Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Dongeng Sulawesi Tengah Sulteng
Putri Raja Banggai dan Tanduk Alam
- 3 Agustus 2015

Tanduk Alam adalah seorang penyebar agama yang berasal dari Palembang. Dia dikenal orang yang bijaksana dan berwawasan luas. Untuk menyebarkan ajaran agama, ia berlayar sampai ke Negeri Banggai, Sulawesi Tengah.

Di tempat tinggalnya yang baru ini, ia bekerja sebagai ahli emas. Ia membuat bermacam- macam perhiasan emas dan salah satu pelanggannya adalah Adi Cokro, raja Banggai. Selain membuat perhiasan, Tanduk Alam juga mengajarkan agama dan memberikan nasihat kepada rakyat Banggai. Hal itulah yang membuat Baginda Adi Cokro menyukai Tanduk Alam. Menurutnya, Tanduk Alam membuat kehidupan rakyatnya menjadi Iebih baik.

Suatu hari, Baginda Adi Cokro kebingungan. Putri kesayangannya hilang. Ia segera mengerahkan empat orang basalo atau pembantunya untuk mencari sang putri. Setelah melakukan pencarian selama beberapa hari, para basalo itu melaporkan bahwa putri telah diculik oleh orang-orang Tobelo. Menurut kabar, putri disembunyikan di Pulau Sagu.

Orang-orang Tobelo melakukan itu atas perintah Raja Ternate karena ingin menguasai kerajaan Banggai.

"Pergilah ke Pulau Sagu. Selamatkan putriku," perintah Baginda Adi Cokro kepada keempat basalonya.

Dengan membawa pasukan, keempat basalo itu berlayar ke Pulau Sagu. Terjadi pertempuran hebat antara pasukan Kerajaan Banggai yang dipimpin empat orang Basalo dengan pasukan dari Kerajaan Ternate. Walaupun pasukan Kerajaan Banggai bertempur dengan gagah berani, namun pada akhir pertempuran mereka gagal membebaskan sang Putri.

Pasukan musuh yang ada di Pulau Sagu sangat besar jumlahnya. Keempat basalo dan pasukannya yang masih tersisa kembali ke negeri Banggai untuk menghadap Baginda Adi Cokro.

"Maafkan kami Baginda, jumlah mereka jauh lebih banyak," kata salah seorang basalo. Baginda Adi Cokro duduk termenung dengan wajah sedih, ia sungguh mencemaskan keselamatan putrinya.

Tiba-tiba basalo lain bernama Tano Bonunungan berkata, "Bagaimana jika kita minta pendapat Tanduk Alam? Ia adalah orang yang bijaksana dan cerdas, hamba yakin ia pasti dapat membantu kita."

"Hmm, kau benar juga. Selama ini ia selalu membantu kita memecahkan masalah. Cepat kau panggil dia untuk menghadapku," perintah Baginda Adi Cokro.

Tano Bonunungan segera bergegas menuju kediaman Tanduk Alam.

"Ampun Baginda, hamba siap menerima perintah dari Baginda," kata Tanduk Alam saat menghadap Baginda Adi Cokro.

"Tolong temukan putriku, aku sangat mencemaskannya," keluh Baginda Adi Cokro. "Baiklah Baginda, hamba akan berusaha membantu. Namun sebaiknya hamba tak usah membawa pasukan, karena semakin banyak pasukan akan semakin banyak pula korban yang berjatuhan," jawab Tanduk Alam.

"Jika begitu, kami semua akan menemanimu," sahutTano Bonunungan. Baginda Adi Cokro dan Tanduk Alam setuju.

Keesokan harinya, Tanduk Alam dan keempat basalo berangkat menuju Pulau Sagu. Mereka sudah memutuskan, bahwa hanya Tanduk Alam yang akan memasuki Pulau Sagu. Keempat basalo akan berjaga-jaga di perahu jika seandainya orang-orang Tobelo memergoki Tanduk Alam. Tak terasa, perahu mereka telah tiba di pinggir Pulau Sagu.

"Tanduk Alam, apakah tidak berbahaya jika kau pergi sendiri?" tanya salah seorang basalo. "Bila Tuhan mengizinkan, aku pasti bisa menyelamatkan tuan putri," jawab Tanduk Alam.

Setelah berkata demikian, Tanduk Alam memanjatkan doa. Tiba-tiba, keajaiban terjadi. Tubuh Tanduk Alam menghilang dari perahu. Rupanya Tanduk Alam memiliki kesaktian untuk menghilang. Dengan mudahnya ia melewati orang-orang Tobelo yang menjaga rumah tempat persembunyian putri.

Tanduk Alam memasuki satu kamar. Dilihatnya, Putri sedang tidur. Dengan berbisik, ia membangunkan Putri.

"Putri, bangunlah. Aku diutus oleh Baginda untuk menyelamatkanmu."

Putri mengucek matanya tak percaya, "Bagaimana kau bisa masuk ke sini? Dan bagaimana kita bisa keluar tanpa ketahuan?" bisik sang Putri.

"Percaya saja padaku. Sekarang pejamkan mata dan peganglah tanganku," jawab Tanduk Alam.

Putri menurut saja. Ia memejamkan matanya, sambil menggenggam kedua tangan sang Putri, Tanduk Alam melayangkan doa. Sesaat kemudian, keduanya menghilang dari ruangan itu. Saat Putri membuka mata, mereka sudah berada di atas perahu. Keempat basalo itu terkejut bukan kepalang saat melihat Tanduk Alam dan Putri muncul secara tiba-tiba di samping mereka.

"Ayo Basalo, kita harus segera meninggalkan pulau ini," perintah Tanduk Alam. Keempat basalo itu dengan sigap menuruti perintah Tanduk Alam, mereka segera berlayar kembali ke Negeri Banggai.

Baginda Adi Cokro menyambut kedatangan putrinya dengan suka-cita. Sebagai ucapan terima kasih, ia menawarkan hadiah pada Tanduk Alam.

"Sebutkan saja apa yang kau mau, aku akan mengabulkannya," kata Raja.

"Hamba tidak memiliki keinginan muluk-muluk. Jika Baginda berkenan, hamba membutuhkan sebidang tanah untuk ditanami buah-buahan," jawab Tanduk Alam.

Baginda Adi Cokro terkesan dengan permintaan Tanduk Alam yang sederhana itu. Ia segera memerintahkan prajuritnya untuk membuka lahan yang akan diberikan pada Tanduk Alam.

Beberapa tahun kemudian, lahan pemberian Baginda Adi Cokro telah berubah menjadi kebun buah-buahan yang subur.

Kebun itu tidak hanya membawa manfaat bagi Tanduk Alam sendiri, tapi juga pada orang-orang di sekitarnya. Mereka yang bekerja membantu Tanduk Alam mendapat upah atas jerih payah mereka.

Tanduk Alam juga tak pelit berbagi ilmu berkebun, banyak penduduk yang kemudian sukses menanam di kebun mereka sendiri. Sambil berkebun, Tanduk Alam tetap menyebarkan agama pada penduduk di sekitarnya. Tanduk Alam hidup di negeri Banggai hingga akhir hayatnya.

 

 

Sumber: http://dongengceritarakyat.com/cerita-dongeng-putri-raja-banggai-dan-tanduk-alam/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline