Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Produk Arsitektur Jawa Timur Surabaya
Pura Agung Segara Surabaya
- 5 Agustus 2018

Tempat peribadatan umat Hindu, yakni pura kurang dapat di temui dibandingkan dengan tempat peribadahan agama-agama lain. Di Surabaya sendiri sebagai ibu kota Jawa Timur memang sulit kita temui tempat peribadatan umat Hindu karena letaknya yang tidak berada di pusat kota. Entah karena alasan filosofis atau memang menjadi sebuah kepatenan, bahwa letak pura selalu berada di dekat aliran air atau di sekitar pegunungan. Pura Segara yang letaknya tidak jauh dari pantai Kenjeran, merupakan salah satu bukti filosofis pemilihan tempat. Pura Segara ini merupakan salah satu pura yang banyak dikunjungi oleh umat Hindu di Surabaya. Walaupun letaknya berada di dalam komplek perumahan angktan laut, tak jarang pada saat hari libur pura ini menjadi penuh sesak oleh umat Hindu yang ingin bersembahyang.

Pura Segara adalah salah satu Pura tempat ibadah umat Hindu di Surabaya. Lokasi Pura Segara sendiri ada di kompleks perumahan TNI AL bersebelahan dengan komplek perumahan Pantai Mentari. Dibangun dan dikelola oleh TNI AL dan diresmikan pada Tahun 1981. Dari sini kita bisa melihat bahwa Akses untuk menuju kesana sangat mudah, selain itu lokasinya juga berdeketan dengan salah satu spot pariwisata yang paling terkenal di Surabaya yaitu pantai kenjeran.

Dari sejarahnya sendiri pembangunan “Pura Segara” ini dimulai pada akhir Januari 1980, setelah keluarnya izin membangun dari Pangdaeral IV, Laksda TNI Gatot Suwardi No. B/15/04/20/9/tanggal 15 Januari 1980 di atas tanah seluas 80 M X 60 M atau seluas 480 m2. Penentuan kosala kosali berdasarkan petunjuk dari Ratu Ida Pedanda Putra Telaga dari Griya Banjarangkan Klungkung, Bali. Areal pura terdiri dari 3 (tiga) mandala  yaitu Utama Mandala terdapat Padmasana, Bale Pemiosan, Pengrurah. Madya Mandala terdapat apit surang, Kori Rong Tiga dan Bale kulkul. Bangunan dibuat dari bahan cetakan oleh tukang yang didatangkan dari desa Kapal, Badung, Bali. Sedangkan di Nista Mandala yakni areal terluar ada sejumlah bangunan yang berfungsi sebagai gedung pasraman, gedung sekretariat PHDI, dan balai pesandekan. Pada 17 Juli 1981 pura ini dipelaspas dan diresmikan oleh Pangdaeral IV Surabaya, Bapak Laksda Gatot Suwardi. Pada awalnya pura ini diperuntukkan bagi warga Hindu yang bertempat tinggal di kompleks TNI AL Kenjeran dan sekitarnya (saat itu sekira 21 KK). Dalam perkembangannya, umat yang kemudian menjadi penyungsung pura hingga saat ini hampir 100 KK.

Karena Pura ini berdekatan dengan lokasi kampus ITS Surabaya maka Pura ini sering kali digunakan untuk aktifitas kemahasiswaan bagian kerohanian agama hindu, seperti pembekalan mahasiswa baru ITS. Pura ini juga sering kali digunakan sebagai diskusi-diskusi keagamaan oleh kelompok-kelompok generasi muda Hindu untuk lebih mendalami arti kedamaian sesungguhnya di dalam agama Hindu. Pura ini juga terletak diseputaran pantai Kenjeran sehingga demikian Pura ini diberi nama Segara (segare dalam bahasa Bali berarti laut, air).

Pura Segara Kenjeran memiliki suasana sangat sejuk dan cukup ramai. Tempat ini juga memiliki berbagai acara yang cukup terkenal bagi masyarakat Surabaya misalnya acara Ogoh-Ogoh, Metatah/Metandes (potong gigi), maupun berbagai pelestarian budaya seperti pembelajaran tari tari tradisional dan gamelan. Para wisatawan juga disuguhi berbagai fasilitas dan tempat bermain bagi anak-anak agar sebisa mungkiin bisa merasa nyaman. Berbagai cara diupayakan dari masyarakat dan pihak pengelola untuk melestarikan dan membuat wisatawan lebih tertarik dengan kebudayaan tradisional. Karena di Surabaya sendiri tempat ini pamornya kurang terkenal dan masih kalah dengan berbagai tempat wisata dan liburan yang lebih modern di Surabaya misalnya saja pantai Kenjeran yang terletak tidak jauh dari Pura tersebut.

Pada kesempatan kali ini kami ingin menceritakan bagaimana perjuangan para pengurus serta masyarakat beragama hindu di Surabaya dalam melestarikan budaya di tengah kota Surabaya. Padahal Surabaya notabenya adalah kota terbesar kedua di Indonesia dan merupakan kota metropolitan.

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline