Ritual
Ritual
Pernikahan Aceh Nagan Raya
Rameune Meukawen
- 28 November 2018
Kabupaten Nagan Raya adalah sebuah kabupaten di Provinsi AcehIndonesia. Ibu kotanya Suka Makmue, yang berjarak sekitar 287 km atau 6 jam perjalanan dari Banda Aceh. Kabupaten ini berdiri berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2002, tanggal 2 Juli 2002 sebagai hasil pemekaran Kabupaten Aceh Barat.
Kata Nagan memiliki kemiripan dengan nama 5 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut, namun secara arti bahasa sampai sejauh ini sama sekali tidak ada dalam kosakata Aceh Pun, belum terketemukan landasan historis, maupun hasil penelitian yang jelas terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul. Sedangkan Raya berarti besar, menunjuk semua kecamatan yang ada di Nagan, kendati di dalam nama kecamatan tersebut tidak tercantum kata "Nagan", misalnya: Beutoeng, salah satu kecamatan. Kabupaten Nagan Raya memiliki luas 3.363,72 km2. (Sumber : Wikipedia) 
Rameune Nagan yang sudah lahir Ratusan tahun lalu masa Keurajeun Nagan (Penggarap Pertama Nagan), menurut cerita Rakyat turun temurun di masyarakat, dalam istilah lisan di Nagan, Rameune tidak berpaku pada tindakan dan sebuah aspek Pemikiran dalam megapai suatu hal yang selama ini beredar di kalangan masyarakat luas, contohnya : Rameune Meukawen  yang lebih mengarah pada adat dalam perkawinan, Istilahnya Rameune di Kabupaten Nagan Raya dapat juga di Sebut Adat dalam kehidupan masyarakat yang telah di warisi turun temurun dari Endatu – endatu Nagan (Nenek Moyang Nagan).
Remeune Meukawen (Adat Perkawinan) tidak menjadi sebuah Rahasia lagi di Nagan Raya, sebuah adat yang tidak pernah di jumpai dari kebudayaan daerah lain. Mencari Dara Baro (Pengantin Wanita) dari keturunan Nagan Raya membuat para kaum adam harus berfikir dua kali untuk meminang, yang saat ini masih berpegang teguh pada pepatah “gadoh aneuk meupat jeurat, gadoh adat hana pat mita” (Hilang anak Masih ada makam, hilang adat tidak tahu di cari kemana) , Proses meminang kaum hawa dari Nagan Raya tidak hanya Mahar,menikah dan resepsi melainkan memiliki proses tahapan adat yang identik terikat serta berkelanjutan. Saat melamar dalam tradisi Nagan keluarga dari mempelai pria harus menyiapkan mahar yang di isi dalam Bate’e meuh (Tempat Sirih bewarna emas) dan di bungkus dengan kain tujuh lembar yang memiliki warna berbeda, selanjutnya di serahkan pada keluarga mempelai wanita. Keluarga mempelai wanita beserta wali ngen Ka’roen ( Pihak ayah dan pihak Ibu) melihat isi bungkusan lalu bermusyawarah untuk memutuskan berapa mahar yang harus di sanggupi oleh pihak keluarga pria, jika keluarga pihak pria menyanggupi berapa permintaan mahar oleh pihak keluarga wanita, kedua keluarga telah sepakat menentukan tanggal akat nikah  serta membuat perjanjian selama bertunangan “meubalek agam jeulameh angoh jikala meubalek inoeng lipat dua” (jika pria tidak jadi emas yang di berikan akan hangus dan jadi milik wanita atau jika pihak wanita tidak jadi emas di kembalikan dua kali lipat). Proses pelaksanaan adat perkawinan Nagan raya setelah akat nikah, satu hari sebelum hari resepsi keluarga kedua belah pihak (dikediaman masiang – masing) melaksanakan tren mano/manoe pucok (memandikan pengantin) yang dilaksanakan di atas pentas dihiasi dengan syair – syair lantunan khas aceh. Pada hari keluarga mempelai wanita meresmikan puteri mereka dari pihak mempelai pria melangsungkan proses “Intat Linto” (antar mempelai pria kerumah memepelai wanita) untuk mengantar linto pihak memepelai pria diberikan syarat membawa Peuneuwo (Bingkasan dan barang – barang keperluan mempelai wanita yang di bungkus berbentuk parsel),Tebu,Bibit Pohon kelapa,Pisang,Kelapa Muda dan Buah – buahan lainya, saat rombangan linto memasuki kawasan rumah dara baro (mempelai wanita) rombangan linto di sambut dengan Silek Geulumbang (Silat khusus untuk menyambut tamu kehormatan) kemudian di berikan tempat duduk bagaikan kursi singgah sana Raja yang di sambut oleh tarian Ranup lampuan, setelah proses penyambutan, kedua belah pihak saling Seumapa (Berbalas pantun). Seumapa adalah acara yang sangat di gemari masyarakat Nagan yang memiliki ciri khas tersendiri, salain beradu kehebatan dalam melempar pantun, terdapat kaidah dalam syair – syair tersebut.Sebelum memasuki rumah dara baro, linto di jemput oleh ketua pemuda sebagai layangan penerimaan menjadi penduduk setempat , di depan pintu masuk ke dalam rumah kedua kaki di cuci dengan air kembang serta di persilahkan menginjak telur dengan syarat tidak boleh pecah dan di masukan dalam saku baju. Malam pertama di rumah Daro Baro saat makan malam Linto di Jamu ala Raja oleh keluarga dara baro dengan tradisi Peuraket (Makanan dan minuman yang di berikan satu meja hidangan untuk satu orang). Proses Antar linto daerah Nagan terdapat beberapa tata cara yang sama di daerah lain. Intat Dara Baro adalah proses yang hampir sama dengan Intat Linto yang mebedakan adalah Proses Intat dara baro di lakukan dari Rumah mempelai Wanita kerumah mempelai Pria. Parsel yang berisi Peuneuwo di kembalikan kerumah linto serta di isi dengan Kue khas aceh seperti Karah,Bungong kaye,Kue Supet,Bho’i dll.
Kabupaten Nagan Raya dalam hal ini memang memiliki keunikan tata cara tersendiri dalam adat perkawinan dan dalam hal ini dapat menjadi sebuah kesimpulan bahwa Rameune Nagan memiliki sisi Positif serta berlawanan dari anggapan masyarakat luar Nagan selama ini yang mevonis tentang Negatifnya Rameune Nagan.
 
Sumber: http://sdnuteunpulo.blogspot.com/2014/08/opini-rameunemeukawen-ala-nagan-raya.html
#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
tes
Alat Musik Alat Musik
Bali

tes

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline