Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
seni pertunjukan Jawa Timur Banyuwangi
Rengganis... pertunjukkan dari Banyuwangi yang mulai hilang
- 2 Agustus 2014

Rengganis adalah kesenian drama tadisional yang berkembang di Banyuwangi, diperkirakan berasal dari kerajaan Mataram Islam. Sebetulnya masalah nama kesenian tersebut di Banyuwangi sangat beragam, ada yang menyebut Prabu Roro, ada yang juga yang menyebut Umar Moyo. Namun ada benang merahnya, yaitu nama-nama tersebut mengacu kepada nama tokoh yang diangkat dalam kesenian tersebut. Antara lain Putri Rengganis dan Prabu Roro seorang raja putri dan adipati Umar Moyo dari kerajaan Guparman.

Namun hingga saat ini belum ada penelitian yang mengakitkan dengan keberadaan kesenian serupa yang sampai sekarang masih berkembang di daerah Bantul dan Sleman Yogyakarta. Sementara cerita yang diangkat dari kesenian "Rengganis" diambil dari buku Serat Menak. Tokoh-tokoh yang populer dalam kesenian Rengganis adalah Jemblung, abdi Umar Moyo, Lam Dahur (kalau dalam pewayangan mirip Werkudoro) Pati Tejo Matal, Jayengrono.

Selain unsur-unsur Islam yang sangat menonjol dalam kesenian tersebut, juga ada kalimat-kalimat mantra yang sering diuncapkan Umar Moyo saat meminta kekuatan senjata pamungkasnya, yaitu Kasang Tirto Nadi. Umar Moyo Selalu berucap :

"Laillah Hailalloh Nabi Ibrohim Kamilulloh. Mbal-Gambal Mustoko malih. Sang Kasang Tirtyo Nadi, aku njaluk panguasamu kasang iso ....."

Setiap tokoh mempunyai karasteristik, seperti tokoh pewayangan. Teknik pentas dan jejer, atau sampa'an seperti dalam wayang orang. Setiap adegan, tokoh suatu kerajaan akan keluar bersama-sama. Kecuali permasuiri, Raja dan para patik. Tari setiap tokoh juga mempunyai ciri khas tersendiri, begitu juga gending, music pengiring.

Pada tahun 1960-an, atau ketika pergolakan politik di negeri ini. Selain seni Drama yang bersumber cerita dari penyebaran Islam di Persia, Rengganis juga sering digunakan alat Propaganda oleh LESBUMI dari NU. Sementara LKN dengan Angklung Dwi Laras dan PKI dengan kesenian Genjer-Genjer.

Sementara itu, salah satu Seniman dan Budayawan Banyuwangi,HasanBasri, dalam Blog resminya mengatakan bahwa Kesenian Rengganis juga tergolong seni dramatari. Nama lainnya adalah kesenian Umarmoyo dan kesenian Praburoro. Semua nama tersebut mengacu pada tokoh-tokoh cerita yang dimainkan. Penampilannya mirip wayang orang. Gamelan Jawa, tata kostum mirip wayang orang. Cerita yang dilakonkan kisah-kisah layang menak, konon gubahan pujangga Demak. Maka ceritanyapun berbau-bau Arab; ada kerajaan Puserbumi (Makkah), Guparman, tokoh Umar Amir, atau Hasan Husen, Abdul Habi, pusaka kasang kertonadi, cemethi jabardas dimana sebelum menggunakan pusaka tersebut harus membaca kalimah sahadat dulu dan lain-lain. Tokoh yang disukai dalam kesenian Rengganis yaitu tokoh Umarmoyo. Pemainnya idealnya harus kecil tapi lincah. Menggunakan penutup dada layaknya Gatutkaca, berkacamata hitam pakai kerincing di kaki seperti tari remo serta nggembol pusaka kasang kertonadi. 

Karena tumbuh di Banyuwangi, maka tata musiknya juga dipengaruhi warna Banyuwangi, terutama pada kendang. Pengaruh Banyuwangi lainnya adalah pada gerakan tariannya, serta tampilan tarian pembuka berupa tari-tarian pitik-pitikan atau ada yang menamai burung garuda. Konon tari ini dilatarbelakangi oleh legenda Panji Ulur dari kerajaan Asta Giri yang hidup di kalangan masyarakat Using Banyuwangi utara.

Pada tahun 70-an kesenian rengganis sangat digemari. Sakarang ini grup kesenian Rengganis tinggal 3 grup. Grup Rengganis Cluring, Sumbersewu dan Tegaldlimo. Ketiganya sudah jarang tanggapan sejak tahun 80-an. Grup Rengganis Cluring yang paling populer, dua tahun ini hanya tampil dua kali. Itupun bukan tanggapan di orang hajatan, tapi ditanggap oleh pariwisata di Gesibu Banyuwangi dan ditanggap oleh rombongan ISI (?) Solo untuk diambil gambarnya. Pak Marwito, pimpinan Rengganis Cluring menuturkan sepinya tanggapan kesenian Rengganis karena masyarakat banyak memiliki pilihan jenis kesenian. Masyarakat sekarang masih menyukai Janger. Tapi pada saatnya Janger juga akan sepi dan diganti oleh kesenian lain. Karena Rengganis sedang sepi Pak Marwito (almarhum) ikut mengurus kesenian Jaranan Buto. Tapi kesenian Rengganis terus ia pelihara. Dan kapanpun ada orang tanggapan, grupnya siap. Karena pemainnya hampir semuanya orang Cluring. Hanya beberapa yang ngebon. Masyarakat Cluring masih menyukai kesenian Rengganis. Buktinya kalau ada latihan di depan rumahnya masyarakat masih senang menyaksikan. Sebenarnya setiap kali tujuhbelasan, inginnya panitia desa mau menampilkan kesenian Rengganis, tapi karena dananya kurang rencana itu tidak terwujud. Pak Marwito yang seorang penjaga SD tidak mungkin nemblongi mbayar anggotanya. Pada bulan suro yang akan datang ini maunya akan ditampilkan untuk selamatan tahunan. Tapi kalau tidak ada dananya cukup selametan saja dengan anggota grupnya. Dulu, setiap bulan Suro selalu ditampilkan di depan rumahnya, sekaligus untuk selametan grup. Sekarang ini ia sedang diajak kerjasama oleh Dinas Pariwisata yang dijanjikan akan ditampilkan secara teratur karena akan dimasukkan ke dalam kalender event pariwisata Banyuwangi.

Di Desa Mangir kecamatan Rogojampi pada tahun 80-an pernah berdiri kesenian Rengganis. Hanya berumur beberapa tahun. Kemudian 2003 berdiri lagi, namun umurnya tidak sampai 2 tahun dan baru kundangan 2 kali sudah bubar lagi. Dalam perbincangan dan guyonan diantara pemain kuntulan di depan rumah saya, kesenian Rengganis diperbincangkan dengan guyonan. Tariannya lucu, tata musiknya tidak dinamis terlalu pelan, katanya. Tokoh Umarmoyo yang berkacamata hitampun menjadi bahan lelucon yang ramai. Pokoknya nampak kesan kesenian Rengganis untuk sekarang ini sudah dianggap ketinggalan jaman. Anak-anak muda sudah tidak ada yang mengenal kesenian ini. Orang-orang tua masih suka mengenang cerita-ceritanya.

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline