Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Kepercayaan Masyarakat Jawa Timur Kediri
Ramalan Jayabaya

Raja Jayabaya adalah salah seorang raja besar dari Kerajaan Kediri yang berdiri pada tahun 1042-1222 di Jawa Timur. Jayabaya dikenal sebagai raja yang bijaksana dan gemar belajar, sehingga pemerintahan Beliau pun mendatangkan masa kejayaan Kediri pada tahun 1135-1157. Meskipun demikian, Raja Jayabaya ini lebih dikenal karena ramalannya mengenai masa depan Indonesia; ramalan yang dikenal dengan sebutan "Jangka Jayabaya".

Jayabaya diyakini oleh banyak orang Jawa sebagai seorang keturunan langsung dari Pandawa Lima, sosok tersohor dalam agama Hindu. Ayahnya, Gendrayana, diyakini sebagai seorang putra Yudayana, putra dari Parikesit, putra dari Abimanyu, putra dari Arjuna yang adalah saudara ketiga Pandawa Lima, sedangkan Arjuna sendiri merupakan anak dari Dewa Indra. Karena hal inilah, Jayabaya diyakini memiliki kekuatan untuk membaca kejadian masa lalu dan juga masa depan. Adapun beberapa sumber juga meyakini bahwa Jayabaya adalah seorang keturunan dari Dewa Kebijaksanaan, Brahma, atau seorang titisan Wisnu, Dewa Pelindung.

Jayabaya telah sebelumnya meramalkan beberapa kejadian yang sungguh terjadi pada Indonesia. Salah satunya adalah ramalan mengenai kedatangan orang berkulit putih membawa senjata yang dapat membunuh dari jauh. Ramalan tersebut menyatakan bahwa orang berkulit putih ini akan menduduki Indonesia untuk waktu yang cukup lama. Tak hanya sampai di situ, Jayabaya juga meramalkan kedatangan dari orang berkulit kuning yang akan menduduki Indonesia selama seumur jagung. Seperti yang kita ketahui, yang dimaksud dengan kedua kejadian ini adalah kedatangan orang Belanda dan kedatangan orang Jepang.

Maka tak heran bila ramalan Jayabaya mengenai pemimpin negara Indonesia juga menjadi suatu hal yang diperhatikan masyarakat. Ramalannya dengan istilah “Notonegoro”, yang dalam Bahasa Jawa berarti penata negara, telah lama menjadi sebuah sumber perdebatan dalam dunia politik saat ini.

Maksud dari ramalan NOTONEGORO adalah rumusan mengenai raja atau penguasa di negara Indonesia. Penjelasan paling sederhana mengenai ramalan tersebut adalah bahwa pemimpin sejati Indonesia bukanlah raja yang berkuasa, namun seorang pengurus yang menjawab kepada permasalahan rakyatnya.

Karena tidak terdapat penjelasan lebih lanjut, maka sampai saat ini, belum diketahui secara pasti bagaimana cara membaca ramalan tersebut. Meskipun demikian, telah ada beberapa pandangan umum mengenai cara penafsiran ramalan ini.

Pandangan yang pertama dan paling diyakini adalah dengan melihat setiap suku kata dari istilah "Notonegoro" sebagai bagian dari nama para penguasa. Pandangan ini sudah terbukti dengan presiden pertama dan kedua Indonesia, yakni Soekarno dan Soeharto; nama Soekarno mengandung kata "NO" dan nama Soeharto mengandung kata "TO". Cara pandang inilah yang mengakibatkan banyak orang Jawa mengakhiri nama anak-anak mereka dengan "NO" dan "TO". Namun pandangan ini memiliki kelemahan, yaitu  tidak ada nama-nama presiden Indonesia setelahnya yang mengandung bunyi "NE". Terdapat kepercayaan bahwa akhiran "NE" menandakan bahwa Indonesia akan dipimpin oleh seorang presiden yang bukan merupakan seorang keturunan Jawa, melihat bahwa nama orang Jawa identik dengan akhiran huruf O.

Cara penafsiran ini berlanjut hingga presiden keempat dan kelima; pandangan kedua mengatakan bahwa istilah "NOTONEGORO" memiliki makna tersendiri. Karena kedua presiden pertama Indonesia telah menata negara ini dengan baik, maka "NOTO" dapat berarti (me)NATA. Bila demikian, maka untuk presiden keempat dan kelima - GusDur dan Megawati - ramalan tersebut tidak mengangkat nama seseorang, melainkan dari kejadian yaitu GORO yang artinya gara(-gara) atau sengketa.

Namun cara penafsiran seperti ini tidak konsisten dan cenderung lebih bersifat mencocok-cocokkan sendiri dengan ramalan. Maka kembali kepada penafsiran pertama; lantas bagaimana dengan presiden-presiden lain yang namanya tidak sesuai dengan bunyi NOTONEGORO? Jawaban sederhananya, mungkin saja ramalan NOTONEGORO hanya merujuk pada sosok-sosok presiden paling berpengaruh seperti Soekarno dan Soeharto.

Jayabaya juga memiliki ramalan lain yang disebut Ramalan Sang Ratu Adil. Dalam ramalan ini, Jayabaya menuliskan bahwa akan datang saat dimana kendaraan besi akan berjalan tanpa kuda dan kapal dapat menjelajah angkasa -- pada saat inilah akan bangkit seorang pahlawan yang akan membawa Indonesia pada masa kejayaan.

Ratu Adil akan lahir dalam masa kelam, di mana ia akan memulihkan ketertiban, keharmonisan, dan keadilan dunia. Ia akan mengalami masa sulit, penghinaan, dan kemiskinan. Namun masa tersebut akan ia lewati dengan hati yang tulus dan teguh.

Ramalan Sang Ratu Adil menjadi sangat penting bagi Indonesia karena saat-saat ini diyakini sebagai Era Kegelapan, dengan maraknya kesengsaraan di  tengah kehidupan masyarakat. Karena itu, kedatangan Ratu Adil dianggap sudah dekat dan menjadi sumber harapan bagi masyarakat.

Ramalan-ramalan terkadang mengandung makna harafiah, namun terkadang juga mengandung makna tersembunyi yang membutuhkan suatu pemahaman mendalam untuk menjabarkan. Meskipun baik ramalan NOTONEGORO maupun ramalan Sang Ratu Adil tidak memiliki makna yang jelas, namun ramalan-ramalan Jayabaya ini menjadi sangat populer sebab ada secercah harapan yang dituangkan dalamnya bagi masyarakat; harapan mengenai masa depan Indonesia yang jaya dan makmur. Harapan inilah yang menjadi sumber kekuatan masyarakat untuk bertahan dalam menghadapi masa-masa sulit.

 

#OSKMITB2018

 

sources:

https://id.wikipedia.org/wiki/Jayabaya

https://www.merdeka.com/peristiwa/9-ramalan-jayabaya-yang-terbukti-kebenarannya.html

https://www.kompasiana.com/hagemaru_j/55299894f17e61430bd623a9/menafsirkan-ramalan-jayabaya-notonegoro

https://www.mbahmijan.com/mengulik-tafsiran-joyoboyo-tentang-notonegoro/

http://habitanomaly.blogspot.com/2014/12/ramalan-notonegoro-jayabaya-jokowi-tak.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline