×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam

Puteri Niwerigading

Tanggal 27 Dec 2018 oleh Admin Budaya .

Dahulu di Negeri Alas, termasuk wilayah Nangro Aceh Darusalam, ada seorang raja yang bijaksana dan dicintai rakyatnya. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana, sehari-hari pikiranya dicurahkan untuk memajukan negeri dan kemakmuran rakyatnya.

Namun sayang sang raja tidak mempunyai putera. Mereka sedih, atas nasihat orang pintar raja dan permaisuri kemudian tekun berdoa sambil berpuasa. Beberapa bulan kemudian permaisuri mengandung. Setelah sampai waktunya permaisuri melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Amat Mude.

Belum genap umur Amat Mude, ayahnya meninggal dunia. Karena Amat Mude masih bayi maka adik sang raja atau paman (pakcik) Amat Mude diangkat menjadi raja sementara. Pakcik itu bernama Raja Muda, setelah diangkat menjadi raja ia malah bertindak kejam kepada Amat Mude dan ibunya.
 
Mereka diasingkan ke sebuah hutan terpencil. Raja Muda ingin menguasai sepenuhnya kerajaan yang sesungguhnya menjadi hak Amat Mude. Walau dibuang jauh dari istana, Permaisuri tidak mengeluh, ia terima cobaan berat itu dengan sabar dan tabah. Ia besarkan Amat Mude dengan penuh kasih sayang. Tahun demi tahun berlalu, tak terasa Amat Mude tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan.

Amat Mude suka memancing ikan disungai. Pada suatu hari, permaisuri pergi ke sebuah desa dipinggir hutan untuk menjual ikan, tanpa diduga ia bertemu dengan saudagar kaya. Ternyata ia adalah bekas sahabat suaminya dulu.

"Mengapa tuan putri dan putra mahkota berada ditempat ini?" tanya saudagar itu keheranan.

Permaisuri menceritakan semua kejadian yang menimpanya. Mendengar hal itu, sang saudagar segera mengajak mereka ke rumahnya dan membeli semua ikannya. Setibanya dirumah saudagar itu menyuruh istrinya segera memasak ikan tersebut. Ketika sedang memotong perut ikan, sang istri merasa heran dari perut ikan itu keluar telur ikan yang berupa emas murni. Kemudian, butiran telur emas itu dijual ke pasar oleh istri saudagar. Uangnya ia gunakan untuk membangun rumah permaisuri dan putranya. Sejak itu permaisuri dan Amat Mude telah berubah menjadi orang kaya berkat telur-telur emas dari ikan.

Cerita kekayaan permaisuri dan putranya sampai ke telinga Raja Muda.
 
Pada suatu hari, raja Muda memanggil Amat Mude ke istana. Ia memerintahkan amat mude memetik kelapa gading untuk mengobati penyakit istri Raja Muda, di sebuah pulau yang terletak ditengah laut. Konon, lautan disekitar pulau itu dihuni oleh binatang-binatang buas. Siapapun yang melewati lautan itu pasti celaka. Raja Muda mengancam Amat Mude jika tidak berhasil, ia akan dihukum mati. Tapi Amat Mude tak peduli dengan ancaman itu. Niatnya tulus hendak menolong istri Raja Muda.

Ia pun segera berangkat meninggalkan istana. Setibanya dipantai, ia duduk termenung, tiba-tiba muncul dihadapannya seekor ikan besar bernama Si Lenggang Raye, didampingi oleh Raja Buaya dan seekor Naga besar.

Singkat cerita, Amat Mude telah menemukan pohon kelapa gading dengan bantuan Si Lengga Raye, Raja buaya, dam seekor naga, selanjutnya Amat Mude memanjat pohon. Ketika sedang memetik buah kelapa gading, tiba-tiba terdengar seorang perempuan.

"Siapa pun yang berhasil memetik buah kelapa gading, dia akan jadi suamiku."

 "Siapakah Engkau?" tanya Amat Mude

 "Aku Putri Niwer Gading," jawabnya suara dari bawah pohon kelapa.

Amat Mude cepat-cepat memetik kelapa gading. Setelah turun dari atas pohon kelapa. Alangkah takjubnya Amat Mude melihat kecantikan Putri Niwer Gading. Akhirnya, amat mude mengajak sang putri pulang ke rumahnya untuk dipersunting. Setelah menikah, Amat Mude beserta istri dan ibunya berangkat ke istana untuk menyerahkan buah kelapa gading.
 
 
 
Kedatangan Amat Mude membuat raja muda terheran-heran. Orang yang berhasil melewati rintangan di pulau angker pastilah orang sakti. Ia tidak mau main-main lagi. Kini tidak ada alasan untuk menghukum mati keponakannya itu.

Akhirnya Raja Muda sadar akan kesalahannya. Ia memohon maaf kepada Permaisuri dan Amat Mude. Beberapa kemudian Amat Mude dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas.
Pesan Moral :
"Ketika musibah sedang terjadi diperlukan kesabaran dan ketabahan. Dan dengan bekerja keras kita akan sampai pada perbaikan nasib."
 
 
Sumber: 
  1. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara (Dongeng-Legenda-Fabel-Mitos-Epos) oleh Yudhistira Ikranegara.

 

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...