatan mantenan, sunatan, atau acara lainnya. Selain itu masyarakat sekitar percaya bahwa tarian reog Cemandi bisa untuk menolak bala (membuang sial).
Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |