Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Upacara Jawa Timur Kediri
Rampog Macan - Kediri - Jawa Timur
- 5 April 2013

 

Ketika tradisi ini masih dilakukan, Harimau Jawa masih sering di jumpai di hutan-hutan pinggir desa. Dan harimau-harimau itu sering mengganggu masyarakat, mereka sering memangsa hewan ternak milik para penduduk bahkan terkadang mereka memangsa manusia. Oleh sebab itu pemerintah menyuruh para petani untuk menangkap harimau-harimau tersebut kalau perlu di bunuh. Dan setiap harimau yang berhasil ditangkap, maka yang menangkapnya akan di beri imbalan 10 sampai 50 gulden, tergantung ukuran harimaunya.
 
Para penduduk mulai menangkapi harimau-harimau untuk tradisi ini sejak Bulan Ruwah atau Bulan Puasa. Para penduduk memasang perangkap dihutan dengan umpan berupa kambing atau anjing. Kemudian harimau-harimau yang berhasil tertangkap dikurung dalam kandang dan menunggu untuk digunakan.
 
Namun kemudian tradisi ini juga disinyalir sebagai salah satu penyebab punah-nya spesies Harimau Jawa, oleh sebab itu tradisi ini kemudian dilarang oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905. Semenjak dilarangnya tradisi ini, perayaan Lebaran tidak lagi se-meriah sebelumnya.
 
Para priyayi bersiap dengan berdandan memakai kampuh dan kuluk menjelang pukul 8. Mereka membawa tikar atau alas duduk masing-masing dan duduk lesehan. Lalu tak lama setelah itu mereka mulai memasuki Paseban atau tempat untuk menghadap para pembesar.  Mereka berjalan ke Paseban dengan diiringi oleh Gendhing Monggang dengan di payungi untuk melindunginya dari terik matahari.  Para priyayi akan diterima oleh bupati di Paseban dengan salam selamat datang. Dan para pembesar dari negeri seberang menyampaikan penghormatannya terhadap bupati. Kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan menuju pendopo.
 
Acara selanjutnya adalah diadakan do’a selamat oleh Penghulu di Masjid. Sebelumnya, telah dibawakan hidangan-hidangan dari pendopo. Setelah itu, para priyayi akan kembali beristirahat dan mengganti pakaian mereka. Kemudian merekamenduduki tempat yang telah disediakan menurut golongan, wilayah, dan pangkat-nya. Sedangkan para tamu dari negeri sebrang menonton dari atas panggung.
 
Selanjutnya, para lurah bersiaga dengan tombaknya masing masing. Membuat barisan dengan jarak 30 cm dan melingkari arena. Membuat hingga 4 -5 lapis barisan. Berjejer mulai dari tombak yang paling pendek di depan hingga yang lebih panjang di belakang. Bupati dengan menunggang kuda mengatur barisannya setelah patih dan para mantri memasuki barisan secara serentak. Setelah barisan rapi, maka Bupati akan menaiki panggung dan menandai dimulainya acara rampogan ini.
 
Tepat pada puku 12, Gandek atau orang yang bertugas untuk melepas harimau diberi isyarat. ORang yang menjadi Gandek adalah Kepala Desa yang paling pemberani menghadapi macan. Setelah memberi penghormatan kepada Bupati, Gandek naik ke atas kerangkeng macan yang berukuran 2 meter kubik yang terbuat dari batang Pohon Aren atau besi. Lalu Gandek menebas pantek bambu yang merupakan segel kerangkeng. Selanjutnya ia pun turun, lalu tali pengikatnyta ditarak dan melepas papan penutupnya sehingga berantakan menimpa harimau yang ada di dalamnya.
 
Harimau yang keluar awalnya terlihat bingung, mungkin karena silau atau pusing karena tertimpa papan kerangkengnya. Para penonton pun mulai bersorak dengan maksud membuat harimau berlari ke arah barisan penombak. Harimau yang berlari ke arah penonton pun menjadi sasaran empuk bagi ratusan tombak yang berbaris. Harimau yang terluka parah kemudian menjadi sasaran bagi ratusan tombak.
 
Terkadang ada juga Harimau yang berhasil lolos. Jika sudah begini, maka para penonton pun berhamburan menyelamatkan diri. Situasi pun menjadi tidak karuan, ada yang kehilangan anak, teman, ada yang sampai kecelakaan, bahkan ada yang sampai menjadi sasaran pencopet.

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU