Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Lampung Lampung
Raja Di Hulu dan Di Hilir Sungai
- 27 Desember 2018

Tersebutlah kisah, ada dua orang raja yaitu raja di Hulu sungai dan raja di Hilir sungai yang berselisih paham kerena kerbau mereka beranak. Raja di Hulu sungai mempunyai seekor kerbau jantan, sedangakan Raja di Hilir sungai mempunyai seekor kerbau betina.

Kedua kerbau tersebut sama-sama mandi disatu sungai di waktu yang sama. Lama kelamaan kerbau betina  milik Raja di Hilir Sungai bunting dan kemudian melahirkan anak. Peristiwa kerbau tersebut beranak, diketahui oleh Raja di Hulu Sungai . Raja di Hilir Sungai dinamakan juga raja Kedo Agona, merasa pasti bahwa anak kerbau itu adalah miliknya, sedangkan sebaliknya Raja di Hulu Sungai mengaku bahwa anak kerbau itu adalah miliknya. Karena tak mungkin kerbau betina itu akan beranak tanpa kerbau jantan miliknya. Sedangkan di sungai itu tak ada kerbau lain, kecuali kedua kerbau itu. Karena keduanya sama-sama bersikeras mempertahankan pendapatnya dan masing-masing merasa berhak memiliki anak kerbau itu, akhirnya kedua raja itu berperang.

Setelah selesai berperang, maka raja-aja dari daerah lain berkumpul untuk memusyawarahkan dan menentukan siapakah diantara kedua mereka yang benar-benar berhak atas anak kerbau itu. Kedua raja itu bersengketa, meminta pertimbangan kepada Humpu Serunting. Jawab Humpu Serunting, "Saya tidak bisa memutuskannya. Hanya saja saya dapat memberi jalan penyelesaiannya, yaitu kita semua ini ke laut Tungku Tiga. Disana nanti kita berkumpul dan  memeriksa perkara kalian berdua." "Tidak bisa, kalau ke sana," kata kedua raja itu.

Kemudian mereka bermusyawarah, mengumpulkan semua raja-raja. Yang bertindak sebagai jaksa ialah Humpu Serunting tadi. Tuang Pakngapuluh atau seluruh raja-raja yang berkumpul itu, mempertimbangkan dengan bermacam-macam argumentasi mereka masing-masing untuk menentukan yang mana diantara kedua raja yang bersengketa itu yang berhak atas anak kerbau tadi. Mereka mengalami kesulitan dan tidak ada keputusan.

Raja di Hilir Sungai, pemilik kerbau betina menyatakan bahwa, anak kerbau itu adalah miliknya dan sebaliknya Raja di Hulu Sungai berkeras menyatakan bahwa anak kerbau itu adalah miliknya, dengan alasan-alasan tidak akan kerbau betina milik Raja di Hilir Sungai dapat beranak, tanpa ada kerbau jantannya.

Ketika musyawarah mereka sedang hangat, tiba-tiba mereka terkejut oleh suara dari pinggir sesaat tempat mereka musyawarah yang meneriakkan, "Kumpulkan anjing, kumpulkan anjing, kumpulkan anjing!. Merekapun semua menoleh ke arah datangnya suara tadi Ternyata yang berteriak adalah seekor kancil sedang mengejek mereka.

Kancil terus bertanya, "Mengapa tuan-tusan berkumpul di sini? Jawab mereka. "Kami berkumpul di sini karena sedang memusyawarahkan persengketaan antara Raja di Hilir dan Raja di Hulu sungai.

Raja di hulu sungai yang mempunyai kerbau betina. Kedua kerbau itu mandi di Hilir Sungai sama-sama. Lama-kelamaan kerbau betina beranak. Raja di Hilir Sungai merasa kerbau itu adalah miliknya, karena tidak ada kerbau jantan yang beranak. Memang benar. Sebaliknya Raja di Hulu Sungai merasa lebih berhak atas anak kerbau itu, karena katanya mustahil kerbau betina dapat beranak kalau tak ada kerbau jantannya."

Kalau demikian, ada cara menyelesaikannya," kata Kancil. "Bagaimana" kata mereka tak sabar. "Tunggu dalam jangka waktu satu minggu ini., kata Kancil. "Hanya tuan-tuan sekalian harus berjanji, kalau sudah tujuh hari nanti, kumpulkan anjing yang banyak." "Jadi". jawab Humpu Serunting.

Ketika sampai pada hari yang ditentukan, semua mereka berkumpul semua. Tuan Pakngapuluh, Humpu tujuh orang, semuanya berkumpul sesaat semula, untuk mendengarkan janji Kancil yang akan memberikan cara penyelesaian perkara itu. Anjing-anjing telah dikumpulkan mereka semua.

lama mereka menunggu, tetapi si Kancil tak kunjung datang. Kiranya si Kancil sedang mencari air, karena dia ingin mandi. Agak lama Kancil berputar-putar, kemudian bertemu air tempat orang mencelup kain, empat orang merebus sepang. Sang Kancil pun tanpa berpikir panjang langsung terjun ke dalam air sepang itu dan badannya pun menjadi merah karena air sirih pinang itupun digosokkannya ke badannya. Sekarang badan Kancil menjadi merah. Selesai mandi dan menggosokkan badannya dengan air sirih pinang, kancil meneruskan perjalanannya menuju tempat musyawarah.

Berkatalah Humpu Serunting, "Kancil apa halanganmu, begini siang baru sampai? Kami semua sudah lama menunggu kamu" "Hai Humpu Serunting." jawab Kancil. "Kalian tidak tahu kesusahan hamba. Tadi malam hamba tak dapat tidur memikirkan mengapa bapak beranak."  Humpu Serunting terkejut mendengar itu. Kemudian dia marah dan membentak, "kurang ajar kamu Kancil, mana ada laki-laki beranak, sejak kapan laki-laki beranak?" Nah, itulah keputusannya."

Kata Kancil "Laki-laki tak bisa beranak, melainkan perempuanlah yang bisa beranak." "Bagaimana pendapat tuan-tuan sekalian.?" "Tepat," jawab hadirin. Tuan Pakngapuluh serempak menjawab, "tepat!", tak mungkin laki-laki dapat beranak, melainkan perempuanlah yang dapat beranak." "Cukup'" kata Humpu Serunting.

Mendengar keputusan itu, Raja di Hulu Sungai menjadi murka dan berkata. "Kubunuh kamu nanti. Kancil." "Tunggu dulu." Kata kancil. "Hamba jangan dulu dibunuh, sebab hamba sekarang sedang ada yang ditunggu." "Apa yang kau tunggu?" kata Raja di Hulu Sungai. "kalau hamba bohong, silakan tuan Raja menyatakan sendiri apa sebabnya bapak dapat  beranak. Silakan lihat dulu barang yang hamba tunggu." kata Kancil.

Kancil pun berjalan dan Raja di Hulu Sungai mengikutinya. Tiba di suatu tempat, Kancil berkata. "Di situlah tempat bapak beranak”, Kata Kancil. "Kubunuh kamu nanti ! Kamu membohongi saya." Kata Raja di Hulu Sungai. "Jangan, kata Kancil, "Benar itulah tempat bapak beranak. Hanya hamba sekarang disuruh orang menjaga ikat pinggang besar ini." Ikat pinggang apa?" kata Raja di Hulu Sungai. "Ikat pinggang Raja di Hilir Sungai," jawab Kancil. "Mana ikat pinggang itu?" kata Raja di hulu Sungai. Kancil pun menunjuk  ke arah tempat tumpukan ikat pinggang.

Sebenarnya tumpukan itu bukan tumpukan ikat pinggang melainkan tumpukan ular sawah. Melihat ikat pinggang yang mengkilat dan indah itu, Raja di hulu Sungai menjadi terpesona dan berkata,..... "Oh, Kancil, berikan saja pada saya ikat pinggang itu. saya ingin memakainya. Saya sudah salah, lalu tidak memiliki ikat pinggang seindah ini," kata Raja di Hulu Sungai. "Baiklah," kata Kancil. "Silakan tuan mengambilnya dan tinggalkan ikat pinggang tuan. Tetapi jangan dulu diambil, sebelum saya jauh dari sini, karena Raja di Hilir Sungai pasti tahu dan saya akan disiksanya. Kalau nanti tuan Raja akan memakainya, kepala ikat pinggang itu harus dipasang tepat pada pusar tuan." "Ya", kata Raja di Hulu Sungai.

Kancil pun pergi meninggalkan tempat itu dan setelah jauh. Kancil menyaksikan apa yang dikerjakan Raja di Hulu Sungai. Kepala ikat pinggang itu dipasang oleh sang raja dan dipasangnya tepat dipusarnya yang ternyata kiranya mulut ular sawah itu telah menganga untuk mematuk Raja di Hulu Sungai. Sampai dipusarnya, ular itu dengan cepat dan tangkas mematuk pusar Raja di Hulu Sungai dan kemudian melilit pinggangnya dengan erat sekali, sehingga Raja di Hulu Sungai mati seketika.

 

Sumber : Cerita Rakyat (Mite dan Legende) Daerah Lampung, Depdikbud

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana